-->

Tren Ghibah Berjamaah (Antara Maharani Hasan VS Yusuf Muhammad DILANda Jokowi)

Sumber: http://www.daaruttauhiid.org/artikel/read/global/389/bahaya-ghibah.html

Sebelumnya kita telaah dulu arti dari Ghibah itu sendiri. Dilansir oleh rumaysho.com (24 Okt 2014), ghibah itu termasuk dosa besar. Namun perlu dipahami artinya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589)
Jaman sosial media adalah masa dimana ghibah dan fitnah lebih mudah dilakukan bahkan tanpa melangkahkan kaki keluar rumah.
Seperti yang baru-baru ini sedang ramai di dunia maya, khususnya Sosial Media Facebook, mengenai Jokowi menonton film karya anak negeri berjudul 'Dilan', sementara seorang wanita berniqab bernama Maharani Hasan berada di lokasi bencana alam Kuningan-Cirebon untuk mengantarkan bantuan. Ketika itu ia hanya menyampaikan aspirasinya mengenai Pak Presiden Jokowi yang tidak ikut serta melainkan memilih menonton bioskop melalui Facebook pribadinya dengan judul tulisan Jok VS Mai. Betapa ramainya netizen yang menghujat Presiden Jokowi karenanya.
Tak ada yang salah dalam kalimat yang disampaikan oleh Maharani Hasan itu sendiri sebenarnya, lurus-lurus saja, tanpa celaan dan makian, hanya saja tanggapan netizen yang beragam, bahkan kiriman Maharani Hasan itu sudah dibagikan oleh ribuan orang sehingga menjadi viral.
Mungkin wajar, karena kesejahteraan Rakyat Indonesia di bawah tanggung jawab Presiden, sehingga sebagian besar rakyat yang merasa tidak sejahtera lahir maupun batin di bawah pimpinannya marah besar ketika melihat postingan sang presiden bebas pergi ke bioskop untuk menonton, apalagi bertepatan dengan moment longsor yang terjadi di Kuningan. Sesungguhnya tidak ada yang salah jika Pak Presiden mengambil waktu untuk meregangkan kepenatan dalam diri karena beban tugas negara selama ini, namun kesalahan beliau hanya satu, yaitu menyebarkannya di sosial media yang dapat menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat ( tentunya karena moment yang kurang tepat).
Akhirnya terjadilah Ghibah Berjamaah yang membuat para pendukung Presiden Jokowi murka. Dipimpin oleh seseorang bernama Yusuf Muhammad, beramai-ramai menyerang Maharani Hasan bahkan mencela busana yang ia kenakan. Yang disayangkan adalah Yusuf Muhammad juga seorang muslim, namun seolah memimpin komunitas pendukung Pak Presiden untuk memusuhi saudara sesama muslimnya. Sebagian besar netizen yang menghujat Maharani Hasan bahkan kebanyakan seorang muslim juga, sehingga terkadang ditemukan satu atau dua komentar dari umat beragama lain yang mengolok-olok peperangan sesama umat muslim itu sendiri. Alangkah bodohnya.
Sungguh disayangkan kalau seorang muslim (apalagi muslimah) tidak mengetahui bahwa hijab wajib hukumnya bagi muslimah, sedangkan niqab adalah tanda kecintaannya pada Rasulullah SAW sehingga ia memutuskan mengikuti sunnahnya. Akhirnya yang dicela bukan hanya pribadi dari Maharani Hasan melainkan juga busana yang ia kenakan, padahal antara busana muslimah yang hukumnya wajib dengan akhlaknya yang sudah baik atau belum adalah dua hal yang sangat berbeda. Perbaiki dulu busanamu baru perbaiki akhlakmu, jangan terbalik, karena manusia tidak ada yang sempurna, menunggu akhlakmu sempurna sama saja menunggu engkau dikafani sebelum sempat menutup aurat.
Pada akhirnya, secara tidak disadari, Yusuf Muhammad malah ikut-ikutan memimpin komunitasnya untuk melakukan Ghibah Berjamaah terhadap wanita muslimah taat bernama Maharani Hasan. Kebanyakan netizen malah mencela busana muslimahnya.
Semoga beliau dapat menghentikan beberapa postingannya mengenai perbandingan antara akhlak dan busana muslimah serta jenggot seorang muslim, dan sebagainya, dalam Fun Page nya tersebut, karena dapat melukai hati umat muslim yang memutuskan untuk taat. Lagipula tidak ada gunanya selain mengundang Ghibah Berjamaah juga.
Sudah saatnya kita hentikan Ghibah Berjamaah, apalagi jika sampai berbalas pantun seperti ini. Biarkan saja Presiden menonton bioskop, dia kan perlu refreshing juga dibalik beban negara yang dia pikul selama ini. Kalau tidak suka, tidak perlu mengghibahnya, tidak perlu membuat postingan khusus yang dapat melukai perasaan orang lain dan membuat orang lain ghibah berjamaah, tetapi cukup dengan stop memilihnya pada periode berikutnya. Kemudian jika kamu tidak suka dengan postingan seseorang, salahkan saja orangnya, jangan fitnah busana dan keyakinannya! Belum tentu kamu lebih baik daripada orang tersebut, apalagi ditambah dengan membuat postingan yang memprovokasi banyak orang untuk melakukan ghibah dan fitnah.
Semoga dapat dipahami. Mari bersama-sama introspeksi diri.

You Might Also Like

0 comments