ASUS All-in-One V400 Series, "Ketika Rumah Menjadi Pusat Segalanya"
Ada fase dalam hidup ketika kita menyadari bahwa teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan teman perjalanan. Ia tumbuh bersama kita, mengikuti ritme hidup yang berubah, dan diam-diam menjadi saksi atas berbagai peran yang kita jalani.
Menjelang tahun 2026, saya merasa hidup berada di titik itu, di mana rumah bukan lagi sekadar tempat pulang, melainkan pusat dari segalanya.
Saya adalah lulusan Sarjana Manajemen Kepariwisataan dari STP Nusadua, Bali. Di masa kuliah itulah, sebuah komputer rakitan seharga kurang lebih tiga juta rupiah menjadi saksi perjuangan saya.
Spesifikasinya sederhana, bentuknya jauh dari kata estetik, dan sesekali harus 'dibujuk' agar mau menyala. Namun dari perangkat itulah tugas-tugas kuliah saya diselesaikan, laporan demi laporan ditulis, hingga akhirnya saya melangkah ke gerbang kelulusan.
![]() |
| Planning Team PKL (TFS) di Basecamp Jimbaran, bermain game jadul di sela-sela membuat laporan penelitian. |
Bagi saya, komputer pertama itu bukan sekadar alat. Ia adalah pintu masuk menuju dunia profesional, meski saat itu saya belum tahu sejauh apa perjalanan akan membawa saya.
Awal tahun 2008, saya memulai karier sebagai Customer Relation Representative di salah satu perusahaan provider telekomunikasi nasional. Di sana, komputer kembali menjadi pusat aktivitas kerja saya, seperti saat masa kuliah dulu.
![]() |
| Momen Hari Valentine 'berbagi coklat dari counter' di kantor pertamaku dulu. |
Bedanya, kini saya berhadapan dengan perangkat perusahaan yang dibeli dengan standar tinggi, yaitu lebih cepat, lebih stabil, dan jauh lebih andal dibanding komputer rakitan sederhana yang pernah menemani hari-hari saya sebagai mahasiswi.
Namun di balik spesifikasi dan performa yang berbeda, tampilannya tetap sama di mata saya. Dia berbadan besar, penuh kabel, dan terasa dingin, lebih seperti mesin kerja daripada sesuatu yang benar-benar hidup bersama penggunanya.
Setahun kemudian, saya berpindah ke salah satu bank swasta, masih di posisi layanan nasabah. Di balik meja Customer Service selama kurang lebih empat tahun, dengan jam kerja normal yang kerap disertai lembur, saya belajar satu hal penting, di mana teknologi yang baik adalah teknologi yang membuat manusia bekerja lebih tenang, bukan justru semakin lelah.
![]() |
| Ketika aku masih menjadi CS counter 8 di salah satu bank swasta Kota Balikpapan. |
Tahun 2013, setengah tahun pasca menikah, saya memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan. Saat itu saya berencana memiliki anak dan memilih fokus pada keluarga. Saya pikir, saat itu hidup akan berjalan lurus dan sederhana. Namun hidup jarang berjalan sesuai rencana.
Setelah resign, saya mulai menulis dan membuat blog. Awalnya, saya hanya membuat blog pribadi, yaitu tentang keseharian, perempuan, dan kehidupan di Balikpapan. Namun tanpa saya sadari, menulis perlahan menjadi ruang bernapas bagi saya. Kebetulan, suami saya saat itu adalah seorang pemilik warnet dan game center, tempat di mana saya kembali melihat betapa teknologi terus bergerak, seringkali lebih cepat daripada manusia yang menggunakannya.
Sebagian besar waktu dalam keseharian saya pun saya habiskan di hadapan komputer operator warnet, bekerja menghadapi pelanggan, sembari mengutak-atik template blog pribadi dan menuangkan berbagai curahan hati di dalamnya.
![]() |
| Game center milikku dan suami dulu. |
Siapa yang bakal menyana, hidup lurus dambaan saya pada akhirnya harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Tepat pada bulan September tahun 2019, hidup saya berubah total. Saya bercerai. Ketika itu anak sulung saya baru berusia lima tahun, dan si bungsu masih satu tahun. Sejak hari itu, saya tidak lagi sekadar seorang perempuan, apalagi seorang istri, tapi saya adalah ibu tunggal, pencari nafkah, sekaligus sandaran emosi bagi dua anak kecil yang belum mengerti mengapa hidup dapat berubah begitu drastis.
Rumah, Pekerjaan, dan Teknologi yang Berubah
Sejak saat itu, rumah saya bukan hanya rumah. Ia adalah kantor, ruang kelas, studio konten, dan tempat saya memulihkan diri.
Sebagai seorang blogger dan konten kreator, saya bekerja dari rumah. Menulis artikel, mengedit foto, membuat konten media sosial, menghadiri meeting online, semuanya dilakukan di satu ruang yang sama dengan suara anak-anak, cucian, dan rutinitas rumah tangga.
Masalahnya, perangkat kerja sering kali tidak ramah terhadap kehidupan seperti ini. Meja kerja penuh kabel, CPU besar memakan tempat, ruangan terasa sumpek, dan energi terkuras duluan sebelum setiap harinya benar-benar dimulai.
Di sinilah saya mulai memahami bahwa di era menuju 2026, kita tidak lagi hanya membutuhkan perangkat yang 'canggih'. Kita membutuhkan perangkat yang menyatu dengan hidup.
