-->

Catatan Bagi Ibu Tunggal Ketika Mulai Jatuh Cinta Lagi

Cinta tak bisa direncanakan, karena datangnya selalu tak disangka-sangka.

Ibu Tunggal
Saranghaeyo!
Cinta Si Ibu Tunggal.
Sumber Foto: Koleksi Pribadi


    
        Entah darimana aku harus mulai untuk menulis ini. Hanya saja ada sebuah pembahasan di salah satu grup Single Mom yang aku ikuti menarik perhatianku, yaitu mengenai "Hanya karena kamu seorang ibu, bukan berarti kamu tidak bisa jadi dirimu seutuhnya. Kamu diperbolehkan memiliki minat, kebutuhan, dan keinginanmu sendiri di luar anak-anakmu."

            Aku berpisah dengan suamiku sudah sekitar satu setengah tahun yang lalu, dan pasca perpisahan itu aku sempat berkata pada diriku sendiri "Aku ingin hidup untuk anak-anakku saja mulai saat ini."

            Apalagi di usiaku yang sudah memasuki kepala 3 akhir, tak menjadi masalah lagi bersuami atau tidak, yang terpenting aku sudah memiliki dua orang anak, lelaki dan perempuan, yang dapat menemaniku menatap masa depan bersama. Bahkan salah satu tanteku pun merawat anak-anaknya seorang diri sejak beliau masih berusia 25 tahun, pasca meninggalnya sang suami.

            Setahuku berdasarkan drama-drama seri Mandarin yang pernah aku tonton, wanita Chinese jaman dahulu memang sudah dididik untuk setia oleh generasi sebelumnya, dimana ketika mereka telah menikah, maka mereka sudah menjadi anggota keluarga (marga) atau orang suaminya sampai maut menjemput.

            Perpisahan oleh kematian pun tidak menjadikan para wanita Chinese bebas kembali, mereka justru dengan sukarela mengabdi pada keluarga klan sang suami.

            Kebetulan aku merupakan keluarga Chinese dari satu garis keturunan, dan tanteku itu memang sukses membesarkan anak-anaknya seorang diri, bahkan semua anaknya bisa dibilang telah menjadi sosok-sosok orang yang berhasil di masa dewasa.

            Semua anaknya juga sangat berbakti dan menghormati beliau karena sadar akan pengorbanan ibunya itu sejak sang ibu masih berusia muda, hingga kini telah berumur.

            Hal tersebut pun ikut memotivasiku untuk tidak memikirkan tentang cinta, jodoh, dan pernikahan lagi. Di samping itu aku juga memiliki trauma tersendiri akan sebuah ikatan rumah tangga, dimana aku merasa terabaikan selama ini, tetapi tidak sesegera mungkin dibebaskan. Sehingga saat ini aku sudah cukup puas akan kehidupanku bersama anak-anak.

            Tapi ada satu hal yang aku lupa, yaitu setiap individu dapat memiliki pemikirannya sendiri, namun siapa yang bisa membendung rasa jika ia telah menunjuk kepada siapa ia akan berlabuh?!

Ibu Tunggal Jatuh Cinta, Salahkah?

             Sebuah pertanyaan yang kadang muncul dalam benakku juga, saat aku sedang kepikiran akan seseorang yang membuatku memiliki perasaan lebih, "Memalukankah jika aku jatuh cinta lagi?"

            Karena aku adalah seorang wanita dengan tipe 'ibu-ibu' banget, yaitu sejak memiliki anak-anak, aku hampir tidak pernah memperhatikan penampilanku lagi. Kalau sedang ada rezeki, selalu aku sisihkan untuk mendandani anak-anakku saja.

            Aku bahkan lupa kalau aku ini seharusnya memiliki waktu juga untuk diriku sendiri, hehehe.

            Apalagi saat aku bertekad untuk tidak menikah lagi, dan status pada Sosial Mediaku pun yang sudah sempat berganti menjadi 'bercerai', aku ubah kembali pada status 'menikah'. Agar para pria yang mencoba mendekatiku perlahan mulai mundur lagi.

            Pada titik itu aku mencoba menepiskan rasa ketika ia muncul untuk memberi sinyal kuat tentang adanya perbedaan antara saat aku sedang saling berhubungan (melakukan kontak komunikasi) dengan pria yang satu dan pria yang lainnya.

            Tapi semakin ditepis, justru ia semakin kuat dan itu kadang membuatku malu, tidak percaya diri di depan kedua anakku sendiri. Aku merasa seolah telah berkhianat karena jatuh cinta lagi kepada orang lain, selain ayah mereka. Padahal setelah berpisah dengan pasangan terdahulu, aku berhak meraih itu.

