-->

Goes to Festival Film Balikpapan 2020: Workshop Film Pendek Oleh Sineas Bpn

Workshop Film Pendek Balikpapan
Annisa Tang (c)
Sebagai penikmat film, dunia belakang layar ataupun di dalam layar memiliki ketertarikan tersendiri bagiku, khususnya film yang menyajikan kisah yang sentimentil, mampu membuatku jatuh cinta kepada para tokohnya, menyebabkan hatiku merasakan gembira-sedih-terharu, kemudian seringkali membuatku tanpa sadar meneteskan air mata ketika sedang menyaksikan adegan per-adegannya.

Ekspektasiku pada film yang aku tonton dengan harapan yang terlalu tinggi kadangkala membuatku kecewa ketika melihat para pemainnya terlalu berlebihan dalam memainkan peranannya, menurutku yang lebih menyukai Silent Acting (kebetulan aku baru mengetahui istilah tersebut dari Abah Zulhamdani pada Workshop yang baru saja aku ikuti, akan aku bahas kemudian ya).

Yaa, aku yang sangat menyukai sad movies, romantic movies, selalu berharap bahwa pemainnya mampu membawaku turut merasakan apa yang mereka alami hanya melalui mimik wajah, dialog sederhana (tapi memiliki makna mendalam) dan alur cerita, tanpa perlu acting yang 'lebay' seperti marah teriak-teriak, menangis teriak-teriak (meraung-raung), bahkan adegan komedi yang harus meng-konyolkan diri sendiri dengan harapan penonton merasa bahwa mereka lucu tapi kenyataannya tak ada penonton yang tertawa ketika melihatnya melainkan sebaliknya yaitu mereka sibuk menertawakan diri sendiri di atas panggung atau di layar kaca/lebar.

Rasa penasaran itulah yang mengantarku nekad mengikuti audisi pemain film yang diadakan oleh Rudi Soedjarwo pada tahun 2008, kala itu aku masih merupakan Customer Service di salah satu perusahaan provider telekomunikasi yang kantornya tidak jauh dari lokasi audisi. Kantorku di Ruko Bandar dan audisinya diadakan di salah satu kafe di belakang Ruko Bandar. Salah satu jurinya adalah Connie Sutedja.
Rudy Sudjarwo Cari Bintang 2008
Rudi Soedjarwo mencari bintang melalui audisi Selangkah Menjadi Bintang di 12 Kota pada tahun 2008.
Sumber Foto: https://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/indonesia/rudi-sudjarwo-cari-bintang-layar-lebar.html
Ternyata dunia akting tidak sesederhana yang aku bayangkan, meski kertas berisi dialog yang harus kami peragakan sudah dibagikan terlebih dahulu.

Bayangkan saja, kita berada di atas panggung seorang diri untuk memperagakan dialog yang telah dibagikan, sementara 3 juri berada di bawah panggung, sedang menyaksikan akting kita dengan karakternya masing-masing, apalagi melihat wajah Bu Connie yang tampak 'jutek' dan tidak tahu-tahu (dari mimik wajahnya seperti seorang yang melihat sekilas dan berkata dalam hati bahwa "Ah dia pasti tidak bisa") ketika itu, hahahaaa, ini anggapanku semata, karena rasa grogi itu sama sekali belum bisa aku sisihkan dari ingatan. Sudah seperti 'sidang perceraian', eh ... lupakan, waktu itu aku masih lajang, hampir 12 tahun yang lalu.

Baca juga:
Rudi Soedjarwo Mencari Bintang 2008

Sayang sekali ketika itu tidak difoto sebagai kenang-kenangan, dan aku mencari di google pun tidak menemukan foto-foto pada moment tersebut, mungkin memang pada jaman itu netizen belum seperti masa sekarang yang suka memotret lalu menyebarkannya ke sosial media, serta wartawan online juga belum sebanyak sekarang, heheheee. Kamu yang pernah ikut audisi tersebut, mungkin pernah lihat aku, waktu itu rambutku pendek di atas bahu kalau tidak salah.

