-->

Memaknai Bulan Suci dan Hari Kemenangan dengan berbagi kasih.

Moment Ramadhan adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap keluarga muslim. Bukan hanya moment yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah, berbagi kasih, melainkan juga moment dimana keluarga yang biasanya sibuk dengan rutinitas harian masing-masing, menyempatkan untuk makan sahur dan buka puasa bersama di rumah.

Saya rasa tidak ada yang istimewa dalam menyambut Ramadhan kali ini selain sekedar menyediakan sirup di dalam kulkas untuk 'berbuka dengan yang manis', heheheee. Mungkin persiapan khusus saya hanyalah menjadi lebih sabar menghadapi suami saya. Tidak terlalu banyak bicara dan komplain padanya.

Suami saya adalah orang yang menomor-satukan pekerjaannya dibandingkan keluarga, bahkan tidur saja di tempat kerja, bukan di rumah. Kebetulan kami berwirausaha, suami setiap hari tidur di ruko. Bahkan jika saya komplain, hasil akhirnya justru ribut dengannya.


Memang sebelum saya punya anak, kami sama-sama tinggal di ruko, tapi ketika hamil saya mengalami banyak sekali masalah, apalagi jika harus turun naik lantai 3 setiap harinya, akhirnya saya mengungsi ke rumah orang tua saya, dan ketika Aisyah lahir kami dipinjamkan rumah yang kebetulan kosong oleh orang tua saya untuk tempat tinggal. Rumah yang saya tinggali hanya bejarak 8 menit dengan kendaraan dari ruko, tapi dengan alasan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan oleh si Daddy, waktu saya sebagian besar dihabiskan berdua saja dengan Aisyah di rumah. Jangankan untuk tidur setiap malam di satu tempat tidur yang sama, untuk makan satu meja makan pun sangat jarang bagi kami.

Hari pertama Ramadhan saya sahur seperti biasa, seorang diri di meja makan karena Aisyah tidur di kamar. Selesai makan saya menghabiskan waktu menjelang subhu dengan menonton televisi. Menjalani hari-hari puasa saya pun seperti biasa (bukan seperti biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, wkwkwk, karena saya akui kalau saya agak malas-malasan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apalagi untuk mengepel rumah, karena saya merasa tak ada yang menghargai hasil kerja saya juga, suami toh jarang pulang), melainkan seperti biasa mengemong Aisyah dan bermain bersama Aisyah.

Yang spesial adalah sore hari, suami saya telpon menawarkan saya untuk membawakan kue buka puasa. Hari-hari biasa, jangan harap dia menelpon saya duluan sekedar kasih kabar atau menanyakan anaknya di rumah, apalagi khusus untuk membawakan saya oleh-oleh, hehehee. Suami saya tipikal yang sama sekali tidak perhatian dengan anak-istri.

Hari itu kami berbuka puasa bersama di rumah. Pada malam harinya, dia mengajak kami makan di luar. Aisyah pun senang karena jarang berkumpul dengan Daddynya. Meskipun pada malam harinya si Daddy pamit untuk pergi kerja lagi, Aisyah tidak menangis, ia malah berkata "Bye Daddy, Aisyah bobo." sambil menarik saya untuk pergi ke kamar kami di lantai atas.

Pada puasa kali ini kami menyisihkan dana untuk berbagi dengan anak-anak yang kurang beruntung juga. Saya menyebut mereka kurang beruntung bukan karena mereka miskin, melainkan tidak punya orang tua. Bagi saya tiada yang lebih menyedihkan selain tak bisa tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang sesungguhnya, tetapi kita tidak bisa melawan takdir Allah, hanya saja kewajiban kita sebagai manusia yang jauh lebih beruntung adalah untuk mengasihi dan berbagi dengan anak yatim di sekitar kita. InsyaAllah kebaikan yang kita berikan, akan balik kepada diri kita sendiri, keluarga yang kurang harmonis menjadi lebih harmonis, anak menjadi lebih cerdas dan banyak rezekinya, langkah kaki selalu dirahmati oleh Allah SWT, aamiin yaa Rabbal a'lamiin.