            Aku yakin sebagian besar ibu tunggal merasakan hal yang sama, khususnya para ibu tunggal yang benar-benar mengabdikan diri untuk anak-anak mereka, sepertiku. Ada perasaan malu dan tidak percaya diri ketika merasakan cinta yang baru.

            Kemudian tetap mencoba bersikap 'cool', tenang, walau hati sedang menggebu-gebu, sehingga akhirnya kita nyaris tak mengenali diri kita sendiri.

            Banyak batasan yang kita buat, dalam hal pergaulan, komunikasi, menyembunyikan rasa, bersikap seolah-olah tak memiliki kebutuhan dan keinginan yang lainnya, serta melupakan jati diri kita sendiri sebagai seorang wanita normal.

            Padahal falling in love is normal, apapun status kita kini, jatuh cinta adalah hal yang sangat manusiawi. Bagi seorang ibu tunggal, jatuh cinta itu tidak salah, hanya caranya yang perlu ditata lagi.

Siapa Yang Sedang Kita Cintai dan Mencintai Kita?

            Jika hanya ada satu pihak yang mencintai, namun itu tak berbalas, maka tak akan menjadi masalah yang perlu ditelisik lebih jauh lagi, dibandingkan ketika cinta itu saling berbalas.

            Misalnya ketika kita mencintai seseorang dan dia membalas cinta itu, maka kita harus tahu dengan pasti siapa dia dan apa tujuannya.

            Sering adanya selentingan yang diucapkan oleh segelintir lelaki, "Kalau tak bisa dapat gadis, janda juga tak apa", membuktikan bahwa dalam benak mereka (sebagian lelaki itu), seorang wanita yang sudah pernah menikah sebelumnya bukanlah pilihan yang pertama.

            Padahal wanita berstatus 'janda' juga memiliki hati, ia juga memilih, bukan berarti ia mudah melabuhkan hatinya pada sembarang lelaki.

            Hanya karena ia butuh sandaran, maka ia akan menempel pada lelaki mana saja yang mendekatinya? Tentu saja tidak! Jadi baik wanita yang sudah pernah berumah tangga namun gagal, dengan seorang gadis yang sama sekali belum pernah menikah, posisinya sama. Kamu memilih, dia pun memilih. Kamu memilih dia, belum tentu dia memilihmu.

            Jadi bagi para Single Mom, melangkahlah jika telah yakin bahwa pria itu sungguh telah jatuh hati juga, bukan sekedar ingin mengambil keuntungan dari Mom semata, yang ia ketahui bahwa kini telah tak bersuami lagi.

            Sebagai seseorang yang pernah menjalankan biduk rumah tangga namun gagal, yang kini aku butuhkan adalah seseorang yang bersedia menerimaku apa adanya dan menghargaiku dengan segala kekurangan yang aku miliki. Kemudian sebagai seorang ibu, aku butuh seseorang yang mampu menjadi sosok ayah bagi anak-anakku kelak.

            Setelah yakin, pastikan dahulu statusnya, apakah telah berumah tangga ataukah tidak. Jangan sampai kita ikut-ikutan merusak image yang kita sandang ini dengan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga wanita lain.

            Tidak begitu saja, status janda sudah dinilai negatif oleh sebagian besar masyarakat. Di mata sebagian pria, janda adalah sosok yang bebas dilecehkan. Sementara di mata sebagian wanita, janda merupakan sosok yang perlu diwaspadai.

            Rumah tanggaku hancur karena janda-janda di sekitar mantan suamiku, tapi tak lantas membuatku meremehkan status yang kini aku kenakan, tak jua aku balas dendam dengan merusak pernikahan orang lain.

            Cinta memang tak bisa memilih jatuh pada siapa, tetapi untuk itulah hati dan pikiran diberikan juga kepada setiap insan di dunia oleh sang pencipta, sebagai penyeimbang agar cinta itu tak buta, melainkan bisa merasakan dengan nurani dan bisa realistis dengan adanya pikiran-pikiran.

            Kemudian jika pria itu mengaku duda, pastikan terlebih dahulu status kedudaannya. Karena sebagian pria bisa mengaku duda walau akta cerai sah belum diterbitkan. Kalaupun memang sungguhan telah berpisah dengan mantan istrinya, perlu juga loh dicari tahu alasannya berpisah.

            Apakah karena dipisahkan oleh maut, ataukah karena si duda ini digugat cerai oleh istrinya akibat berselingkuh, atau juga ternyata karena si pria dulu sering lalai tanggung jawab kepada anak dan istrinya. Tentunya sebagai orang yang sudah pernah gagal, kita tak ingin kelak gagal kembali karena jatuh pada pria yang salah lagi.

