-->

Citizen Journalism - Aktivitas Tanpa Batas bersama IndiHome

Ilustrasi
Ilustrasi 'Babi Ngepet'.
Sumber Foto: Desain Pribadi melalui Canva

Pemberitaan mengenai viralnya video 'babi ngepet' membuat hatiku cukup tergelitik, tertawa geli di dalam hati, namun bibir ikut senyum-senyum simpul saja ketika menontonnya.

Bagaimana tidak?

Ketika dengan yakinnya seorang ibu menuduh tanpa bukti kepada salah seorang tetangganya yang diduga melakukan ritual 'babi ngepet' untuk mendapatkan uang.

Akan tetapi, tuduhan tersebut mungkin tak akan menjadi isu sosial yang lucu, jika sang ibu tidak mengatakan alasan yang mendasari dia menduga hal seperti itu telah terjadi di lingkungan kampungnya.

"Dari kemarin sudah saya pantau, Pak, orang ini. Ini dia berumah tangga, dia nganggur, tapi uangnya banyak. Saya sudah lewat rumahnya, udah saya lempari sesuatu di depan rumah biar ketahuan."

Dengan yakinnya si ibu berkata seperti itu kepada setiap orang yang datang guna melihat kehebohan yang dibuat olehnya.

Video viral Bu Mawar (sebut saja namanya seperti itu) pun, tersebar dengan cepatnya ke seluruh penjuru dunia, sehingga berkat keramaian yang telah dibuatnya sendiri, akhirnya beliau menjadi terkenal dan sekaligus menjadi bulan-bulanan massa, khususnya di dunia maya.

Jaman digital sekarang ini kan membuat kita semua menjadi saling terhubung satu sama lain walau berbeda kota, pulau, bahkan negara.

Tapi aku tidak lantas turut serta menjadi 'kaum pem-bully Bu Mawar' juga, karena aku memegang prinsip "everyone makes mistakes".

Walau sempat membuat malu seseorang, namun menurutku sanksi sosial masih terlalu berat untuk menghukumnya, toh tak ada satu orang pun juga yang percaya ketika dia mengatakan itu.

Buktinya aku, sebagai salah satu netizen, yang hanya tersenyum simpul saja di depan layar laptop, sejak pertama menonton cuplikan videonya.

Pengalaman Pribadi

Kalimat yang paling aku tekankan dari sang ibu adalah "banyak uangnya padahal di rumah saja".

Karena pernyataan tersebut mengingatkanku akan keluargaku sendiri di rumah.

"Kamu kan nggak kerja ..."

Begitu sekiranya awal kalimat yang biasanya aku dengar dari bibir ayah atau ibuku, dari dulu hingga akhir tahun 2019.

Bayangkan saja, aku terjun ke dunia blogging itu sejak tahun 2009, dan mulai mengembangkan blog ini sejak tahun 2016, tapi hingga 3 tahun ke depannya pun orang tuaku masih saja beranggapan seperti itu.

Syukurnya aku cukup bisa memaklumi, karena mereka memang hanya tahu bahwa aku di rumah saja, tidak pergi kemana-mana untuk bekerja.

Padahal, walau penghasilanku belum seberapa terlihat oleh mereka, namun selalu ada tanggung jawab yang harus aku selesaikan setelah menerima sebuah job.

Lalu bagaimana kalau tiba-tiba aku memiliki banyak uang karena pekerjaanku ini ya? Mungkin bisa jadi tuduhan 'ngepet' pun diarahkan kepadaku.

Memang minimnya pengetahuan mengenai ragam dunia kerja itu membuat orang lain harus melihat terlebih dahulu apa saja yang dikerjakan oleh orang tersebut, dan kebanyakan dari mereka hanya menilai pekerjaan itu dari segi kerja menggunakan fisik, namun tidak berlaku bagi orang-orang yang bekerja menggunakan otak saja.

Apalagi bagi seorang blogger yang bekerja hanya dari balik layar laptop, tidak perlu beranjak dari rumah.

Awal Mula Menjadi Blogger

Aku adalah seorang penulis fiksi, dimana sejak kelas 4 SD aku sudah suka sekali menuliskan cerita-cerita pendek khas anak-anak.

Masih kuingat jelas, tulisan pertamaku adalah sebuah cerita pendek berjudul 'Sebatang Kara' yang berkisah tentang seorang kakek yang hidup seorang diri di daerah yang sepi, namun baik hati dan mau memberi tumpangan kepada setiap orang yang kebetulan melintas dan sudah kemalaman.

Sampai suatu hari orang-orang tersebut datang semua untuk merayakan natal bersama sang kakek.

Walau gaya bahasanya ketika itu masih sangat berantakan, namun pujian kedua orang tuaku membuat aku tidak berhenti berkarya.