Kami juga sempat dibagikan baju kaos bergambar karikatur Rudi Soedjarwo di bagian depan, tapi entah kemana sudah itu baju. Karena malu maksimal, dulu aku malas sekali melihat baju kaos tersebut, sekarang baru menyesal karena itu dapat menjadi bukti bahwa aku sempat kepedean meski berakhir sebagai kekonyolan. Hahahaa ...
Syuting Film Balikpapan
Sumber Foto: Salah satu teman Blogger Mbak Afiani Gobel.
Tidak semudah itu kawan, untuk terjun ke dunia akting kamu harus punya mental yang kuat. Begitu juga tim di balik layar yang menunjang kesempurnaan sebuah film itu sendiri. Setidaknya itu akhirnya kami rasakan pada saat workshop diminta untuk membuat film pendek berdurasi 1 menit saja.

Satu scene saja butuh berulang kali take, ya dari kesuksesan Camera Man mengambil gambar, sutradara dan pemain yang mampu berkolaborasi dengan baik, belum lagi proses sound dan editing-nya, duh ... orang biasa melihatnya 'ribet'.

Nah di sini aku ingin berbagi ilmu yang sudah sempat aku dapatkan selama workshop, semoga bisa memotivasi kalian, bukan malah menyurutkan nyali ya? Oops!

Basic Writing

Disini kita akan membahas terlebih dahulu mengenai apa sih Film Pendek itu? Film yang seperti apa sih? Apakah film panjang yang dipendek-pendekkan atau kisah novel yang dipendekkan?

Nah, mari kita simak penjelasannya dari pembawa materi Workshop yang pertama yaitu seorang sutradara lulusan IKJ, Achmad Romie.

Check it out!

Film Pendek yang baik adalah sebuah film yang mampu menceritakan sebuah peristiwa secara lugas, cepat, dan memiliki hukum sebab akibat yang cepat diselesaikan.

Menulis Film Pendek merupakan representasi dari Filmmaker dalam menciptakan gaya kesenian secara idealis, ekspresif, dan artistik.

Ada beberapa tahapan dalam menulis skenario sebuah film (Writing Script), yaitu:
- Ide Pokok
- Tema
- Basic Story
- Sinopsis
- Treatment
- Skenario 

Dalam menulis film pendek, yang pertama harus terlintas adalah ide pokok.

Ide pokok itu adalah gambaran awal dari premis yang ingin dicapai, isinya berupa kunci dari sebuah film, begitu menurut Bang Romie.

Contoh:
Sepasang suami dan istri miskin yang mempertahankan harga dirinya.

Setelah itu barulah menentukan Tema

Nah tema ini adalah yang mendasari dari kisah tersebut, dimana sebagai kelanjutan dari penjelasan ide pokok, yaitu menjadi kunci dari pengembangan sebuah cerita agar mulai terbentuk sebuah makna dalam ide pokok.

Contoh:
Sepasang suami dan istri miskin yang mempertahankan harga dirinya yang telah diinjak-injak oleh orang-orang yang memiliki kuasa atas harga diri mereka.

Setelah mengetahui tema dan ide pokok, mulai menyusun cerita, diawali dari yang dasar saja dahulu yaitu Basic Story, dimana cerita sudah meliputi tentang tempat dan periode waktu dalam cerita, munculnya tokoh utama serta tokoh-tokoh yang lainnya, konflik, klimaks, dan penyelesaian masalah.

Contoh:

Desa Ginuk 2012, sepasang suami istri miskin bernama Tarsono (38 tahun) dan Triyani (24 tahun) harus menjalani hidupnya yang semakin perih. Diawali dari rumahnya yang dibakar oleh seorang pemborong bernama Suryadi (50 tahun), sampai ditolong oleh seorang rentenir bernama Surip (45 tahun).

Tarsono dan Triyani tinggal di rumah Surip. Awalnya kebaikan Surip diterima baik oleh Tarsono. Kekacauan mulai terjadi ketika Surip ternyata diam-diam mengintip Triyani yang sedang mandi, lalu sampai pada titik yang paling mengerikan yaitu memperkosa Triyani. Demi mempertahankan harga dirinya, Triyani menutupi itu semua dan mengajak Tarsono pergi dari rumah tersebut malam itu juga.

Di sebuah ladang, Triyani menceritakan ia mendengar Surip dan anak buahnya yaitu Kentir (35 tahun) lah yang membakar rumah mereka atas suruhan Suryadi. Tarsono pamit mencari makan untuk istrinya. Rupanya Tarsono pergi kembali ke rumah Surip dan segera membunuh Surip. Setelah Surip meninggal, Tarsono pergi kembali pada Triyani dan mengajak Triyani segera pergi dari desa itu.

