Hari Jadi Kota Balikpapan ke-124 adalah Waktunya Mengkaji Wisata Kota. Sumber Foto: Milik Pribadi |
Menyusuri relung ingatan pada Hari Jadi Kota Balikpapan ke-124 yang jatuh pada tanggal 10 Februari 2021, membuat saya terbawa akan 2 tahun lalu dimana setiap warga kota masih bebas bergaul dan bercengkerama di manapun mereka berada.
Tapi sejak awal tahun lalu, masyarakat sudah harus membiasakan diri dengan kondisi New Normal, antara individu satu dan lainnya saling menjaga jarak, tidak dapat bernafas dengan bebas, tidak dapat berbicara dengan bebas, dan harus membatasi berpergian keluar rumah.
Pendidikan pun jalan di tempat, Perdagangan loyo, Perhotelan dan Pariwisata lesu, sehingga Ekonomi merosot, merupakan beberapa dampak Pandemi yang bukan hanya dirasakan oleh setiap individu, setiap pebisnis dan swasta, tetapi juga oleh negara.
Di kalangan masyarakat umum, orang tua menjadi jenuh, anak-anak pun mulai protes.
Suatu hari anak sulung saya berkata, "Mami, Aisyah benci sama Corona. Corona membuat Aisyah susah."
Saya cukup terkejut dengan pernyataannya. Di telinga saya, hal itu cukup kritis diucapkan oleh anak yang masih berusia 6 Tahun.
"Susah kenapa Aisyah?" Tanya saya sambil membelai lembut rambutnya yang panjang sebatas bahu itu.
"Gara-gara Corona, Mami suruh Aisyah di rumah saja. Aisyah nda bisa main dengan teman. Aisyah bosan! Aisyah mau main di Mall!" Bibir mungilnya yang manyun membuat saya bertambah gemas, sehingga saya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil.
Speechless! Dia memang tipikal yang tak canggung dalam mengungkapkan unek-uneknya.
Siapa yang tak benci dengan virus yang satu itu? Tapi syukur-syukur kita hanya diberi dampak jenuh bukan? Kita hanya diminta berjuang melawan Pandemi dengan cara menjalankan kebiasaan baik. Sementara sebagian dari kita malah kehilangan pekerjaan, bahkan beberapa warga telah tumbang karena tak sanggup melawan virus yang telah telanjur menempel di tubuhnya, dan sebagiannya lagi masih dalam pergelutan untuk melawan sakit yang didera akibat serangan covid-19 tersebut.
Anak-anak memang menjadi ketergantungan gadget selama di rumah. Sebagian darinya merasa tidak maksimal dalam menerima pembelajaran, sehingga pikirannya hanya tertuju pada permainan yang ada di ponsel. Sementara para orang tua yang merasa stres karena belum terbiasa menjalankan situasi yang baru ini, melampiaskan kekesalannya pada anak-anak mereka.
Hanya ada satu jalan jika ingin situasi ini kembali seperti dulu lagi, Kawan, patuhilah Protokol Kesehatan dan tetap konsisten menggunakan masker saat berada di luar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain.
Untuk saat ini, kita yang hanya mendapatkan efek jenuh, bersabarlah dahulu. Tetap menjadi individu yang menyenangkan bagi diri kita sendiri, dan bagi orang-orang di sekitar kita. Jangan melampiaskan kekesalanmu pada orang lain, apalagi pada anak-anak yang merupakan korban sesungguhnya dari situasi ini. Ijinkan mereka hanya menjadi korban dari kondisi yang tidak kondusif di luar rumah, namun biarkan mereka berada dalam lingkup yang menyenangkan di dalam rumah.
Hari Jadi Kota Balikpapan ke-124 Meniupkan Kerinduanku Tentang Wisata Kota
Baiklah, mari kita lupakan sejenak mengenai Pandemi yang meresahkan itu, namun kita kenang kembali tentang kota ini di masa yang lalu.
Sebelum Pandemi terjadi, saya merupakan salah satu warga kota yang cukup beruntung dapat diundang secara khusus bersama dengan komunitas saya untuk berkeliling Kota Balikpapan menggunakan Bis khusus Pariwisata yang baru saja di-launching oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar).
Balikpapan City Tour Bus tersebut merupakan sumbangsih untuk negeri dari Bank Kaltimtara yang diserahkan pada saat Hari Jadi Kota Balikpapan ke-123, dan kemudian dikelola oleh Disporapar untuk dapat dipergunakan secara berkelompok dalam melakukan wisata kota.
Balikpapan City Tour Bus. Foto: Koleksi Pribadi |
Sebenarnya menurut saya pribadi, sebelum Pandemi, Pariwisata di Kota Balikpapan bisa dibilang lesu juga, sehingga situasi yang ada saat ini hanya sebagai pelengkap penderita saja.
Ketika kami berkunjung ke masing-masing objek wisata yang masuk dalam daftar perjalanan saat itu, hanya ada satu-dua pengunjung yang kami temui. Bahkan ada beberapa destinasi yang sepi sama sekali pengunjung, walau bisa dimaklumi karena promosinya kurang di-gojlok. Tapi mau di-push promote pun, agak bingung, karena kebetulan kondisinya belum terkelola dengan baik.
Memang kalau melihat dari warga kotanya sendiri, kebanyakan Masyarakat Kota Balikpapan merupakan pedagang, bisa dibuktikan dari banyaknya pusat pertokoan, mulai dari mall-nya, deretan ruko yang hampir ada di setiap sudut kota dan jarang kosong, serta hampir setiap saat terdengar ada restoran atau warung makan baru yang muka.