Sampai pada tahun 2006, aku membeli seperangkat komputer rakitan, untuk mengetik skripsi, sekaligus untuk menunjang kegemaranku dalam hal tulis menulis cerita.

Berkat komputer itulah, aku berhasil lulus kuliah dan menerbitkan beberapa ceritaku, baik pendek maupun yang bersambung di tabloid remaja, serta majalah wanita Indonesia.

Sampai pada tahun 2008, aku pun mengenal blog dari salah satu sosial media yang sedang ramai di Indonesia, dan untuk menunjang kebutuhan blogging-ku itu, aku menggunakan layanan internet speedy, keluaran PT Telkom Indonesia.

Kebetulan rumahku memang sudah menggunakan telpon rumah sejak lama, sehingga aku pun tinggal menambah layanan speedy saja untuk kebutuhanku berselancar di dunia maya.

Blogger
Ilustrasi pekerjaanku sebagai seorang blogger.
Sumber Foto: Desain Pribadi melalui Canva

Ketika itu blog yang aku kelola hanya berisi seputar curahan hatiku saja, sekedar menghibur hati karena mendatangkan banyak penyemangat diri dari luar sana, seperti teman-temanku sendiri yang kemudian banyak menanggapi.

Sayangnya blog tersebut hilang bersamaan dengan ditutupnya media sosial yang membawanya, yaitu pada tahun 2009, sehingga aku memutuskan beralih ke blogspot.

Inilah baru dunia blogging yang sesungguhnya aku mulai, dimana aku bisa membuat 'rumah'ku sendiri, dalam artian aku berbagi mengenai diriku dan hal apapun kepada setiap orang yang mampir dengan ciri khasku.

Aku membuat template yang sesuai dengan karakter diriku, lalu aku menuliskan hal-hal apapun yang tak jauh-jauh pula dengan keseharianku.

Berkenalan dengan IndiHome

Sampai kemudian pada tahun 2015, layanan speedy pun berhenti beroperasi, karena PT Telkom Indonesia melakukan penutupan akan layanan internet tersebut, dan menggantinya dengan layanan internet yang baru.

Kebetulan sekali pada tahun yang sama speedy ditutup, aku juga sedang berproses pindah ke rumah yang baru, sehingga ketika itu aku belum sempat bertanya mengenai proses migrasi.

Jadi aku tidak paham apakah saat itu aku bisa langsung migrasi sebagai pengguna lama speedy menuju ke layanan yang baru jika masih berada di alamat yang sama, ataukah aku memang harus registrasi baru.

Speedy di rumah yang lama pun terputus begitu saja, dan berkat kecintaanku akan layanan internet dari PT Telkom Indonesia, aku memutuskan untuk registrasi layanan internet terbarunya yang bernama IndiHome, di rumah yang baru kutempati.

Sekali registrasi kala itu, aku sudah mendapatkan 3 keuntungan, dimana aku langsung dapat layanan telpon, internet, bahkan saluran televisi, sehingga aku tidak perlu repot mencari layanan kabel channel televisi lagi.

Apalagi layanan UseeTV yang ditawarkan oleh IndiHome ini, banyak sekali channel-nya, mulai dari TV lokal maupun TV Internasional, dari tayangan perfilman khusus dewasa sampai ke anak-anak pun ada, serta dari kategori pendidikan maupun kreatifitas juga disajikan di dalamnya.

Selain itu, UseeTV dari IndiHome juga ada program TV on Demand, dimana kita bisa memutar ulang tayangan yang sudah terlewat jadualnya selama 7 hari ke belakang.

Kemudian dengan menggunakan layanan telpon rumah dari IndiHome, aku bisa menelpon gratis ke sesama telpon rumah di seluruh Indonesia. Apalagi kebetulan saat itu papaku rajin menelpon kakaknya yang berada di luar kota.

Namun seiring waktu, aku melakukan migrasi ke layanan double, dengan meng-cut jaringan telpon, karena pada akhirnya kami lebih intens menggunakan internet daripada telpon rumah.

Untuk menelpon pun kami bisa menggunakan salah satu aplikasi di ponsel saja, sehingga aku menaikkan kecepatan internetku hingga 20 Mbps dari yang awalnya hanya 10 Mbps, sebagai pengganti layanan telpon yang sudah aku tutup.

Aktivitas Tanpa Batas Bersama IndiHome

Memasuki awal tahun 2020, situasi dunia sedang tidak kondusif karena wabah penyakit menular yang menyebar dengan sangat cepat.

Pandemi yang pada mulanya belum sampai ke Indonesia, akhirnya memasuki tanah air tercinta ini juga, sehingga menyebabkan negara kita pun terpaksa melakukan lockdown.