Dari Basic Story, kita sudah bisa menyusun Sinopsis cerita. Yang perlu teman-teman tahu bahwa Sinopsis itu bukanlah gambaran awal suatu peristiwa dalam sebuah Film, seperti yang biasa kita lihat ada pada web bioskop, melainkan justru rangkaian keseluruhan peristiwa dari awal hingga akhir.

Isinya berupa inti cerita, masalah, dan penyelesaiannya, karakter daripada tokoh, tempat dan waktu kejadian, pokok pembicaraan.

Contoh:

Desa Ginuk 2012, sepasang suami istri miskin bernama Tarsono (38 tahun) dan Triyani (24 tahun) harus menjalani hidupnya yang semakin perih. Tarsono adalah seorang pekerja serabutan, sedangkan istrinya hanyalah seorang buruh cuci keliling. Mereka berdua diminta Suryadi untuk segera pergi meninggalkan rumahnya yang akan dilalui pembangunan jalan tol. Tarsono menolak dan akhirnya Suryadi membakar habis rumah mereka.

Tarsono dan Triyani terpaksa menginap di bawah kolong jembatan malam itu. Paginya Tarsono pergi mencari pekerjaan agar mereka bisa makan hari itu. Di pasar, Tarsono bertemu Surip (45) yang ternyata adalah seorang rentenir. Dia menawarkan pekerjaan dan tempat tinggal pada Tarsono yang ditemuinya sedang mencari-cari pekerjaan.

Kekacauan mulai terjadi ketika Tarsono dan Triyani memutuskan untuk tinggal di rumah Surip. Harga diri mereka rupanya mulai diinjak-injak. Parahnya Triyani diperkosa Surip saat Tarsono sedang tidur. Cerita ini terkuak setelah Triyani mendengar bahwa yang membakar rumah mereka adalah Surip atas suruhan Suryadi.

Jika Sinopsis telah selesai dengan baik, maka penulis dapat mulai memaparkan Treatment.

Treatment sendiri mengandung pengertian sebagai sebuah kerangka cerita yang sifatnya berupa susunan penuturan skenario yang nantinya berisi tentang garis besar kejadian dalam film.

Contoh:

1. Ext. DEPAN RUMAH TARSONO - NIGHT. 
Tarsono (38) dan Triyani (24) melihat rumahnya yang terbakar habis. Triyani menangis. Kita melihat biasan kobaran api di wajah mereka. Warga-warga berteriak menyerukan untuk segera memadamkan api. Tarsono dan Triyani akhirnya pergi dari rumah itu.

2. Ext. BAWAH KOLONG JEMBATAN - NIGHT.
Tarsono dan Triyani sementara tidur di kolong jembatan malam itu. Triyani sudah mereda. Tarsono hanya bisa memandang langit seakan tidak dapat berbuat apa-apa dengan hidupnya. Malam itu terdengar bisingan jalan di atas kolong jembatan yang begitu bising.

Yang terakhir adalah Skenario, yaitu tahapan tertinggi dari kepenulisan sebelum jadi berupa sebuah film.

Ketika kita membaca skenario, kita sudah bisa membayangkan runtutan peristiwa yang nantinya akan tayang berupa film karena sifat skenario itu sendiri adalah sakral dan filmis. 

Treatment berkembang menjadi sebuah skenario yang sudah berisi dialog dan detail-detail dari setiap adegan para tokoh, mulai awal cerita sampai akhir sebuah cerita.

Contoh:

1. Ext. DEPAN RUMAH TARSONO - NIGHT. 
Tarsono (38) dan Triyani (24) melihat rumahnya yang terbakar habis. Triyani menangis. Kita melihat biasan kobaran api di wajah mereka. Warga-warga berteriak menyerukan untuk segera memadamkan api.
          SUARA WARGA 1 (O.S / OFF SCREEN)
            Kebakaran ... Kebakaran ... !
               SUARA WARGA 2 (O.S)
                 Air! Air! Ambil Air cepat1
Tarsono hanya bisa tegar melihat rumahnya habis dilalap ai. Tarsono dan Triyani akhirnya pergi dari desa itu.

2. Ext. BAWAH KOLONG JEMBATAN - NIGHT.
Tarsono dan Triyani sementara tidur di kolong jembatan malam itu. Triyani sudah mereda. Tarsono hanya bisa memandang langit seakan tidak dapat berbuat apa-apa dengan hidupnya.

