-->

Tes STIFIn bukan tes minat dan bakat anak

Hallo Mommy Keceh semuanya ... semingguan ngga nulis Blog kok rasanya sudah rindu ya?

Sesuai judulnya, di sini saya ingin memberi informasi kepada para Mommy Keceh, bahwa tes STIFIn bukan merupakan tes untuk mencari minat dan bakat anak, melainkan untuk mengetahui Karakter Genetik (bawaan) anak agar mempermudah orang tua menjalankan proses belajar - mengajarnya dengan anak.

Ide menulis tentang ini datang dari beberapa Mom yang kontra dengan tes STIFIn yang saya lakukan, sampai harus berkonsultasi dengan psikolog segala. Heheheee ...

Sebenarnya itu hak masing-masing Mom sih, tapi di sini saya ingin memberi penjelasan mengenai tes STIFIn berdasarkan buku-buku yang saya baca dan penjelasan dari Griya STIFIn nya langsung. Buat yang awam, mungkin bisa membeli bukunya, dibaca dan dipahami lebih dalam.

Tes STIFIn adalah tes untuk mengetahui karakternya anak, terdiri dari Sensing (penginderaan), Thinking (berpikir), Intuiting (nalar), Feeling (perasaan), dan Instinct (naluri). Dimana masing-masing sifat berkaitan dengan karakteristik sang anak, yang dilihat dari ujung ke sepuluh jari mereka.

Masing-masing karakter tersebut akan terbagi menjadi dua lagi, yaitu Introvert dan Extrovert, kecuali Instinct, karena semua mesin kecerdasan akan imbang persentasenya dengan Instinct, kata lainnya adalah semua orang memiliki Instinct, namun ada juga anak yang mesin kecerdasannya hanya dominan Instinct. Jadi setidaknya ada 9 Mesin Kecerdasan dalam Finger Print ini.

Di sini saya jelaskan dengan singkat saja mengenai masing-masing sifat STIFin yang saya baca dari buku koleksi saya di rumah yaitu Brain Genetic Potential, ditulis oleh Beni Badaruzaman.

1. Sensing
Seorang sensing memiliki karakter rajin dan fokus dalam mengerjakan sesuatu sampai tuntas.
Ia juga memiliki daya ingat yang kuat.
Tapi karakter sensing cenderung berorientasi kepada harta/uang.
- Sensing Introvert
Keterangan detail mengenai pembagian masing-masing Mesin Kecerdasan ini saya dapatkan dari buku yang diberikan oleh Yayasan STIFIn sendiri, yaitu Sensing Introvert adalah karakter Sensing yang proses kerjanya dikendalikan dari dalam dirinya menuju keluar dirinya.
Tanpa dukungan dari luar dia tetap akan memenuhi ambisinya mendapatkan apa yang ia inginkan.
- Sensing Extrovert
Proses kerja Mesin Kecerdasan Sensing Extrovert ini dikemudikan dari luar dirinya ke dalam dirinya. Dengan kata lain, ia lebih bersemangat mencapai tujuannya jika didukung oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya.

2. Thinking
Orang Thinking memiliki karakter yang tegas, mandiri, kokoh, dengan kepandaiannya ia dapat menunjukan kesalahan yang ia temui. Thinking berorientasi pada takhta.
Thinking Introvert dan Thinking Extrovert:
Sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, semua Mesin Kecerdasan yang dipengaruhi oleh Introvert dapat bekerja dengan dukungan dalam dirinya saja (kemauan sendiri), sedangkan Extrovert memerlukan dukungan dari luar.

3. Intuiting
Mesin Kecerdasan Intuiting ini mengambil keputusan berdasarkan panca indera untuk masa depannya, menjadikan ia orang yang optimis, jangka panjang, dan terkonsep. Ide-ide liarnya bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda. Intuiting berorientasi pada 'kata'.
Ada Intuiting Introvert dan juga Intuiting Extrovert.

4. Feeling
Sesuai namanya yaitu Feeling, Mesin Kecerdasan ini selalu merujuk pada perasaannya sehingga menjadi orang yang tenggang rasa, bijak, juga memiliki kemampuan untuk memimpin. Jangan heran juga jika tipikal karakter ini bisa menjadi sangat sensitif dan mudah tersinggung. Feeling berorientasi pada cinta.
Sama seperti yang lain, ada tipe Feeling Introvert, juga ada Feeling Extrovert.

5. Intinct
Orang Instinct adalah kelompok orang yang tenang dalam mengambil keputusan dan menjalani hidup, ia spontan, pragmatis, serba bisa, dan rela berkorban. Bisa dibilang ia tipe pencari kebahagiaan.
Hanya karakter Instinct yang tidak terbagi menjadi dua kelompok kecil lagi.

Aisyah, anak saya, sudah menjalani tes ini di Griya STIFIn dan hasilnya adalah ia memiliki karakter Feeling Extrovert, dimana lumayan menjadi PR bagi emaknya untuk terus memberi dukungan dalam proses pembelajarannya, dan harus tahu cara membesarkan hatinya karena Mesin Kecerdasan ini adalah tipe yang mudah terbawa perasaan.

Ia akan lebih bersemangat dengan bekerja kelompok dibandingkan disuruh belajar seorang diri. Dan yang saya rasakan kepada Aisyah memang seperti itu. Ketika saya mengajaknya bermain sepatu roda di taman, ia sangat bersemangat, tapi sewaktu tiba di taman dan taman sepi pengunjung, Aisyah duduk murung seorang diri dan selalu berkata "Mau Koko." (Koko adalah panggilan untuk kakak sepupu lelakinya, kami keturunan Chinese jadi memanggil kakak lelaki dengan sebutan koko).