Anak-anak sekolah dan para pekerja diharuskan melakukan aktivitasnya dari rumah saja.

Hal itu menyebabkan kebutuhan internet kian meningkat, sehingga aku pun menaikkan kembali kecepatan IndiHome di rumahku menjadi 30 Mbps, dimana kami satu rumah yang berjumlah 7 orang, sudah dapat memanfaatkannya dengan baik dan lancar.

Pokoknya koneksi internetnya IndiHome Mbois banget!

Kecepatan internet wifi 30 Mbps tersebut sudah compatible dengan 7 perangkat di rumah, pas dengan jumlah perangkat yang memang kami gunakan.

Apalagi 5 hari dalam seminggu, dua orang anak di rumah kami melaksanakan pendidikan secara streaming, karena belum diijinkan untuk belajar tatap muka secara langsung di sekolah.

Internet dengan kecepatan maksimal tentu juga sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaanku sebagai seorang blogger, sekaligus micro influencer.

Kedua pekerjaan ini memang sangat berkaitan satu sama lainnya, karena sebagai seorang blogger, kami membantu banyak sekali brand dalam meningkatkan image mereka di mata masyarakat umum.

Tentu saja kedua aktivitas itu sangat memerlukan dukungan internet yang memadai.

Nah, tapi tidak melulu soal pendidikan dan pekerjaan, karena IndiHome juga membantu kami saling terkoneksi satu sama lainnya tanpa mengenal jarak.

Aktivitas Tanpa Batas
Aktivitas tanpa batas bersama IndiHome.
Sumber Foto: Desain Pribadi melalui Canva

Di masa pandemi ini, silaturahmi kita terhadap teman-teman, kerabat dekat, tetangga, bahkan keluarga pun seolah menjadi jauh, karena kita tidak dapat bersua secara langsung, bahkan ketika bertemu pun kita tidak bisa melihat wajah mereka dengan bebas dan tiada kenan untuk berjabat tangan satu sama lainnya.

Namun kendala itu akhirnya terpecahkan oleh dukungan aktivitas tanpa batas melalui jaringan internet yang cepat dan stabil.

Kapan saja kami inginkan, kami tinggal membuka sosial media, aplikasi chatting, serta layanan video call.

Selain itu, kedua orang tuaku yang berusia senja pun sangat menikmati hiburan mereka dengan menonton televisi untuk menyaksikan acara-acara hiburan dan berita kesukaan mereka.

Mereka juga jadi lebih berpengetahuan luas, karena sebagian besar waktu mereka yang di rumah saja, menjadi lebih akrab pula dengan berselancar di dunia maya.

Bahkan sungguh menakjubkan ketika suatu saat mereka berkata padaku sambil menunjukkan sebuah berita di layar ponselnya, "coba lihat ini orang, dengan menjual foto dirinya saja melalui internet, dia sudah bisa dapat uang sejumlah milyaran rupiah."

Wow, orang tuaku menjadi lebih gaul, sehingga aku tak perlu khawatir lagi dipikir 'babi ngepet' kalau mendadak banjir uang karena pekerjaanku yang hanya di depan laptop ini, pikirku sampai nyaris tertawa lepas di hadapan mereka.

Sungguh Aktivitas Tanpa Batas, Internetnya Indonesia ini sangat membantu kami di dunia pendidikan, dunia kerja, dunia sosial, dunia pemberitaan, dunia informasi, serta dunia hiburan.

Hari Pers Nasional 2022

Mungkin dalam hal konten berita dan kode etik jurnalistik, seorang blogger bukanlah bagian dari pers, namun dari segi penyebaran informasi, kami bisa saja termasuk ke dalam bagiannya.

Oleh karena itulah kami memiliki julukan sebagai Citizen Journalism, dimana kami hanya sebagai warga pengumpul berita, kemudian menuliskan dengan gaya kami sendiri dan menyebarkannya lagi.

Jurnalis
Ilustrasi Jurnalis.
Sumber Foto: Desain Pribadi melalui Canva

Berkaitan dengan hari berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946, yang menjadi cikal bakal adanya Hari Pers Nasional, sebagai seorang blogger, aku ingin turut mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional yang ke 76 di tahun 2022 ini.

Teruslah berkarya sahabat-sahabat pers, serta berikan berita aktual dan terpercaya kepada warga dunia, baik melalui media cetak maupun media elektronik.

You Might Also Like

26 comments

  1. Perjalanan panjang mulai dari Speedy sampai Indihome membuat aktivitas tanpa batas bisa dijalani ya Kak Annisa!
    Keren sekali, passion di dunia tulis menulis bisa disalurkan hingga punya blog yang jadi media untuk membagikan informasi bermanfaat bagi masyarakat. Sukses terus ya, Kak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak. Aamiin. Sukses selalu juga buat Mbak ...