               TARSONO
   De, besok kamu tunggu di sini dulu.
      Mas mau cari kerja serabutan.
          Biar kita bisa makan.

               TRIYANI
             Iyaa, Mas.

Malam itu terdengar bisingan jalan di atas kolong jembatan yang begitu bising.

Ada beberapa istilah dalam kepenulisan skenario di atas yang mungkin membuat kamu sedikit bingung misalnya Ext, dan sebagainya.

Ext itu merupakan singkatan dari Exterior dimana lokasinya berarti berada di luar ruangan, biasanya ditambahkan dengan keterangan DAY (siang hari) atau NIGHT (malam hari).

Kemudian ada juga istilah O.S atau Off Screen dimana maksudnya dialog tersebut merupakan suara latar dimana sorot kamera tetap pada wajah sang tokoh.


DIRECTING

Jujur saja, sebagai penonton, bukan pembuat film, seringkali jika ada adegan para tokoh yang tidak sesuai dengan harapan, misalkan 'ilmu selisih', atau tayangan seseorang yang sedang menguping pembicaraan dua orang yang tengah berbisik sejauh 5 meter (misalnya), atau para tokohnya yang terkesan lebay dalam memainkan perannya, selalu condong menyalahkan sutradaranya.

"Sutradaranya bego banget sih?! Masa iya orang bisik-bisik bisa dia dengar dari jarak segitu?!"

Hahahaa ... jujur loh ya?

Tapi setelah mengetahui tugas-tugas yang kian berat yang mereka pikul di pundak, semoga bisa merubah sedikit saja mindset kalian bahwa pekerjaan seorang sutradara maupun asisten sutradara bukan hal yang sederhana seperti anggapan kita selama ini.

Belum lagi beban batin yang ditanggung karena produser berkuasa terhadap kru, sedikit saja salah mereka akan kena teguran keras dari sang atasan tersebut, ditambah lagi cerita yang seharusnya bisa lebih baik tapi diwajibkan membatasi budget yang akan dikeluarkan.

Jadi Sutradara adalah penentu dan pencipta paling kompleks, yang mempertanggung-jawabkan sebuah film dari proses pra-produksi, produksi, hingga distribusi.

Semua aspek filmis yang sangat sakral berada di tangan seorang sutradara seperti konsep penyutradaraan berupa setting lokasi, property, kostum/wardrobe, make up/ tata rias, hingga pemain yang harus ditentukan dan dipilih secara matang.

Konsep Penyutradaraan adalah sebuah konsep yang membedahsegala aspek keinginan sutradara dalam memenuhi semua aspek dari skenario.

# Mise en Scene.

Konsep penyutradaraan yang pertama adalah Mise en Scene yang merupakan Bahasa Perancis, dimana artinya adalah menata dalam scene. Mulai dari menyutradarai pemain, pengaturan posisi-posisi kamera, pemilihan lensa. Ibarat kata panggung, segala aspek yang ada di atas panggung itulah yang disebut Mise en Scene.

# Lighting

Pengaturan cahaya dapat membantu penonton mengerti mood dari gambar dan relasinya dengan cerita dan penokohan. Misalnya saja film horor tidak akan terkesan seram jika cahayanya terlalu terang, biasanya dibuat redup cenderung gelap, diberikan efek lampu yang mati hidup, dan sebagainya.

# Kostum

Kostum yang dipakai oleh pemain dalam film merupakan bagian terpenting dalam pencapaian film itu sendiri. Melalui kostum kita bisa menyimpulkan status sosial sang tokoh dan latar belakang cerita atau menentukan genre film secara significant.

# Setting / Set / Lokasi

Setting merupakan lokasi-lokasi dalam cerita yang ada pada skenario.

Contoh:
Ext. KANTOR - DAY

Maksudnya adalah lokasinya di luar sebuah kantor pada siang hari.

# Blocking (Pengadeganan)

Blocking dalam sebuah film juga merupakan hal terpenting dimana merupakan sebuah kunci posisi seperti adegan A ke adegan B dan menuju adegan berikutnya berkesinambungan, sehingga penonton mampu paham dan mampu merasa dekat dengan tokoh sekaligus menjadi penjaga alur cerita supaya tetap masuk akal.

# Tone / Warna

Warna ini dibutuhkan sebagai pencapaian visual. Misalnya saja gambaran tentang dua sejoli yang sedang saling jatuh cinta, tidak akan tercapai jika warna yang diciptakan suram. Ini sangat berkesinambungan dengan kerja sinematografi dan tim artistik.