            Lalu bagaimana jika kita jatuh cinta dengan seorang lajang dan iapun membalas perasaan ini?

            Status bujang adalah status yang sangat bebas. Untuk itu, ketika ia memutuskan untuk menerima seorang Single Mom dalam kehidupannya, ia harus sudah berpikir ribuan kali. Jangan hanya karena emosi sesaat mengambil keputusan untuk melibatkan diri dalam cinta dengan seorang wanita yang posisinya jauh berbeda dengan dirinya.

            Karena ketika suatu saat ia menyesal, ada orang lain yang juga ikut tersakiti.

            Walau terkesan tabu, namun pembicaran awal hubungan memang sudah harus dilakukan bagi seorang Single Mom terhadap calon pasangan barunya.

            Aku tak mengatakan tentang pembicaraan pranikah, karena tidak semua janda yang pasca berpisah juga sudah langsung siap jika diajak menikah. Tetapi setiap pasangan yang menjalin hubungan, tentunya memiliki arah dan tujuan. Setelah saling mengenal baik, maka hubungan pun juga akan naik jenjang ke pernikahan.

            Oleh karena itu, jika salah satu pihak tidak yakin dengan pasangannya, maka tidak memulai jauh lebih baik. Daripada memulai hanya untuk melukai hati.

            Berikut ada poin-poin penting yang perlu dibicarakan terhadap calon pasangan, sebelum seorang Single Mom mulai melangkah, khususnya bersama seorang bujang:

Apakah status ini sangat mengganggu baginya?

            Yakinkan terlebih dahulu padanya, apa dia malu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah pernah menikah? Apa dia siap dengan cemoohan lingkungannya kelak? Apa dia mau mengakui telah berhubungan dengan seorang janda kepada teman-temannya?

            Jika ia bersedia, maka lanjutkan pada pertanyaan berikutnya, namun jika tidak, maka jauh lebih baik mengakhirinya sedini mungkin. No more question.

Apakah keluarganya tidak keberatan?

            Dalam urusan percintaan antar sejoli, keluarga adalah pihak pertama yang terlebih dahulu akan terlibat ketika kelak hubungan itu akan dibawa menuju jenjang pernikahan. Sehingga, yakinkan juga, jika dirinya memang tidak bermasalah dengan status ini, apa keluarganya akan sama?

            Karena tidak semua orang tua bersedia jika anak lelaki bujangnya, memperistri wanita yang sudah pernah menikah. Apalagi jika wanita tersebut telah memiliki anak-anak dari pernikahan sebelumnya.

            Jika ia yakin keluarganya akan menerima, maka lanjutkan dulu ke pertanyaan berikutnya.

Apa ia siap menjadi seorang ayah bagi anak-anak yang bukan berasal darinya?

            Ini masalah yang sangat penting bagi setiap ibu tunggal. Jangan sampai calon pasangan hanya menginginkan ibunya saja, tetapi tidak bagi anak-anaknya. Sedangkan anak-anak korban perceraian, sangat membutuhkan perhatian lebih.

            Jadi kedatangan sosok baru dalam kehidupan Mom, hendaknya justru melengkapi kehidupan anak-anak juga, bukan malah menjauhkan orang terdekat mereka.

            Sebenarnya mereka sudah cukup puas tumbuh bersama-sama Mom saja, tetapi karena dalam hidup Mom juga butuh pendamping, maka pilihlah pria yang bisa menjadi ayah bagi mereka juga.

            Lalu, bukan sekedar menerima begitu saja, masih banyak hal yang perlu dipikirkan lagi kalau berbicara mengenai anak-anak, yaitu apakah ia siap jika kelak ayah kandung si anak mulai lepas tanggung jawab, maka ia akan ikut menanggungnya? Apalagi jika ibu sang anak tidak mampu secara financial untuk menafkahi anak-anaknya sendiri.

Apa ia masih menginginkan untuk memiliki anak sendiri?

            Aku sendiri merupakan wanita yang sering merasa insecure terhadap diriku sendiri, apalagi jika berhadapan dengan pria bujang. 

            Tidak mungkin jika seorang pria yang belum pernah menikah, kemudian menemukan wanita idamannya, namun tidak berencana memiliki anaknya sendiri.

            Ia pasti tak cukup puas dengan hanya merawat anak-anak orang lain saja sehingga berharap bahwa istrinya bisa melahirkan anak-anak juga untuknya.

