Bombon Asam Annisa Tang

Ketika seorang anak lahir ke dunia ini, ia membawa potensi tak terbatas yang menanti untuk ditemukan dan dikembangkan. Dalam perjalanan menuju kecerdasan dan kebijaksanaan, ada dua kekuatan besar yang menjadi penuntun utama, yaitu teknologi dan dukungan orang tua. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana peran keduanya saling melengkapi dalam membentuk masa depan cerah anak-anak kita.

Sebuah Pintu Menuju Dunia Pengetahuan

Di zaman di mana teknologi merajai hampir setiap aspek kehidupan, pendidikan anak tidak bisa lepas dari dampaknya. Teknologi membuka pintu menuju dunia pengetahuan dengan cara yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Dari aplikasi pembelajaran interaktif hingga platform daring yang menyajikan informasi dalam sekejap, teknologi telah merevolusi cara anak-anak belajar.

Ilustrasi teknologi menguasai dunia. Desain Gambar: Pribadi

Akses Tanpa Batas

Teknologi memungkinkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Dengan algoritma cerdas, platform pembelajaran digital dapat menyesuaikan konten dan tingkat kesulitan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing anak. Ini membantu anak-anak untuk belajar dalam tempo dan gaya mereka sendiri, tanpa merasa tertekan.

Pilar Utama Keberhasilan Anak

Namun, teknologi bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi pendidikan anak. Dukungan orang tua memainkan peran yang tak ternilai dalam membentuk kecerdasan dan keterampilan anak-anak mereka. Ketika orang tua aktif terlibat dalam kehidupan pendidikan anak-anak, mereka memberikan fondasi yang kokoh untuk kesuksesan masa depan mereka.

Orang tua adalah support system bagi anak-anak. Sumber Foto: Pribadi

Mendorong Minat

Orang tua adalah model peran utama bagi anak-anak mereka. Sikap, nilai-nilai, dan perilaku orang tua secara langsung memengaruhi perkembangan anak-anak. Oleh karena itu, dengan menjadi teladan yang baik, orang tua membantu membentuk karakter dan etika anak-anak mereka.

Bersama Menuju Masa Depan yang Cerah

Dalam dunia yang terus berkembang ini, anak-anak membutuhkan bimbingan yang komprehensif dari teknologi dan orang tua mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Teknologi memberikan akses ke pengetahuan dan pembelajaran yang tak terbatas, sementara dukungan orang tua memberikan fondasi emosional dan moral yang kuat.

Untuk itu, Kumon sebagai wadah pendidikan yang berdiri berdasarkan kisah cinta kasih atau kepedulian seorang ayah akan masa depan pendidikan anaknya, kini menghadirkan Kumon Connect.

Kumon Connect

Tentu kita sudah tidak asing ketika mendengar nama Kumon, sebuah tempat bimbel matematika anak dan les Bahasa Inggris anak yang sudah tersebar di lebih dari 60 negara dan wilayah di seluruh dunia ini.

Awalnya Kumon hanya menyediakan layanan pendidikan secara offline saja, tapi sejak Indonesia, bahkan dunia memasuki era new normal karena pandemi yang sempat melanda, Kumon mulai mengambil alih perannya sebagai wadah penyambung pendidikan dengan anak-anak melalui media online alias secara jarak jauh.

Lembaga pendidikan ini pun memperkenalkan Kumon Digital dimana anak-anak bisa mendapatkan les matematika online dan kursus Bahasa Inggris online sehingga waktu dan tempat belajar menjadi lebih fleksibel.

Melalui program mereka yang bernama Kumon Connect, dunia pendidikan Kumon era digital pun dapat dilaksanakan.

Ilustrasi anak-anak belajar melalui Kumon Connect. Desain Gambar: Pribadi

Kumon Connect adalah cara terbaru belajar Kumon secara digital yang bertujuan agar anak-anak dapat menjalin kedekatan dengan orang tua dan pembimbing kumon melalui jalur komunikasi yang intens serta hubungan personal yang erat.

Metode Hybrid yang digunakan oleh Kumon Connect membuat anak-anak bisa belajar dan melihat langsung hasil belajar mereka dari satu device.

Anak-anak tinggal membuka tablet mereka, kemudian menulis dengan stylus pen, tidak jauh berbeda dengan ketika mereka mengerjakan lembar kerja kumon dengan pensil.