Sebenarnya karakter genetik ini hanyalah 20%, karena 80% nya dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti saya ini (saya belum pernah tes sih), saya memang terlihat sebagai orang yang susah bergaul, tapi bisa saja kalau ternyata hasil tes saya adalah Feeling dimana rasa tenggang rasa kelompok Feeling yang besar membuatnya memiliki banyak teman.

Hal tersebut karena di usia saya yang sudah lebih dari 30 tahun, tentu 80% lingkungan di sekitar saya sudah banyak mempengaruhi saya. Papa saya yang over protektif, Mami saya yang kurang mendukung, bisa sangat berpengaruh banyak terhadap ketidak-percayaan diri saya. Saya di masa remaja memiliki krisis percaya diri yang akut. Itu salah satu contoh saja sih.

Jujur, saya mulai bisa terbuka setelah kuliah di rantau. Jika tidak berani memutuskan untuk menuntut ilmu di rantau, mungkin saya masih mengalami masalah berat dengan kepercayaan diri saya itu.

Dengan tes ini, paling tidak saya mengetahui bahwa Aisyah butuh dukungan saya sepenuhnya dalam mencapai cita-citanya.

Jadi jangan salah kaprah ya Moms ... bukan berarti tugas Moms selesai jika sudah melakukan tes STIFIn ini, tetap Mommies Keceh harus melakukan pengamatan terhadap minat dan bakat anak masing-masing, malah PR nya nambah loh jika hasil tes STIFIn nya keluar, heheheee. 

Sebagai Psikolog tentu tidak boleh memaparkan mengenai tes STIFIn ini, karena memang tidak ada dalam teori pembelajaran mereka, sama halnya seperti Dokter yang tidak berwenang (tidak boleh) untuk menyampaikan apalagi menyarankan pasien untuk melakukan pengobatan alternatif, tetapi itu kembali lagi kepada keputusan masing-masing orang.

Saya sebagai orang tua yang sedikit banyak sudah mengetahui Mesin Kecerdasannya Aisyah, sehingga memiliki gambaran bahwa saya harus selalu mendampinginya dan kelak harus rajin-rajin mengundang teman-temannya Aisyah ke rumah untuk bermain dan belajar bersama nih.

Minat dan bakatnya juga sedang dalam pantauan saya donk. Itu wajib setiap orang tua lakukan terhadap anak mereka.

Sementara ini hasil tes saya terhadap Aisyah adalah tipikal Kinestetik (Body Smart), Music Smart, dan People Smart. Sayangnya setelah uji coba kursus ballet beberapa bulan, ia terlihat kurang meminatinya, atau mungkin karena lingkungan yang kurang nyaman ia rasa, tapi saya memutuskan untuk break sementara waktu dan memasukkannya ke Modelling Class. Jika ia tidak cocok juga di dunia model, saya akan mencobanya di Zumba Kids.

Bulan Agustus ini Aisyah mulai Kelas Musik juga di Yamaha Music School, tentu saja saya sebagai Mami akan selalu mendampingi dan mendukung aktivitasnya selama itu positif bagi dia.

Saya berharap, saya menjadi orang tua yang sukses untuk melakukan Kids Mapping, yaitu memetakannya menjadi beberapa bagian dan mengambil satu potensi unggulnya untuk dikembangkan.

Seperti kata Ayah Edy, anak itu kan ibarat biji buah, yang tidak mudah kita ketahui jenis biji apa dan mana yang unggul jika tidak terus kita siram, beri pupuk, dan rawat setiap harinya, serta tidak bisa menjadikannya sesuai apa yang kita mau tanpa memperhatikan minat dan bakatnya, ibarat biji semangka yang kita harapkan untuk berbuah melon, sampai kapanpun ia tidak akan jadi apa-apa.

Semoga apa yang saya paparkan di sini mudah dimengerti yaa Mommies Keceh. Semua itu pilihan masing-masing orang kok, hanya saja saya ingin menyampaikan alasan saya untuk melakukan tes STIFIn ini juga kepada Aisyah.

Yang di Balikpapan, kalau mau Tes STIFIn bisa kontak langsung ke Griya STIFIn yaa Moms. Mulai usia 3 tahun, anak sudah bisa melakukan tes ini. Bahkan orang tua pun bisa melakukan tes ini jika penasaran dengan karakter genetiknya.

Hanya Rp.350.000,- sekali tes sudah mendapatkan sertifikat dan buku penjelasan. Harga di seluruh Indonesia untuk tes STIFIn ini sama kok. Hanya sekali dalam seumur hidup loh untuk melakukan tes ini, karena karakter bawaan kan tidak akan berubah sampai kapanpun.

Saya seperti endorse ya, heheheee, tapi ngga dibayar kok sama Griya STIFIn nya, hanya membantu para Mommy yang bingung harus kontak kemana jika ingin melakukan tes STIFIn. Saya saja sudah searching lama baru menemukannya ketika itu, dan tidak menunggu lagi untuk datang mengetes anak saya.

Buat di daerah lain, sekalian deh saya infokan lokasinya di sini, semoga membantu yaa ... Klik saja link di bawah ini:


Jangan bosan-bosan dengan cuap saya di Blog yaa Mommies ... ^_^

Ditunggu komentar, saran dan kritiknya ya? Terima kasih.

Boleh Follow IG saya juga yaa Mommies: @mamikeceh

You Might Also Like

2 comments

  1. Siip! Trims penjelasannya Mbak...Btw, saya follow blognya yaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Mom ... saya foll back yaaa ... 😍😍😍

      Hapus