            Tetapi bagaimana jika sang istri kelak tidak bisa memberinya keturunan lagi? Misalnya karena faktor usia, atau sudah terlalu sering melahirkan, sudah melakukan KB steril misalnya, ataupun karena alasan medis tertentu sudah tidak diijinkan untuk hamil lagi. Apakah ia masih akan terima?

            Tentunya hal tersebut harus dibicarakan dengan sungguh-sungguh dahulu sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Jangan sampai kelak itu menjadi salah satu alasan yang membuat sang suami meninggalkan istrinya atau memaksakan diri untuk memasukkan wanita lain ke dalam rumah tangga di kemudian hari.

Setelah menikah akan menetap di mana?

            Nah, ini juga perlu disepakati lebih awal sebelum memutuskan menikah. Bukan hanya berlaku bagi Single Mom, melainkan bagi setiap pasangan yang pada akhirnya memutuskan untuk berumah tangga.

            Jangan sampai kelak setelah menikah barulah berdebat masalah tempat tinggal. Apalagi bagi seorang ibu tunggal dengan anak-anak bawaan.

            Anak-anak tentu tak dapat dipisahkan dari mana tempat mereka biasa tinggal dan dibesarkan, sedangkan ibu mereka tak dapat lepas begitu saja dari anak-anaknya. Lalu jika kondisinya seperti itu, apa ia tak merasa keberatan jika ikut masuk ke dalam keluarga istri?

Kejujuran di Awal Hubungan Jauh Lebih Baik

            Katakan siap jika memang siap dan katakan tidak siap jika memang tidak siap atau belum siap menerima segala konsekuensi yang akan didapatkan dengan memilih Single Mom sebagai calon pendamping kelak.

            Memang menjadi problematika tersendiri bagi para Single Mom, ketika sudah mulai jatuh cinta lagi, namun masih harus menerima pengakuan jujur dari lelaki yang ia cintai itu. Sehingga beberapa wanita memilih untuk bungkam beberapa saat dan menikmati dahulu cinta yang sedang ia rasakan itu.

            Padahal sesungguhnya, kejujuran di awal hubungan tidak akan membuatnya sakit terlalu dalam dibandingkan ketika ia sudah sangat larut ke dalam cinta.

            Bagi para prianya pun, tentu tidak mudah untuk berkata jujur, tetapi itu sebenarnya jauh lebih baik daripada membunuh dalam diam.

            Dalam menjalin sebuah hubungan, kejujuranlah yang memegang peranan penting. Jangan pernah memulai jika masih ada ganjalan di dalam hati, jangan biarkan mengalir jika dirasa masih keruh.



You Might Also Like

81 comments

  1. Jatuh cinta sah-sah saja kok, itu kan hak asasi setiap manusia. Apapun statusnya saat ini. Yang terpenting bisa memilih mana yang terbaik untuk dirinya dan juga anak-anaknya.

    Keep strong dan tetap semangat Mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ... sama-sama ... selalu semangat juga ya?!

      Hapus
  2. Untuk masalah seseorang menikah dengan ibu tunggal yang pernah menikah, di wilayah saya banyak yang nyinyir tentang hal tersebut. Keluarga besar pun banyak yang keberatan dengan hal-hal semacam ini. Padahal, jatuh cinta dan sebuah pernikahan bukanlah hal yang patut disalahkan dan dibanding-bandingkan. Tapi di lingkungan saya telanjur begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya memang fenomena di masyarakat seperti itu, untuk itu perlu adanya pembicaraan terlebih dahulu sebelum menjalin hubungan.

      Hapus
  3. memang butubpertimbangan matang ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget Mom ... dan harus memastikan juga, ini cowok serius nggak ya? Karena statusnini lebih rawan dipermainkan.

      Hapus
  4. ternyata tidak mudah ya mba ...
    semoga bisa menjalaninya dengan bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul ... hehehe ... sekedar mengingatkan diri dan semoga bisa menginspirasi para ibu tunggal lainnya.

      Hapus
  5. Kalau bagi saya tidak masalah jika seorang ibu yang telah berpisah dari suami atau suaminya meninggal menikah lagi. Benar mengasuh anak itu juga berat namun ketika sudah memasuki masa tua dan anak mungkin tidak di sisi kita lagi, maka bisa jadi kita merasa kesepian dan butuh pendamping hidup. Tapi ya itu mbak, saya cuma bisa berpendapat. Saya pun jika di posisi mbak Annisa akan sulit juga nih menentukan sikap. Semangat mbaa. salam kenal. Sennang bisa baca blognya mba Annisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Mom. Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  6. Dirimu hebaattt mba.
    Artikel ini sekaligus bisa menguatkan para single moms di luaran sana.