Kemudian Pembimbing Kumon dapat memantau kemajuan belajar harian siswa dan memberikan feedback untuk memotivasi atau mendukung siswanya. Orang tua juga dapat meninjau catatan belajar anak-anak mereka kapan saja dan senantiasa terhubung dengan Pembimbing untuk mendukung proses belajar anak-anak mereka.

Sesuai motto Kumon Connect, yaitu bisa diakses 'any time, any where', anak-anak pun siap menghadapi masa depan dengan mendapatkan pendidikan terbaik dengan cara yang sederhana.

Ilustrasi teknologi dan orang tua kolaborasi memberi dukungan pendidikan anak terbaik demi menuju masa depan cemerlang. Desain Gambar: Pribadi

Di antara gemerlap lampu Bollywood, ada beberapa film yang tidak hanya memukau mata tetapi juga merasuk ke dalam jiwa. Mereka bukan sekadar kisah biasa, tetapi serangkaian pengalaman emosional yang mengguncang hati dan memperdalam makna kehidupan.

Cover-cover Film India. Sumber Foto: Ist.

Sebagai seorang pecinta film India, aku telah jatuh cinta pada beberapa karya yang menyentuh, di antaranya adalah "Kuch Kuch Hota Hai", "Chori Chori Chupke Chupke", dan "Dil Hai Tumhaara". Mari kita telaah sedikit tentang keindahan dan kekuatan emosional dari film-film ini.

1. Kuch Kuch Hota Hai: Persahabatan, Cinta, dan Kehilangan

Dalam film yang disutradarai oleh Karan Johar ini, kita dihadapkan pada lika-liku persahabatan antara Rahul, Anjali, dan Tina. Kisah cinta yang berbunga-bunga di masa muda, diikuti dengan kehilangan yang mendalam, mengajarkan kita tentang arti sejati dari cinta dan pengorbanan.

Yang membuat aku terharu adalah ketika Anjali mengorbankan cintanya untuk kebahagiaan Rahul dan Tina, menunjukkan bahwa cinta sejati bukanlah tentang memiliki, tetapi tentang melepaskan.

Kalau sekarang, aku mungkin saja melihat sosok Rahul sebagai pria yang Red Flag bagi Anjali, karena dulu Anjali cinta setengah mati dengan dia, eh dianya malah menikahi Tina. Nah setelah Tina tiada dan Anjali baru akan menikah, dia malah muncul kembali dalam kehidupan Anjali membuat Anjali galau dan tidak jadi menikah dengan tunangannya, malah balik ke Rahul. Kemana aja dulu kau, Rahul??? Heheheee ...

Tapi entah mengapa, waktu film Kuch Kuch Hota Hai itu tayang dan masih hits, aku justru bersimpati kepadaa Rahul dimana ketika dia sudah mulai merasakan getaran cinta kepada Anjali, justru Anjali sudah nyaris menjadi milik orang lain. Begitupun dengan Anjali yang masih mencintai Rahul, namun sudah telanjur ada perjanjian untuk menikah dengan orang lain.

Yang jelas sih, aku yang sama sekali bukan penyuka film India ini, mendadak jadi suka film India, tapi yang genrenya keluarga dan melow-melow. India memang top deh kalau persoalan membuat orang menangis melalui layar kaca.

2. Chori Chori Chupke Chupke: Cinta, Pengorbanan, dan Keberanian

Selang dua setengah tahun Kuch Kuch Hota Hai rilis, film India berikutnya yang berjudul Chori Chori Cupke Cupke juga rilis, membuat aku sangat tersentuh, dimana film ini dibintangi oleh Pretty Zinta, Rani Mukherjee, dan Slman Khan.

Kisah ini bercerita tentang wanita pelacur bernama Madhu yang diperankan oleh Pretty Zinta, diminta untuk menjadi ibu biologis dari pasangan Raj dan Priya yang tidak memiliki anak.

Madhu yang pada akhirnya berhasil hamil anak dari Raj dimana sesuai perjanjian bahwa anak itu akan menjadi milik Priya dan Raj setelah lahir mendadak menyadari cintanya paadaa Raj dan tidak rela memberikan bayi itu. Sampai akhirnya Madhu harus melahirkan dalam kondisi darurat, dan keadaaan harus memilih antara menyelamatkan Madhu atau bayinya, Priya justru meminta dokter untuk menyelamatkan Madhu sehingga Madhu menjadi sangat tersentuh.