# Type of Shot / Director Shot

Sutradara juga sebagai penentu pengambilan gambar yang diinginkannya yang seperti apa agar memiliki hasil yang baik.

Berikut macam-macam tipe pengambilan gambar:
1. Extreme Wide Shot / Extreme Long Shot (ELS)
2. Wide Shot / Long Shot (LS)
3. Full Shot (FS)
4. Medium Shot (MS)
5. Close Up Shot (CU)
6. Medium Close Up Shot (MCU)
7. Extreme Close Up (ECU)
8. Group Shot (GS)
9. Cowboy Shot (CS)

Buat contoh-contohnya, kalian bisa searching di Google sendiri ya karena bakal panjang kalau dibahas sekalian di sini.

# Framing Beda Kamera dan Camera Movement

Framing pada kamera juga perlu diperhatikan saat Blocking pemain, sutradara berhak memutuskan shot mana yang ingin diambil secara spesifik dan shot mana yang perlu dipecah dengan cut to cut, ke shot berikutnya. Sedangkan Camera Movement adalah keputusan sutradara untuk memilih shot mana yang ingin diberikan Special Treatment, dan shot mana yang ingin diberikan still tanpa adanya sebuah pergerakan kamera pada subjek.

Tipe-tipenya adalah sebagai berikut:

1. Single Shot

Framing dibebaskan untuk memilih type of shot, namun memiliki keterangan subjek dalam frame yaitu 1 tokoh.

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MLS Iron Man - Single (Still/Follow)

MLS: Medium Long Shot. (Type of Shot-nya)
Single artinya Single Shot.
Still/Follow adalah keterangan mengenai Camera Movement yang diinginkan oleh sutradara.

2. Two Shot

Framing dibebaskan untuk memilih type of shotnamun memiliki keterangan subjek dalam frame yaitu 2 tokoh.

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MS Joko & Budi  - Two Shot (Still/Follow)

3. Three Shot

Framing dibebaskan untuk memilih type of shotnamun memiliki keterangan subjek dalam frame yaitu 3 tokoh.

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MS Joko, Budi, Andi  - Three Shot (Still/Follow)

4. Over the Shoulder Shot

Framing dibebaskan untuk memilih type of shotnamun memiliki keterangan subjek dalam frame yaitu tokoh yang sedang berbicara berada di balik bahu dari lawan bicaranya.

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MS Dewi  - OTS (Handheld/Smooth Floating)

5. Over the Hip Shot

Framing dibebaskan untuk memilih type of shotnamun memiliki keterangan subjek dalam frame yaitu tokoh yang sedang berbicara berada di balik pinggul atau kaki lawan bicaranya. Sehingga kesan yang didapatkan tokoh berbicara pada lawannya dari sudut pandang yang berbeda (berbeda pendapat).

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MS Joko  - On the Hip Shot (Handheld/Smooth Floating (Still)

6. Point of View (POV)

Camera berlaku sebagai tokoh yang dilihat oleh orang yang terlihat dalam frame. POV bisa berbicara dengan benda, orang, atau apapun.

Maka jika ditulis dalam Director Shot:

MS Dewi (Eye Level) : POV Joko (Still)

Eye Level adalah Camera Angel yang setelah ini akan kita bahas.

# Camera Angel

Camera Angel adalah sudut pandang kamera yang ditentukan oleh sutradara dan Camera of Photography, atau Cinematographer untuk menentukan dari mana letak level kamera akan dititik pada sebuah shot.

Tipe-tipe Camera Angel:
1. Eye Level Shot
2. Low Angel Shot
3. High Angel Shot
4. Knee Level Shot
5. Ground Level Shot
7. Dutch/Crazy Angel Shot
8. Aerial Shot
9. Over Head Shot/Bird Eye View

Contohnya searching yaa, atau nanti akan saya bahas pada konten berikutnya, cek terus ya Blog saya. Kalau dibahas di sini juga bakal sangat panjang soalnya.

Paling seru saat Achmad Romie dan Satya Noveriandy sebagai Sutradara dan Asisten Sutradara mempraktekkan kinerja mereka saat syuting film di atas panggung, dibantu oleh salah seorang Mas dari Sineas Bpn dan Desti Ayu Damayanti (Putri Indonesia Kaltara 2018).
Desti Ayu Damayanti
Achmad Romie dan Satya Noveriandy sedang menunjukkan suasana dan cara sebelum maupun saat pengambilan gambar satu scene-nya.
Jadi punya sedikit gambaran mengenai suasana di lokasi syuting yang pastinya penuh tantangan dan tekanan.

