Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rM0R8YyQIE4 |
Semakin marak aplikasi yang menggunakan video seperti smule, bigo, dan sebagainya, membuat hati saya miris menyadari bahwa sangat banyak perempuan Indonesia yang tidak menghargai dirinya sendiri.
Beberapa pengguna smule tidak memanfaatkan untuk memamerkan bakat menyanyi mereka melainkan untuk menampilkan kemolekan tubuhnya.
Dengan pakaian yang sangat minim, ia bukan sibuk bernyanyi melainkan berjoget tidak karuan, bahkan terkadang sengaja memperlihatkan bagian intim tubuhnya.
Bukan salah aplikasinya, melainkan salah user nya dan membuat nama smule buruk di telinga beberapa orang yang tidak pernah terjun langsung di dalamnya. Bahkan ketika saya menceritakan mengenai smule kepada orang tua teman sekolah anak saya, ia tahunya bahwa smule itu aplikasi negatif.
Saya juga pernah baca komentar beberapa netizen perihal seorang user yang join oc nya user lain sambil berhubungan badan dengan pacarnya. Sebagian mengatakan, "Yang satu juga aneh, sudah tahu orang itu lagi gituan kok terus saja menyanyi."
Bagi orang yang awam dengan smule, bisa saja merasa bahwa kejadian si 'user nakal' tadi sudah biasa, sehingga tidak membuat user lainnya merasa heran lagi.
Padahal user yang oc (open collab) tentu saja tidak tahu kelak yang join pada lagu yang ia nyanyikan adalah siapa.
Saya sendiri pengguna smule dan sangat menyukai aplikasi ini karena untuk bernyanyi tidak perlu lagi pergi ke rumah karaoke keluarga, hanya dari rumah sudah bisa duet bernyanyi dengan kawan di seluruh dunia, bahkan artis.
Membantu ibu-ibu seperti saya jauh dari baby blues syndrom karena bisa sedikit refreshing di tengah menumpuknya pekerjaan rumah tangga.
Baru-baru ini saya download aplikasi bigo di Ipad saya, kebetulan saya penggemar hal-hal yang baru.
Begitu saya melihat beberapa perempuan yang saat itu sedang live, berhubung masih awam, pikiran saya langsung tertuju ke arah yang negatif, yaitu; selain para wanita itu 'mungkin' sedang cari jodoh, bisa jadi juga sedang menawarkan dirinya (prostitusi online).
Bukan tanpa alasan saya mengatakan seperti itu, para wanita muda nan seksi itu seperti sangat terbiasa dengan komentar-komentar negatif para pria yang ditujukan padanya.
"Boleh remas?"
"Buka dikit mba."
"Kameranya arahkan ke dada."
"Pecun, lacur."
"Sange ya mba?"
Ia tidak marah, tetap tersenyum dengan manis dan menyapa semua pria yang sedang melihatnya, bahkan ada yang dengan sengaja langsung mengarahkan kamera ke dadanya sesuai permintaan sang pria. Sungguh miris menyaksikannya.
Beberapa pengguna yang smart menggunakan bigo untuk memberi tips seputar make up, ada juga yang sedang menceritakan perjalanan mereka, dan sebagainya, namun tidak banyak.
Kebanyakan pengguna justru perempuan muda yang cantik dan dianugerahi tubuh yang indah, tapi sayang tidak menghargai dirinya sendiri, hanya live streaming untuk ketawa sambil memamerkan bagian tubuhnya yang terbuka. Bukan kesal, tetapi justru saya kasihan melihatnya.
Saya sendiri menggunakan jilbab, dan beberapa wanita yang juga mengenakan jilbab seperti saya, kemudian mencoba live streaming, terkesan lebih dihargai oleh para pengunjung, tidak ada komentar (chat) negatif yang masuk.
Jadi para wanita, hargai dirimu sendiri, maka orang lain pasti menghargaimu. Orang segan terhadap kita kan tergantung cara kita memposisikan diri. Kalau kamu sendiri memposisikan dirimu sebagai wanita murahan, bagaimana lelaki bisa menganggapmu mahal untuk dipinang (dihalalkan)?
-marga Tang-