Hal itu membuat hati Madhu terbuka dan berusaha untuk merelakan bayinya kemudian diadopsi oleh pasangan Raj dan Madhu, sesuai perjanjian awal. Bahkan dia pergi keluar negeri untuk memulai hidupnya dengan lebih baik.

Dalam film yang penuh dengan keberanian dan pengorbanan ini, kita dihadapkan pada kisah cinta yang melampaui batas-batas konvensional.

Seorang suami yang rela melakukan segala cara demi kebahagiaan istrinya, bahkan jika itu berarti melanggar norma-norma sosial, adalah sesuatu yang sangat menyentuh.

Ketika cinta mengatasi segalanya, itu adalah pengingat yang kuat bahwa keberanian dan pengorbanan adalah pondasi dari hubungan yang kokoh.

3. Dil Hai Tumhaara

Kisah lain film India yang menyentuh hatiku rilis pada tahun 2002, setahun setelah Chori Chori Cupke Cupke rilis, yaitu Dil Hai Tumhara.

Film tersebut dibintangi oleh Pretty Zinta juga. Pokoknya sejak perdana melihat penampilan Pretty Zinta maupun Kajol (pemeran Anjali di Kuch Kuch Hota Hai), aku sudah suka banget dengan mereka berdua, jadi kalau cari film India ya yang dibintangi oleh mereka saja.

Nah, Dil Hai Tumharaa ini kisahnya lebih mellow lagi dimana si tokoh utama perempuan yang bernama Shalu ini, selalu sedih karena merasa tidak disayang oleh sang ibu. Setiap melihat dia, ibunya selalu jutek, sinis atau marah. Sikap ibunya sangat berbeda kepada kakak perempuannya yang bernama Nimmi (diperankan oleh Mahima Chaundhry).

Tak pernah sekalipun sang ibu bersikap manis padanya. Hatinya bertanya-tanya, dia sangat sedih, namun berusaha menutupi dengan sikap cerianya. Padahal dia sangat sayang dan berbakti pada ibunya.

Sampai pada akhirnya dia mengetahui kenyataan bahwa dirinya adalah anak haram yang dilahirkan oleh ibu yang sudah merenggut kebahagiaan seseorang yang kini justru dia panggil sebagai ibu. Ibunya adalah selingkuhan ayahnya Nimmi, dengan kata lain Shalu dan Nimmi adalah saudara tiri beda ibu.

Ayah mereka tewas bersama ibunda Shalu dan sebelum meninggal ayahnya justru menitipkan dia kepada ibunya Nimmi. Namun kenyaataan tersebut tetap tak menghalangi rasa bakti Shalu kepada ibunya, sampai akhirnya perjuangan Shalu untuk mendapatkan cinta ibunya pun tak sia-sia.

Ini benar-benar film yang sangat menguras air mataku. Sedih banget, ceritanya unik, dimana justru si anak haram adalah anak yang sangat berbakti, sementara si ibu yang korban perselingkuhan ayah mereka ini justru menjadi sosok antagonis bagi Shalu.

Belum lagi kisah percintaan segitiga antara Shalu, Nimmi, dan Dev, dimana Shalu dan Dev saling mencintai, namun sempat terhalang oleh restu Sarita, ibunya, karena Sarita menganggap bahwa Dev adalah milik anak kandungnya (Nimmi), sementara Shalu keturunan ibu kandungnya yang suka merebut laki orang.

Melalui film-film seperti "Kuch Kuch Hota Hai", "Chori Chori Chupke Chupke", dan "Dil Hai Tumhaara", sinema India tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi dan menggetarkan hati.

Mereka tidak hanya sekadar hiburan, tetapi cermin dari kehidupan itu sendiri - dengan semua kegembiraan, kesedihan, dan perjuangan yang terkandung di dalamnya.

Sebagai penggemar film yang menyentuh, aku bersyukur telah memiliki kesempatan untuk merasakan keindahan dan kekuatan emosional dari karya-karya ini. Dan aku yakin, melalui perjalanan emosional ini, kita semua dapat menemukan lebih banyak arti dalam hidup dan cinta.

Buat kalian yang juga penggemar Film India, coba diintip saja Blogger Buton Tengah yang sering membahas soal Film India.