Ada tips dari Achmad Romie, yaitu saat berada di lapangan, pastikan bahwa setting lokasi termasuk lighting dan sebagainya sudah ready sebelum si tokoh utama datang, karena bisa menurunkan mood sang tokoh.


Sound

Nah setelah membahas mengenai kepenulisan cerita film dan teknik penyutradaraan, kita akan lanjut ke sound. Menurutku pada materi yang sound sedikit membosankan karena aku tidak mengerti peralatan dan ornamen-ornamen asal suara itu sendiri, ya memang setiap orang kan memiliki passion-nya masing-masing, tetapi di sini aku bisa memberikan sedikit gambaran yang berhasil ditangkap sewaktu Gading Julio membawakan materinya adalah bahwa sound pada film bermanfaat untuk meningkatkan mood pada tayangan itu sendiri.
Gading Ahmed Julio
Gading Julio, pemuda asal Kota Balikpapan, lulusan IKJ, passion-nya adalah Sound.
Misalnya saja musik pada film romantis jangan terkesan seram atau sedih, disesuaikan, kemudian jangan lupakan suara-suara di sekitar pada frame.

Mengenai sound yang komplit akan coba aku bahas pada konten berikutnya juga deh, tapi semoga informasi di atas sudah cukup membantu memberikan gambaran mengenai pembuatan film itu seperti apa, mulai dari menulis cerita dan skenario kemudian mengaplikasikannya ke dalam sebuah film, baik membuat film pendek ataupun film panjang tidak begitu jauh berbeda, hanya saja biasa untuk membuat film pendek kita sering melupakan Clapper Board.

Aku jadi teringat Clapper ini karena seorang Bapak yang sama-sama mengikuti Workshop membuat film pendek berjudul 'Clapper yang Terlupakan'.

Dalam hati berkata, "Iya juga ya, penting tapi dianggap enteng."

Apa itu Clapper?
Clapper
Clapper Board (Videohive).
Sumber: http://jadiberita.com/84587/mengenal-fungsi-clapper-board-pembuatan-film.html
Jadi pada hari pertama kami disuguhkan dengan beragam materi yang sangat bagus dengan coach yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, pada hari kedua kami diberikan kelas akting dari Abah Zulhamdani (yang sudah berpengalaman puluhan tahun sebagai pemain teater dan sutradara) dan Pak Mardianto (dosen IKJ) serta mendapatkan kesempatan untuk turun ke lapangan membuat sebuah film pendek yang kemudian akan dikoreksi oleh para mentor.

Keren kan?
Abah Zulhamdani dan Pak Mardianto
Sumber: Story https://www.instagram.com/festivalfilmbpn/
Kalian yang tidak ikutan Workshop Film Pendek pada tanggal 11 dan 12 Januari 2020 di Creative Center (Gedung Parkir Klandasan) pasti merasa rugi banget karena banyak ilmu baru yang bisa didapatkan.

Pada tanggal 12 Januari 2020, Taman Bekapai dipenuhi oleh calon-calon Sineas Balikpapan yang sedang syuting Film Pendek. Heheheee ...


Apalagi sebentar lagi akan diadakan Festival Film Balikpapan 2020 yang pada malam ulang tahun Kota Balikpapan di bulan Februari akan diumumkan siapa yang mendapat penghargaan Film Pendek terbaik.

Yuk mulai berkarya dari sekarang.

Syarat dan ketentuan pembuatan Film Pendeknya akan aku infokan kemudian. ^_^

Semangat ya?!




Terima kasih juga untuk Sineas Bpn dan Pemerintahan Kota Balikpapan serta divisi-divisinya  yang sudah mengundang kami mengikuti pelatihan membuat film selama 2 hari ini.
Sineas Balikpapan dan Disporapar

Lihat contoh film pendek di bawah ini yuk, menurutku sih lucu dan kreatif banget, heheheee ...



Nah kalau di bawah ini adalah Juara 1 Festival Film Pendek tingkat Nasional tahun 2018 yang diselenggarakan oleh DTNTF Universitas Gajah Mada - Yogyakarta.