Sementara pengunjung dari luar kota, datang ke Balikpapan biasanya untuk tujuan bisnis, karena memang Balikpapan bukan termasuk salah satu daerah destinasi wisata yang ada di Indonesia, melainkan Kota Industri.
Namun tak menjadi masalah, karena berdasarkan WTO (World Tourim Organization), banyak definisi dari Wisatawan, antara lain:
1. Pengunjung/Visitors
Setiap pengunjung yang berkunjung ke negara lain atau bisa juga dikatakan ke daerah lain, meski untuk tinggal dan menetap untuk bekerja di negara itu.
2. Turis/Tourist
Berkunjung ke negara lain khusus dalam rangka memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga. Bisa juga mereka yang berkunjung untuk melakukan perjalanan bisnis.
3. Darmawisata (Excursionist)
Pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya, termasuk orang yang sedang berpesiar (berada di atas kapal saja untuk plesiran, bukan untuk mampir turun ke pelabuhan secara legal).
Sedangkan di Indonesia, pengertian wisatawan tercantum dalam Instruksi Presiden RI No 9 Tahun 1969 yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain, dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu.
Setiap Orang Memiliki Caranya Untuk Menunjukkan Rasa Cinta
Sesungguhnya, saat Pandemi adalah waktunya kita berbenah, dengan harapan kelak setelah wabah ini berlalu, Pariwisata Kota Balikpapan bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Mempersiapkan Wisata yang ada di Kota agar menjadi salah satu tujuan wisata bagi turis lokal maupun turis asing.
Dari sisi saya sebagai Warga Kota, cara saya berbenah adalah melalui memberikan pandangan saya tentang Pariwisata di Kota Balikpapan. Ini adalah salah satu wujud cinta saya dan peduli akan keberlangsungan Pariwisata yang tentunya kelak dapat meningkatkan ekonomi keberlanjutan untuk negeri, khususnya Kota Balikpapan.
Pernah saya dengar selentingan kalimat dari kerabat saya sendiri, "Kalau mau liburan ya keluar kota atau keluar negeri. Di Balikpapan nda ada yang bisa dilihat."
Padahal, ketika mereka berkunjung ke Bali, mereka duduk di pantai, sekedar berselfie ria memperlihatkan kondisi ombak berdesir menggerus pasir di tepian pantai, dimana di Balikpapan pun sepanjang kotanya kita bisa melihat pantai dan laut juga.
Yang berbeda hanya pada pengunjung yang datang. Hampir jarang ditemui di Pantai Kota, wisatawan berambut blonde. Kalaupun adanya pengunjung, biasanya hanya warga kotanya sendiri yang melakukan plesiran di waktu senggang, atau rombongan wisatawan domestik dari luar kota yang masih dalam lingkup Kalimantan Timur juga, seperti bis wisata dari Samarinda yang khusus datang, itupun tidak rutin selalu ada karena sepertinya bis tersebut hanya disewa oleh komunitas (pribadi) dengan permintaan untuk melakukan perjalanan di Kota Balikpapan. Bukan khusus travel bus oleh Travel Agent yang rutin melayani Tur Wisata Kota Samarinda - Balikpapan.
Apa ya yang kurang dari Pariwisata di Kota Balikpapan?
Kalau ditelisik lebih jauh, sebenarnya apa sih yang tidak ada di Kota Balikpapan ini? Hutan ada, sungai ya ada dong, kebun raya ada, pantai tentu ada, gunung pun juga ada, mall, pusat perbelanjaan, pasar mulai tradisional sampai modern, rumah makan dan restoran menjamur, bahkan hotel dari tak berbintang sampai bintang 5 dan hunian susun (apartment) mulai yang biasa sampai yang mewah juga ada.
Jadi kalau bertanya pada saya tentang kekurangan dari kota tercinta ini, maka jawaban saya adalah tidak ada. Bahkan rasa aman dan nyaman bisa kalian temui di sini, oleh karena itu Balikpapan memiliki slogannya sendiri yaitu BERIMAN yang berasal dari singkatan Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman.
Pada tahun 2014, Kota Balikpapan dinyatakan sebagai kota yang paling layak huni, berdasarkan survey Indonesian The Most Liveable City Index yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP). Kemudian Kota Balikpapan dinobatkan sebagai The World's Most Loveable Sustainable City Tahun 2015 oleh World Widelife Fund (WWF).
Boleh ya saya jabarkan di sini. Semoga tak menjemukan bagi pembaca sekalian meski sedikit panjang, melainkan semakin termotivasi buat baca dan mendapatkan manfaat darinya. Wisata Kota apa saja ya yang ada di Kota Balikpapan?
Hmm, di bawah ini ada beberapa wisata kota yang layak kalian kunjungi jika mampir ke Kota Balikpapan, antara lain:
1. Wisata Hutan dan Sungai
- Hutan Mangrove Margasari Kampoeng Baroe
- Hutan Mangrove Margomulyo
- Hutan Lindung Sungai Wain
- Mangrove Center Balikpapan
- Hutan Kota Pendidikan Telaga Sari
Hutan Kota Pendidikan Telagasari. Sumber Foto: hutankotapendidikantelagasari.wordpress.com |
2. Kebun Raya Balikpapan
Kebun Raya Balikpapan. Sumber Foto: Koleksi Pribadi. |
3. Wisata Pantai
- Pantai Lamaru
- Pantai Manggar Segara Sari
Pantai Manggar. Sumber Foto: Koleksi Pribadi |
- Pantai Kemala, Pantai Kilang, Pantai Monpera
- Pantai Melawai
4. Wisata Gunung
5. Wisata Budaya
6. Penangkaran Buaya
7. Wisata Boga
8. Wisata Belanja
9. Staycation dan Resort
10. Kampung Wisata
Kampung Pinisi. Sumber Foto: Koleksi Pribadi |