    Semogaaa bs bersanding dgn jodoh terbaik yaaa😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Mbak. Semoga bisa menginspirasi para single mom.

      Hapus
  7. waduh, mbaca sambil nyimak lagunya bener-bener syahdu. Hehe...
    Artikel yang gimana...bingung aku menggambarkannya. hehe... berani sih menurutku. Semoga ditemukan pasangan yang terbaik, Mbak. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehee ... memberanikan diri lebih tepatnya 😂 tapi semoga ada yang bisa mengambil manfaat darinya.

      Hapus
  8. Peluk Mba, semangat yaaaa..
    You are A great strong woman.
    Cinta itu, milik semua wanita.
    Yang terpenting, sudah lebih banyak pertimbangan lagi, agar tidak mengulangi kisah lama, meskipun hari esok kita tak pernah tahu, tapi berusaha untuk tak lagi ada dalam hubungan yang kacau adalah yang terbaik ;*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mom. Bagi Single Mom, memang membayangkan untuk masuk kembali ke dalam pernikahan itu ngeri-ngeri sedap soalnya, hihihiii.

      Hapus
  9. wah Anjiii....sukses menikah dengan pereempuan 2 anak dan bahagia hingga kini

    karena seperti kata mbak Anisa, cinta tak bisa meemilih

    Ibu saya juga menjanda di usia 36 tahun dan nggak menikah lagi hingga ajal menjemput

    karena mungkin nggak ada cinta yang singgah lagi sesudah ayah saya wafat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah tapi ibunya hebatt ... mungkin sang ayah adalah cinta sejati sang ibu. Semoga ibu dapat berkumpul kembali dengan ayah di surga.

      Hapus
  10. Yup memang agak beda ya ketika masih single membina perkawinan dibandingkan ketika sudah menjadi single parent. Ada anak yang kadang bikin ragu apakah calonnya nanti cuma sayang mamanya aja. Tetap semangat ya mba, i support you always karena kamu memang pantas dicintai dan layak mencintai 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you apresiasinya yaa Mbak ... apapun itu, semoga terbaik bagi semua pihak, aamiin.

      Hapus
  11. Tidak apa apa kok. Membuka lembaran baru dengan jatuh cinta lagi asal tidak kita tidak jadi pelakor dan pasangan plus keluarga pasangan menerima keadaan kita yang sudah punya buntut dua nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak ... jangan sampai menyakiti hati wanita lain dan menukar statusnya dengan wanita itu.

      Hapus
  12. Baca ini kok jdi sedih yaaa... bayangin para single mom yang mungkin masih 'terluka' atas perceraian, lalu harus menghaddapi stigma negatif dari masyarakat. Tak bisa dipungkiri, jika staus janda lebih berefek dari status duda. Artikel ini bisa jadi rambu-rambu bagi single mom saat jatuh cinta lagi. Semoga kuat ya Mba dan para single mom lainnya. In syaa allah ada kebaikan dari setiap peristiwa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yaa Rabb. Memang kalau duda jarang yang mendapatkan pelecehan karena statusnya itu, malah banyak yang menjuluki 'duda keren', heheheee ...

      Hapus
  13. Baca ini rasanya pengen banget ketemu, ngobrol dan memeluk Mbak Anisa. MashaAllah. Mbak Nisa loh masih 30an, teman-teman saya yang sudah ditinggal suami (baik wafat maupun bercerai) ada beberapa yang sedang dalam proses seperti ini. Padahal kami kan sudah berusia 50an ke atas semua. Bisa terbayangkan urusannya bahkan lebih njlimet lagi.

    Tapi yang pasti cinta itu tidak mengenal umur, waktu dan bagaimana dia bisa berlabuh. Yang penting jika memutuskan menseriuskan jalinan cinta itu TIDAK BOLEH menyakiti orang lain atau mengambil hak orang lain. Pastikan bahwa prosesnya mengikuti logika dan mempertimbangkan hal-hal yang akan terseret dari rangkaian cinta itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak. Saya tergabung di grup single mom, ternyata banyak banget wanita yang bercerai dengan pengalaman hidupnya masing-masing. 😢

      Hapus
  14. Saya mendapatkan wawasan yang berarti dari tulisan Mbak Annisa. Nyatanya, banyak orang di luar sana memiliki status yang sama namun kompleksitas masalah yang berbeda. Yang jelas, memang harus dipikirkan matang-matang begitu ya Mbak. Meskipun mencintai itu fitrah, tapi selalu ada konsekuensi cinta.

    Semangat Mbak, semoga Mbak dan anak-anak selalu dalam lindungan-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yaa Rabb. Terima kasih sudah mampir dan sarannya Mas.