You Might Also Like

40 comments

  1. Hmm.. Jadi inget jaman SMA dulu pernah ikut lomba penulisan skenario film pendek. Harus belajar buat skenario lengkap dari penulisan sinopsis, penggambaran tokoh, sampai istilah-istilah penulisan skenario. Seru sih. Tapi sekarang udah lupa. Hehe.
    Pengen belajar lagi jadinya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru yaa ... saya jadi tertarik banget untuk membuat film, tapi banyak maunya, pengen merasakan jadi semuanya baik penulis skenario, sutradara, ataupun talent-nya, yang nggak pengen hanya menciptakan sound dan edit-nya, hahahaaa ... nggak suka soalnya. Terima kasih sudah mampir ya? ^_^

      Hapus
  2. Balasan
    1. Ih bukan kelihatannya lagiii Kohhh, tapi memang seru banget! Heheheee ... makanya ikutan dong ...

      Hapus
    2. saya pernah ikut bikin film, tpya film super pendek buat di instagram. belibet bikinnya. tapi setelah editing, hasilnya kereen

      Hapus
    3. Iyaa Mom. Kalau sudah dijalani trus lihat hasilnya, jadi terbayar lunas ya Mom lelahnya. Heheheee ...

      Hapus
  3. Luar bisa penjelasan artikel membuat film. Tentunya butuh riset yang kuat dan wawancara mendalam dengan pihak terkait. Sama halnya membuat naskah stand up comedy. Buktinya banyak komika yang sukses jadi produser film seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Dengan membaca artikel ini, saya jadi lebih appreciate membuat film pendek itu sulit, apalagi film panjang hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa betul Pak, stand up komedi justru lebih susah, perlu kecerdasan dari para komika agar guyonannya tidak garing di depan penonton. Salah satu kawan saya ada yang jadi komika dan saya suka dia punya candaan, smart dan tidak garing, heheheee.

      Hapus
  4. wah, kapan ya workshop kayak gini juga ada di Surabaya, kayaknya seru deh kalo bisa ikutan juga di Kota ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pikir malah Surabaya lebih sering loh ... di sana Kota besar soalnya, apa saja lengkap, hiburan banyak. Coba searching sineas sana di instagram, heheheee, gabung sama komunitasnya biar mudah dapat update-annya. ^_^

      Hapus
  5. Memang cuma aktor/aktris watak yang hanya dari raut mukanya sudah membawa penonton memahami peran yang dimainkan. Sayangnya di belantara seni peran komersil, mereka tak banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang. Karena saya sendiri pun kalau lihat drama Mandarin dan Korea itu suka karena nggak perlu lebay dengan dialog saja sudah bisa membawa penonton baper. Kalau kelemahan sinetron kita kan cenderung berisik ya seperti nangis teriak-teriak. Mungkin harus didukung dengan cerita yang bagus dan kuat juga karakternya.

      Hapus
  6. Keren penjelasan mengenai short movienya. Selama bergaul dengan orang-orang yang suka bikin film gak pernah membahas ini karena rata2 mengalir begitu aja. BTW Ples keren banget, emang dia super hero

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Masnya orang Sineas kah? Salam kenal ya? Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  7. Saat ini banyak sineas-sineas muda yang memiliki talenta melebihi para aktor dan aktris kawakan. Terlebih lagi mereka selain jago dalam memainkan peran, mereka juga pintar menggarap skenario.

    Maju terus perfilman Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul Kang. Duh para selebgram saja pada jago acting, heheheee. Jaya slalu Indonesiaku.

      Hapus
  8. Whaaa seseru ini acara kemarin ya mbak annisa ������ nyeseeeel nggak ikutan, banyaknya ilmu yang didapat kemarin huhuhu pas berhalangan sih kemarin itu.

    Pantes video-video mbak annisa di youtube makin keren yah salut sama mamih kece ini ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Mbak. Pokoknya workshop kemarin itu sangat menginspirasi. Ntar kalau ada workshop lagi ikut ya Mbak, aku juga, supaya barengan. Hihihiii ...

      Hapus
  9. wah, rumit juga ya ternyata pembuatan film pendek itu. bagian nulis skenario ini kyknya seru nih, macam bikin novel atau cerpen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mom. Jadi bikin cerpen filmis gitu saja biar mudah disusun jadi skenario. Hehehee...

      Hapus
  10. Hmm complicated kalo bikin film pendek dari mulai persiapan sampe produksi. Dulu pernah belajar dikit2. Lumayan buat pengalaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betull Mom ... apalagi kalau syuting outdoor gitu, duh panas banget, cetar membahana pokoknya. Buat film 1 menit saja, 3 jam belum tentu kelar, hihihiii.