Ketika Estetika Menjadi Kebutuhan, Bukan Kemewahan
Pertama kali melihat ASUS All-in-One V400 Series, hal yang paling terasa bukanlah spesifikasinya, melainkan kesan visualnya. Desainnya ramping, bersih, modern, tanpa kesan kaku seperti komputer kantor pada zaman dulu.
Sebagai ibu yang bekerja dari rumah, estetika bukan soal gaya. Estetika adalah soal ketenangan mental. Ruang yang rapi membuat pikiran lebih jernih. Minim kabel membuat meja kerja terasa lega. Dan satu perangkat all-in-one mengubah sudut rumah menjadi workspace yang manusiawi.
ASUS V400 terasa seperti komputer yang memahami rumah modern, yaitu tidak mendominasi ruangan, tetapi hadir dengan tenang.
Layar Besar untuk Banyak Peran
Dalam satu hari, layar yang sama bisa saya gunakan untuk:
- menulis artikel panjang
- mengedit konten visual
- meeting online dengan klien
- menemani anak belajar
- hiburan keluarga di malam hari
Layar besar ASUS All-in-One V400 yang jernih dan nyaman di mata membuat semua aktivitas itu terasa lebih ringan, tidak melelahkan, dan tidak terasa dipaksakan. Bagi saya ini penting karena bekerja dari rumah berarti jam kerja sering kali tidak punya batas yang jelas.
![]() |
| ASUS V400 AiO. |
Performa yang Tidak Ribet, Tidak Drama
Sebagai mantan pekerja layanan publik, saya sangat menghargai sistem yang stabil. ASUS V400 menawarkan performa yang andal untuk multitasking sehari-hari, seperti membuka banyak tab, mengolah dokumen, mengedit konten, hingga video call tanpa hambatan.
Saya tidak membutuhkan perangkat yang berisik atau rewel. Saya membutuhkan perangkat yang bekerja diam-diam, konsisten, dan bisa diandalkan layaknya partner kerja yang dewasa.
Satu Perangkat untuk Satu Keluarga
Sebagai ibu tunggal, setiap keputusan pembelian adalah keputusan jangka panjang. ASUS All-in-One V400 bukan hanya komputer untuk saya, tetapi juga perangkat keluarga yang:
- aman digunakan anak untuk belajar
- nyaman untuk aktivitas kreatif
- cukup kuat untuk kebutuhan kerja
Di masa depan, saya percaya teknologi rumah akan bergerak ke arah itu semua, yaitu dalam satu perangkat dapat memiliki banyak peran dengan minim keribetan.
Menuju 2026: Teknologi yang Lebih Manusiawi
Menjelang tahun 2026, dunia tidak melambat. Hybrid work menjadi standar, rumah semakin multifungsi, dan perempuan, terutama ibu dapat menjalani lebih banyak peran dari sebelumnya.
![]() |
| The Most Aesthetic Workstation. |
ASUS All-in-One (AiO) V400 Series hadir bukan sekadar sebagai workstation, tetapi sebagai bagian dari ekosistem hidup modern. Ia tidak berteriak soal spesifikasi, tetapi berbicara lewat pengalaman yang rapi, efisien, estetik, dan dapat diandalkan.
Bagi saya, teknologi terbaik bukan yang paling mencolok, melainkan yang paling setia menemani hari-hari biasa. Hari-hari seorang ibu, penulis, dan perempuan yang terus belajar berdiri sendiri.
Dan mungkin, itulah makna sebenarnya dari The Most Aesthetic Workstation, yaitu bukan hanya indah dilihat, tetapi juga nyaman untuk dijalani.
ASUS V400 Series, AiO PC terbaik untuk di rumah dan di tempat kerja!
ASUS V400 Series AiO
Spesifikasi Umum
- Prosesor: Didukung oleh prosesor hingga Intel® Core™ i7-13620H Generasi ke-13.
- Memori (RAM): Mendukung RAM hingga 64 GB DDR5.
- Penyimpanan: Menggunakan SSD M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 hingga 2 TB untuk kecepatan baca/tulis yang sangat cepat.
- Ukuran Layar: Tersedia dalam pilihan 23,8 inci (V440VA) atau 27 inci (V470VA).
- Resolusi: Full HD (1920x1080) dengan panel anti-glare.
- Fitur Tampilan: Bezel tipis NanoEdge mencapai rasio layar-ke-tubuh hingga 93%, akurasi warna 100% sRGB, dan sudut pandang lebar 178°. Beberapa model juga menawarkan layar sentuh (opsional).
- Grafis: Menggunakan grafis terintegrasi Intel® UHD Graphics atau Intel® Iris® Xᵉ Graphics, tergantung pada prosesornya.
- Audio: Teknologi audio canggih dengan Dolby Atmos® dan teknologi two-way AI-powered noise-canceling untuk komunikasi yang jernih.
- Konektivitas: Dilengkapi Wi-Fi 6E atau Wi-Fi 7 ultra cepat, serta berbagai port I/O termasuk Ethernet, HDMI-out, USB-A, dan USB-C.
- Sistem Operasi: Umumnya sudah termasuk Windows 11 Home atau Pro.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog "ASUS AiO V400, The Most Aesthetic Workstation" yang diadakan oleh Travelerien.
![]() |
| Lomba Blog ASUS akhir tahun 2025. |







0 comments