Bila Esok Ibu Tiada - Kakak Pertama Menyebalkan dengan Pengorbanan Terbesar
![]() |
| Bila Esok Ibu Tiada. Desain: bombonasam.club |
Awal aku menonton film ini adalah karena film ini dibintangi oleh beberapa aktor karakter film layar lebar, seperti: Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Adinia Wirasti dan Fedy Nuril.
Sayangnya pada waktu film ini tayang di bioskop, aku tidak punya waktu untuk menontonnya. Maklum, 'mamak' anak dua prioritasnya tetap anak-anak, bukan 'me time' semata, kecuali film yang qualified buat ditonton oleh anak-anak juga ya pasti aku tetap pergi ke gedung sinema dengan membawa mereka.
Sampai ketika film ini naik di aplikasi Netflix, aku langsung memasukkannya ke dalam list tontonanku yang pertama.
Tokoh utama dalam film ini adalah Ranika, si anak sulung, dimana pertama kemunculannya menimbulkan kesan sebagai kakak yang menyebalkan, banyak mengatur, hanya mau didengarkan, tidak mau mendengarkan, meremehkan adik-adiknya, dan merasa paling sukses sendiri, sehingga dia tidak begitu disukai oleh adik-adiknya.
Setiap kemunculannya pasti selalu menimbulkan konflik antara saudara, padahal ibunya Ranika ini adalah sosok yang netral, tidak seperti kebanyakan situasi real dimana biasanya sang ibu yang menciptakan konflik antar anaknya.
Aku sebagai penonton saja ikut terbawa arus emosi yang mendalam ketika sosok Ranika ini mulai mengeluarkan kata-kata sinis dan arogansinya. Kalau jadi saudaranya Ranika, mungkin aku kelepasan untuk menjambak si kakak julid, oops, soalnya dia sama sekali tidak mau mendengarkan adik-adiknya, mentang-mentang paling tua dan kerja kantoran, wkwkkwk, sepertinya Adinia Wirasti sukses memerankan tokoh ini.
Dia adalah anak tertua dari 3 bersaudara, dimana ada adiknya yang bernama Rangga, diperankan oleh Fedy Nuril, seorang laki-laki yang masih merintis karir sebagai seorang musisi, sudah memiliki seorang istri yang cantik dan pengertian. Kemudian ada adiknya yang cantik dan seksi bernama Rania, diperankan oleh Amanda Manopo, sedang merintis karir sebagai seorang aktris. Dan yang terakhir ada adik perempuannya yang masih duduk di bangku kuliah sebagai seorang mahasiswi bernama Hening, diperankan oleh Yasmin Napper.
Cerita bermulaa ketika Haryo, diperankan oleh Slamet Rahardjo, meninggal dunia, meninggalkan seorang istri bernama Rahmi, diperankan oleh Christine Hakim, dan keempat anaknya.
Sehari-hari Rahmi harus tampak kuat di hadapan keempat anaknya karena dia tidak ingin membuat keempat anaknya, terutama Ranika merasa sedih, padahal sesungguhnya hatinya rapuh.
Dia yang selama ini bergantung kepada Haryo, merasa kehilangan separuh jiwanya, apalagi melihat kondisi anak-anaknya yang tidak akur satu sama lain. Ranika yang merasa berkuasa, sementara adik-adiknya yang merasa bahwa Ranika itu sama seperti mereka sehingga tidak berhak mengatur hidup mereka.
Adegan Ranika sebagai sosok yang 'nyebelin' tampil sangat lama, hampir sepanjang film, sampai ketika dia mulai jatuh hati dengan atasannya di kantor, Kevin, tapi dia langsung mundur teratur ketika melihat atasannya itu dekat dengan adik kandungnya, Rania.
Kevin merupakan seorang duda beranak satu yang sudah lama menaruh hati kepada Ranika, namun Ranika tidak pernah punya waktu ketika Kevin mengajaknya untuk berkencan. Ranika terlalu sibuk dengan keluarganya. Bagi Ranika, keluarga adalah prioritas nomor 1.
Sampai di sini, kita sebagai penonton mulai sadar bahwa ternyata Ranika adalah satu-satunya orang yang paling berkorban untuk keluarganya semenjak kepergian ayahnya. Dia bekerja keras sampai tak kenal waktu dan tak sempat memikirkan dirinya sendiri.
Bahkan ketika dia mulai jatuh cinta, dia akan merelakannya untuk adiknya jika memang pria itu bukan untuknya. Ketika Rania terkena kasus narkotika, Ranika yang duluan panik dan ingin buru-buru mengeluarkan adiknya itu dari penjara. Padahal adik-adiknya tidak pernah setujua padanya, selalu menentang dia, terutama Rangga dan Rania.
Meski tidak sepenuhnya salah juga jika Rangga dan Rania tidak pernah akur dengan Ranika, karena Ranika selalu meremehkan pekerjaan dan kesukaan adik-adiknya sebagai seorang artis.
Rangga yang merupakan musisi sampai sangat minder dan pernah bertengkar hebat dengan istrinya cuma gara-gara kata-kata julid Ranika. Kemudian Rania yang seorang model juga tak kalah galak dengan kakaknya sehingga tak sungkan bertengkar di depan ibunya.
Hanya Hening si anak bungsu yang pembawaannya lebih tenang dari kakak-kakaknya, meski awalnya dia juga terkesan kesal dengan Ranika yang sombong dan terlalu mengatur, tapi di akhir film kita bakal tahu bahwa Hening jauh lebih pengertian daripada kakak-kakaknya.
Dialah yang menyadarkan Rangga dan Rania kalau Ranika itu adalah sosok yang pengorbanannya sangat besar di dalam keluarga. Sayangnya kesadaran itu ada ketika ibunya sudah tiada.
Tapi cerita ini jatuhnya tetap happy ending kok walau ibunya sudah tiada, karena hubungan antar saudara menjadi lebih baik, kemudian Kevin menyatakan perasaannya kepada Ranika, serta Rangga yang mendorong Ranika untuk mulai memikirkan dirinya sendiri.
Film bertema keluarga ini membuat aku tersedu-sedu sejak babak awal sampai akhir, seperti kena saja gitu di hatiku. Apalagi Christine Hakim memerankan tokoh sebagai ibu yang rapuh namun berusaha terlihat kuat dan tabah itu bikin aku terbawa perasaan banget, aktingnya luar biasa.
Sst, ngomongin soal akting, Film Bila Esok Ibu Tiada ini sempat mengadakan casting online loh. Sepertinya mencari bintang baru tapi dimulai sebagai peran pendukung terlebih dahulu kali ya, karena pemeran utamanya ya memang pemain karakter yang sudah punya nama besar, seperti yang aku bilang pada awal tulisan ini.
Aku sempat ikutan loh casting online-nya di TikTok buat mencari pengalaman. Sayang nggak kepilih, padahal bisa saja aku ini berperan jadi ART-nya Ibu Christine Hakim, wkwkkk.
Buat kalian yang belum nonton, wajib banget deh nonton film ini. Dijamin nangis!

0 comments