      Hapus
  11. Seru ih mbaknya pernah pengalaman ikut audisi :). Proses untuk membuat film ini panjang ya, banyak banget yang harus diperhatikan. Dari mulai basic writing sampai ke tahapan akhirnya. Apalagi untuk film pendek yang durasinya terbatas. Keren deh orang-orang dibalik layar eh para sineas film maksudnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa Mbak, ikut audisi sekali, deg-degannya seumur hidup, hihihiii. Para sineas pada keceh dan harus tahan banting Mom, heheheee.

      Hapus
  12. Bah...lengkap pembahasannya kak ..dari mulai mental yg kuat untuk main film... pembiatan script hingga musik dalam balutan sebuah film.. ga mudah untuk membuat film ya..meskipun itu film pendek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bang. Pokoknya ini berkat workshop, pengetahuan bertambah juga jadinya. Sumbernya Sineas Balikpapan dan para pembicara keceh yang saya bahas di atas.

      Hapus
  13. Waaah...makasih udah sharing proses pembuatan film sejak scenario, ternyata prosesnya panjang. Sementara kita penonton bisanya ngomel. Hehe...
    Btw...film Cekrek, lucu tuh. Padahal cuma semenit, tapi dapet pesannya...Kebayang yah kalau beneran ada, cekrekin aja hal-hal yang bikin sebel...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul. Kreatif banget. Tinggal cekrek trus ngilang, wkwkk, saya juga mau hp begituan.

      Hapus
  14. Wah keren nih ada orang sineas btw pemain film sama pemain sinetron kak sama2 hrs menghafal script dialog yah nah kata kakak susah yg mn? Kalo kata kawanku yg pemain sinetron susah menghafal script sinetron krna Tdk ada editing jd hrs sekali jadi..bener ga ya ..secara ku jg blm pernah liat dia shooting..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya bisa jadi sinetron karena durasinya panjang jadi harus hafal atau pintar improvisasi dialognya saat lupa. Kalau saya menebak, para ratu sinetron seperti Meriam Belina dan Naysila Mirdad paling pandai improve dialognya. Hehehee.

      Hapus
  15. Wah keren banget. BTW itu film-film pendeknya pernah didaftarin ke Balinale Film Festival gak mba? Indonesia pelan-pelan juga punya ajang film internasional bergengsi loh, Balinale ini namanya. Saya sempat beberapa kali ikut workshopnya. Seruuuuu. Saya yakin film-film Indonesia banyak banget yg potensial masuk festival film internasional. Banyak juga yg udah terbukti dan menang kan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul Mbak. Para Sineas Indonesia semakin hari pun semakin keceh.

      Hapus
  16. Pilihan bidang sinema ini bisa sangat spesifik ya, Mbak. Kalo mau fokus ke sound, dia bisa khusus belajar semua hal ttg sound. Termasuk kalo mau jadi art director, belajarnya pendalaman ttg artistik di sinema. Menarik sekali dunia spesialisasi di bidang sinema ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, saya tertarik dunia akting, skenario dan art director nya Mom. Pengen banget belajar itu. Heheheee ...

      Hapus
  17. Aku salut bgt sama tim kreatif yang bikin film2 pendek.

    Bayangkan. Dalam waktu yang hanya sekian, harus bisa membuat film yang tetep padat dan memberikan kesan unik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak. Jadi film pendek itu dalam waktu yang singkat pesannya harus tersampaikan pada penonton. Seperti karya Bang Romie sendiri yang berjudul Bom Waktu. Wuih keceh abisss.

      Hapus
  18. wahh keren banget.. mudah-mudahan workshop film pendek seperti ini juga diselenggarakan di berbagai kota kecil di seluruh Indonesia. siapa tahu akan muncul sineas-sineas muda yang berbakat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ... iyaa mudah2an semakin sering diadakan workshop seperti ini.

      Hapus
  19. Uewooooo.. takjud aku. Detail banget. Tapi mbak, treatment itu sama gak gih kayak story board gitu? Aku pernah dgr kata story board ini dan kalau aku baca penjelasan di atas kok kayak mirip treatment.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau treatment hampir mendekati skenario gitu Mbak sedangkan Basic Story itu hampir mendekati Sinopsis.

      Hapus