      Hapus
  15. Setuju mbak, bagaimanapun juga seorang ibu juga memiliki dunia sendiri di luar anak-anaknya. Seorang ibu juga berhak menjadi perempuan yang memiliki hobby, mengembangkan passion, menikmati waktu luang bahkan jalan-jalan sendirian. Seorang ibu tetap berhak bahagia dan dicintai. Ngga bisa memungkiri kalau seorang perempuan berapapun usianya juga membutuhkan support dari pasangan, dan tentu saja berhak jatuh cinta lagi.
    Benar sekali sebuah ungkapan, "kita bisa menikah dengan siapa saja, tapi kita tidak pernah bisa menentukan akan jatuh hati kepada siapa".

    Semangat ya mba Anniss..Peluk jauh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget. Kata orang tua saya, setiap insan membutuhkan seseorang yang bersedia saling mendampingi di masa tua kelak.

      Hapus
  16. Jatuh cinta lagi tentu tidak salah ya,mbak. Menurut saya cinta itu memang anugerah yang Tuhan berikan kepada makhluk ciptaannya. Pastinya memang banyak banget pertimbangan jika ingin memiliki hubungan baru bahkan saya yang belum menikah saja untuk memulai hubungan baru tidak mudah dengan banyak perhitungan.
    Btw,saya suka sekali dengan kalimat bisa menikah dengan siapa saja tapi tidak bisa menentukan akan jatuh hati kepada siapa. Maklum sampai saat ini saya pun belum bisa jatuh cinta dengan pria lain,mungkin itu nantinya gak tau juga akan jatuh cinta pada siapa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak. Semoga ntar dipertemukan dengan jodoh terbaik. Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  17. Stigma itu sepertinya stigma sejak jaman dinosaurus punah mbak, dan dilanjutkan hingga sekarang oleh sebagian orang yang picik.
    Aku kenal banyaaaak banget single mom hebat dan cantik. Founder beberapa yayasan, kepala sekolah yang berprestasi, pembicara sukses....

    You know what? Oprah Winfrey yang setajir itu, sesukses itu aja, memilih menjadi single hingga akhir hayatnya, dan it is fine.
    Bukan berarti mendukung keputusan melajang, tidak. Hanya, lepaskan saja predikat "janda" itu ---> ganti menjadi : Aku wanita hebat, dengan prestasi luar biasa, ibu yang sukses di mata anak-anakku, dan jodoh yang tepat akan hadir di kala aku siap menerimanya.

    *online hugs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak. Terima kasih apresiasinya. Kebetulan saya juga bergabung di grup single mom indonesia dan banyak perempuan single yang hebat serta bahagia juga di sana.

      Hapus
  18. Menurut daku jatuh cinta adalah hal yang normal dirasa. Yang penting benar kata kak Nisa, jatuh cintanya bukan pada yang sudah memiliki ikatan.

    SemangatCiee selalu kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak ... tulisan ini sebagai pengingat untuk diri sendiri juga, heheheee.

      Hapus
  19. Satu grup donk ya kitah haha.... Emang butuh pertimbangan banyak lagi deh kalau kita mau menjalin hubungan lagi ya..Apapun itu semoga Allah selalu mudahkan perjalanan hidup kita dan anak2.. Semangaddd

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Wah anak buahnya Mom Maureen juga yaa Mbak? Hihihiii ...

      Hapus
  20. Mba, membahagiakan anak-anak hanya bisa dilakukan oleh ibu yang juga bahagia.

    Siapa sih yang ingin jadi janda? Tapi jika jalan hidup membawa ke sana, ya tinggal jalani saja.

    Maaf ya, Saya nulis gini mudah karena ngga mengalami, tapi mba yang menjalani pastinya amat berat. Pokonya mba jangan lupa bahagia. Semoga berjodoh dengan sosok terbaik. Aamiin.

    BalasHapus
  21. Menjadi sebuah fitrah insan manusia membutuhkan pendamping hidup, diihtiarkan semoga dipilihkan sesuai panduan Islam.

    BalasHapus
  22. lajang, janda, duda memang tak bisa menolak kala rasa cinta itu telah datang. Keberadaan anak tentu harus juga menjadi pertimbangan ya mbak jika ingin melangkah lebih jauh lagi.

    Saya juga memiliki beberapa teman janda, dan memilih untuk tak menikah lagi dan fokus pada anak-anaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mbak, seperti yang saya sampaikan pada tulisan di atas. Butuh aktif cari tahu dulu calon pendampingnya.

      Hapus
  23. Intinya jangan lupa bahagia untuk diri sendiri ..semangat ya mbak sayang ..

