Sumber Foto: Koleksi Pribadi |
Hanya goresan pena penyampai kata hati... Cinta tanpa batas yang bersemayam dalam kalbu... Tak butuh kembali, hanya berharap kau tahu.
Aku mungkin bukan ibu yang sempurna, dengan berjuta kelemahan yang melekat dalam diri, tapi rasa yang tak kasat ini berharap teraba olehmu.
Aku tak pandai menggendongmu ...
Memandikan ketika kau masih merah pun bukan keahlianku ...
Dapurku tak bisa jadi restoranmu, aku bukanlah koki yang handal untuk memanjakan lidahmu.
Modalku kosong menjabat sebagai ibu.
Tak memiliki daya upaya, tak punya keterampilan khusus.
Air mata saja yang bisa kuberikan, untuk menangis ketika sakit atau dukamu, untuk terharu dalam sukamu. Penambah bukti kelemahanku, seorang ibu yang cengeng.
Satu-satunya kelebihanku adalah surga di telapak kakiku, dimana setiap ibu juga memilikinya.
Tak teristimewa, tapi kuharap tidak bagimu.
Karena ketika satu persatu orang pergi dari sisimu seiring bertumbuhnya usia, aku tetap di sini, berjalan di sampingmu.
Meski kelak ragaku menghilang dari hadapmu, jiwaku tetap bersamamu.
Kasih yang terjalin melalui plasenta, tak akan pudar seiring waktu, bagiku.
Senyumku takkan pernah berubah sejak pertama kau membuka mata dan melihatku. Senyum pertamamu untukku adalah yang tak terlupa sepanjang hidup.
Saat mereka mencintaimu hanya ketika kau masih berupa bayi yang lucu dan menggemaskan, aku menyayangimu bahkan jika kau sudah tidak lucu lagi.
Teruntukmu anak-anakku,
Dari ibumu dengan uraian air mata.