      Hapus
  2. Dengan adanya jaringan internet lancar dari Indihome ini, aktivitas kita tanpa batas ya mbak
    Apalagi buat para blogger seperti kita ini

    BalasHapus
  3. Walau mungkin sekarang ini masih ada yang belum tahu apa itu blogger, tapi saat mereka mengetahuinya yang ada jadi ketagihan karena bisa mendapatkan cuan dengan cara yang asik hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, asyik banget, modal curhat melalui tulisan ya?

      Hapus
  4. wah pake indihome ya. Mantap, jaringannya udah cukup luas kan ya. Harganya jg standard si, ga mahal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, harganya murah banget, 500rb 30 Mbps sudah bisa untuk 7 perangkat.

      Hapus
  5. Ini sih mirip pengalaman saya juga. Cuma saya yg julid dan nyinyir itu dari tetangga. Di rumah aja gak kerja dikira punya penghasilan gaib. Hahaha...
    Mereka tidak tahu setelah internet masuk desa, di rumah aja kita bisa produktif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Mbak, karena mereka belum paham dan belum merasakan ya? Nah begitu kenal Aktivitas Tanpa Batas IndiHome ini, pasti langsung paham banget, hehehee.

      Hapus
  6. Alhamdulillah akhirnya orang tua bisa paham dan merasakan manfaat terhubung ke dunia digital lewat indihome ya. Pelan-pelan paham juga walau anaknya di rumah saja, tapi dia tuh "bekerja"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Mbakk ... wah sekarang ortu dikit-dikit searching di google, wkwkwk, mendadak gaul.

      Hapus
  7. gak kebayang saya kalo hidup tanpa internet

    mungkin cari uang harus jualan keluar rumah atau ngantor

    sekarang, cukup memeras otak untuk bikin tulisan yang bagus

    dan provider mumpuni seperti indihome

    BalasHapus
  8. kami di rumah juga pakai indihome, Mba. pakai internet sepuasnya untuk semua keluarga hanya cukup bayar sekali aja setiap bulan

    BalasHapus
  9. Aktifitas menulisnya patut diapresiasi jempol dua, alhamdulillah tersupport dengan dukungan internet IndiHome selalu jaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii, urusan curcol lewat tulisan nomor satu pokoknya ...

      Hapus
  10. Semoga dengan adanya HARI PERS NASIONAL, kita, para blogger, bisa menjadi bagian dari sejarah berkembangnya dunia literasi di Indonesia. Teruslah menulis Mbak Annisa. Semoga bisa terus menebar manfaat bagi orang lain lewat tulisan-tulisan yang berkualitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa Mbak, semoga sukses buat kita semua, para blogger, aamiin.

      Hapus
  11. Aku juga pake indihome di rumah. Ngebantu banget untuk urusan kerjaanku yang dilakukan secara online, siang dan malam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. The best pokoknya yaa baik pagi, siang ataupun malam, heheheee...

      Hapus
  12. Sama mba, saya akhirnya bodo amat dikatain pengangguran, kerjanya cuma rebahan dan nyusahin orang tua oleh orang sejenis bu Mawar. Karena dari keluarga sendiri aja kayak bapak tuh gak paham aku ngerjain apa dan sering dapet paketan 😂 *ini curhat.

    Wah mbanya mulai ngeblog sejak 2006, tapi bener mba saya juga pas awal ngeblog gitu isinya curhatan semua ehehe.

    Nah paket internet IndiHome emang idaman buat ngebantu para blogger dan konten kreator untuk terus berkarya dari waktu ke waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2006 saya mulai kirim-kirim fiksi ke majalah Mbak dan dimuat untuk pertama kalinya di majalah wanita, heheheee. Mulai ngeblognya tahun 2008 di blognya Friendster, trus karena FS tutup jadi beralih ke blogspot pada tahun 2009, sampai sekarang, tapi blog yang beda. Blog yang dari 2009 masih ada tapi nggak diisi lagi, kalau blog yang sekarang lagi dipakai ini baru dibangun sejak tahun 2016, heheheee.

      Hapus
  13. Indihome emang juara sih. Pilihan masyarakat luas. Bikin aktivitas blogger kayak kita bisa sat set sat set. Cepeeeet.. Btw, aku juga punya pengalaman dikatain 'bela-belain perawatan padahal wudhu aja udah cukup' oleh tetangga karena sering kedatangan paket skincare endorsan. Hahaha.. Nggak ngerti aja mereka kerjaan kita ya mbak..

    BalasHapus