    BalasHapus
  24. Saya jadi penasaran Mbak, maaf mau bertanya, kalau wanita Chinese yang sudah punya anak, menikah lagi dengan pria Chinese, nanti marga anak ikuti dengan ayahnya, perbedaan marga anak pertama dari suami pertama, dengan marga anak dari suami ke dua kan beda, itu apakah tidak masalah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anak-anak saya marganya hilang Mbak, karena kebetulan suami bukan Chinese. Tapi kalau wanita yang menikah dengan pria Chinese juga, marga yang diturunkan pada anak tidak akan berubah walau ibunya menikah dengan lelaki dari klan lain. Dan anak-anak tentu dibawa sama ayahnya karena mewarisi marganya. Makanya wanita Chinese jaman dulu memilih setia pada klan suaminya karena anak-anaknya ada di klan itu, jadi diapun bagian dari klan tersebut.

      Hapus
  25. seorang ibu berhak mendapatkan kebahagiannya mbak, tak salah jika jatuh cinta lagi
    Tapi memang harus mempertimbangkan secara matang ya mbak, jika ingin menikah lagi
    keep strong mbak, semoga Allah berikan lagi jodoh yg terbaik

    BalasHapus
  26. Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Itu hal wajar bagi siapapun yang tidak punya pasangan. Yang salah adalah jatuh cinta bukan pada tempatnya.
    Semoga kakak bahagia dengan pilihan yang diambil dan bersama anak-anak kakak.

    BalasHapus
  27. Kegagalan bisa dijadikan pelajaran pastinya. Jadi, gak salah untuk jatuh cinta lagi. Tetapi, sebelum terlanjut lebih dalam, saya pun setuju dengan yang namanya kejujuran di awal hubungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, daripada sakitnya berpanjangan, mending sakit sementara. Heheheee ...

      Hapus
  28. Sebenarnya banyak juga sih kejadian memang jatuh cinta berstatus beda. Namun itu jadi tidak masalah asalkan memang mau nerima.
    Bahas2 jatuh cinta merasa jadi lajang lagi aku 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jangan Mbakk , ... hihihiii ...
      Betul banget, harus saling menerima dan menghargai.

      Hapus
  29. wah.. aku jadi terenyuh selesai membacanya mbak.

    "Aku bahkan lupa kalau aku ini seharusnya memiliki waktu juga untuk diriku sendiri, hehehe." aku quote dari kalimat ini kalau emang kita perlu egois sama diri sendiri buat memikirkan kalau diri kita juga perlu berhak bahagia ya.


    selalu sehat ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih apresiasinya Ko Deddy ... ^_^

      Hapus
  30. Siapapun pasti doanya menikah dengan orang yang sama sampai maut memisahkan. Namun, kalo jatuh cinta lagi itu pilihan. Jika berpisahnya karena salah satu pasangan meninggal dunia, mungkin tidak membawa trauma mendalam, tidak sebesar pasangan yang berpisah karena bercerai. Saya yakin keputusan menikah (lagi) itu lebih berat ketimbang kita memutuskan pertama kali menikah, terlebih jika kita sudah punya buah hati. Meski demikian, Allah Maha pembolak-balik hati. Jika memang kata Allah jodoh kita sudah di depan mata, ya mau sekuat apapun kita bilang "tidak" pasti akhirnya akan "iya" juga. Hehehe. Bahagia selalu ya mba. Doaku yg terbaik untukmu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mom, menikah atau tidak, itu adalah pilihan setiap individu, walau cinta tak dapat memilih kapan datangnya dan kepada siapa. Jodoh pun tak dapat ditentukan oleh manusia.
      Aamiin yaa Rabb. Terima kasih Mom.

      Hapus
  31. Aku sedih kalau baca ada perpisahan didalam pernikahan, semoga kuat terus ya mbak menjalani status single mom. Misal jatuh cinta lagi gpp yg penting anak2 mbak setuju dgn keputusan mbak kalau mau menikah lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa Mom, karena sesungguhnya tak ada pasangan yang berharap menikah untuk bercerai, tapi saat takdir telah berbicara, akan susah untuk disangkal. 😢

      Hapus
  32. Memang banyak ya Mbak yg perlu dipertimbangkam bagi ibu tunggal yg ingin membina cinta yg baru. Salah satunya seperti yg mbak tuliskan,, apakah calon suami yg baru nantinya menginginkan anak lg atau tidak. Beda ya dg laki² yg sudah bercerai atau ditinggal mati, lgsg nikah lg aja,, gak kayak perempuan banyak yg dipikirkan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ada ada typonya ya Mba

      Menginginkam = menginginkan

      Hapus
    2. Iyaa Mom. Banyak sekali pertimbangannya. Kadang wanita yang bercerai itu (saya) malah memiliki harapan ingin hidup tenang bersama anak-anak saja hingga berusia lanjut, tetapi tiba-tiba datang cinta yang tak disangka-sangka, itu yang membuat bimbang. Mendadak merasakan cinta lagi, lalu patah hati lagi ... hehehee, seorang ibu juga manusia biasa.