Kebetulan sekolah Aisyah mengundang panti asuhan, sehingga tidak mengalami kesulitan bagi kami untuk berbagi di bulan suci ini. Allah memberi kemudahan bagi kami untuk bersedekah, tidak perlu pergi jauh-jauh untuk berbagi karena sekolah Aisyah berada di dekat rumah dan supermarket berada di dekat sekolahan, alhamdulillah. Meskipun nilainya tidak seberapa, tetapi di dalamnya penuh keridhoan dari hati saya yang paling dalam.

Panti Asuhan Balikpapan
Berbagi kepada anak yatim.

Sudah memasuki puasa hari yang ke 12 nih, hari kelima saya tidak puasa karena tamu bulanannya datang, heheheee, insyaAllah besok sudah mulai puasa lagi. Tidak terasa sebentar lagi hari kemenangan kita sebagai umat muslim untuk merayakannya. Pasti mall, supermarket dan department store sudah ramai pengunjung untuk membeli keperluan lebaran. Mulai dari kue kering, baju baru, sepatu baru, horden baru, karpet baru, bahkan ada yang setiap lebaran ganti sofa, katanya supaya rumah memiliki 'wajah baru' di hari lebaran.

Saya tidak membiasakan anak saya untuk menggunakan baju baru setiap lebaran datang, apalagi yang 'serba baru' lainnya, tetapi selalu saja datang rezeki baju-baju baru lebaran buat Aisyah dari orang tua saya, JiEm (nenek) dan JiPi (kakek) nya Aisyah, alhamdulillah. Menjelang lebaran kali ini, saya hunting mukena, insyaAllah ada rezekinya membelikan JiEm mukena baru untuk solat Ied. Dan seperti biasa, Mami Keceh agak kerepotan kalau harus keluar rumah membawa Aisyah guna belanja ini-itu, sehingga belanja melalui laptop saja. Untung jaman sekarang sudah difasilitasi internet untuk belanja, tidak perlu pergi ke toko offline lagi, barang langsung tiba di rumah, bahkan bisa langsung ditujukan ke alamat orang yang ingin kita berikan hadiah. Simpel banget kan? JiEm pasti surprise dengan gift yang akan dikirim oleh Aisyah.

Saya biasa berbelanja di Elevenia, karena selain produknya lengkap, saya bisa memilih toko yang terpercaya melalui ulasan oleh customer yang sudah pernah berbelanja, sehingga barang yang saya dapatkan selalu sesuai dengan apa yang saya harapkan. Sejak saya punya anak, saya memang jarang berbelanja di luar rumah, keperluan bayi selalu saya dapatkan secara online. Alhamdulillah Elevenia selalu berhasil memenuhi kebutuhan kami. Mukena incaran saya ada di sini loh: Mukena bordir bulu Orange

Pada Ramadhan kali ini, suami saya kan sudah sedikit berhasil berbagi kasih kepada saya dan Aisyah, oleh karena itulah tugas saya dan Aisyah untuk berbagi kasih dengan orang-orang di sekitar kami. Memaknai bulan penuh rahmat dan hari kemenangan kan tidak perlu boros, salah-salah malah menjurus ke arah riya, membuat kesenjangan sosial semakin terasa, yang lapar tetap kelaparan dan yang royal sibuk menghamburkan-hamburkan uang. Manfaatkanlah bulan suci ini untuk berbagi kasih dengan orang-orang yang kurang beruntung dan orang-orang tersayang di sekitar kita, sehingga hidup menjadi lebih berkah.

Dari saya masih kecil, orang tua sudah membiasakan saya untuk berbagi kebahagiaan dengan kakak-kakak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga, jadi saya ingin membiasakan Aisyah seperti itu juga, agar Aisyah tumbuh menjadi anak yang tulus, ikhlas, dan baik hatinya. Pada hari kelahiran saya yang ke 9 tahun, saya dan keluarga memanfaatkan moment untuk berbagi dengan salah satu Panti Asuhan di Kota kami.

Panti Asuhan Jaman Dulu
Panti Asuhan Balikpapan tahun 90an.

Semoga kita semua diberi panjang usia dan kesehatan (lahir-bathin) selalu ya para Mami Keceh, agar bisa terus berbagi kasih dengan orang-orang di sekitar kita, sekaligus mengajarkan kebaikan kepada anak dan cucu kita kelak, aamiin.

Selamat Puasa Ramadhan dan Menyambut Hari Raya Idul Fitri buat teman-teman sesama muslim, mohon maaf lahir dan bathin.


You Might Also Like

0 comments