      Hapus
  33. tetap semangat ya mbak, karena siapapun berhak jatuh cinta dan dicintai..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ... semoga kita semua mendapatkan kebahagiaan yang kita impikan, aamiin yaa Rabb.

      Hapus
  34. tetap semangat dan sehat selalu ya mom :D

    BalasHapus
  35. Untuk masalah status menurutku itu bisa berjalan dengan seiring waktu dan kemantapan hati bila telah menemukan sosok yang membuat kita nyaman.
    Tapi ada baiknya jujur diawal soal status dan ceritakan bahwa sudah memiliki anak, dan tentunya disamping itu lakukan pendekatan dari kedua belah pihak.
    Karena saat telah menikah bukan hanya sepasang insan saja tapi menyatukan 2 keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul sekali, seperti yang sudah saya tuliskan juga di atas, keterbukaan di awal hubungan jauh lebih baik.

      Hapus
  36. Manusia jatuh cinta? Ya tidak salah sama sekali. Wajar saja kok.

    Masalah status? Loh, sebenarnya tidak ada kaitannya antara status janda atau perawan untuk urusan jatuh cinta dan dicintai.

    Tidak pernah ada yang mengharapkan untuk "berpisah". Situasi itu tidak pernah ada di benak seseorang ketika menikah, tetapi karena situasi dan keadaan yang memaksa perpisahan sering terjadi.

    Tidak berarti setelah itu tidak boleh ada lanjutan. Buku kehidupannya masih terbuka lebar dan kalau suatu waktu kehidupan itu harus dijalani dengan orang yang lain lagi, ya bukan sebuah masalah.

    Status janda seringkali diributkan dan direndahkan, padahal itu hanyalah sekedar kategori yang dibuat manusia untuk membedakan seseorang yang pernikahannya terputus. Tidak seharusnya mengindikasikan apa-apa.

    Cuma memang masyarakat terkadang kejam karena mengaitkannya dengan hal-hal yang tidak beres.

    Seorang yang sudah bercerai jatuh cinta, ya ga papa. Hanya memang cara penanganannya akan berbeda karena sudah ada "buntut". Berbeda karena pertimbangannya tidak lagi hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk putra putri yang ada.

    Butuh ketenangan dan kebijakan dalam menghadapinya.

    Tidak semua orang mempermasalahkan status seseorang ketika memilih jodoh. Banyak sekali yang sudah berpandangan terbuka.

    Met berjuang demi cinta yang baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Iya, stigma janda di mata masyarakat memang sangat jauh berbeda dengan gadis sehingga sebagian besar darinya terkesan melemahkankan status ini. Semoga banyak masyarakat yang masih berpandangan terbuka juga.

      Hapus
  37. Jatuh cinta hak setia manusia dan wajar saja, yang penting bukan jatuh cinta kepada milik orang lain. Ibu tunggal malah harus lebih selektif lagi ya kalau memang akan berlanjut. Semoga Annisa dan anak-anak selalu sehat dan bahagia ya.

    BalasHapus
  38. Baca tulisan ini mengingatkan posisi ibu saya di waktu saya remaja, bagaimana ia bergulat dengan status single mom alias janda dipandang di masyarakat. seakan wanita yang sudah divorce itu tidak boleh jatuh cinta dan memiliki stigma negatif. padahal jodoh itu ya rahasia ALlah ya mom, mau kita berusaha bilang ""ngaak" ketika sudah waktu dan jodohnya ya akan jadi juga. semoga Allah memberikan hal yang terbaik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mom, betul sekali. Banyak celetukkan dari para lelaki yang juga terkesan merendahkan janda. Semoga pikiran sebagian besar masyarakat bisa lebih terbuka.

      Hapus
  39. Cinta tak pernah salah waktu dan tempat mba, kalau nanti tiba saatnya, pasti akan terasa indah. Semoga dipertemukan dgn yg terbaik ya, aamiin

    BalasHapus
  40. Perjuangan yang luar biasa yaa ibu tunggal jatuh cinta lagi padahal tidak ada yang salah apalagi stigma orang yaa bebas aja itu haknya.. semoga dapat yang terbaik ya kak

    BalasHapus