-->

In My Way dan Mimpiku Akan Musim Hanami di Tokyo Bareng Traveloka

#LifeYourWay
Ilustrasi.
Desain Gambar: Pribadi

"Kau yang ke sana kemari kau anggap aku tak cukup. Semua kesempatan dan langkah kucoba kau tutup. Kan kubuat jalanku sendiri ... tutur batinku tak akan salah, silakan pergi kutak rasa kalah ..."

Senandungan bait lirik lagu berjudul 'Tutur Batin' yang dinyanyikan oleh salah seorang penyanyi wanita Indonesia ini mewakili sebagian perasaan kita sebagai sosok wanita yang sering kali tak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan.

Sekitar dua puluh tahun yang lalu, aku pernah merasa sangat kecewa karena keinginanku untuk mengambil jurusan sastra Indonesia di Bandung, dipatahkan oleh kedua orang tuaku karena ketidak-percayaan mereka atas langkah yang ingin aku tempuh tersebut.

"Di sana kamu sama siapa? Tidak ada yang ngawasin. Mending kamu ke Bali saja, ambil pariwisata, ikut sama om dan tantemu, biar bisa sering-sering mereka mengunjungimu di kos."

Masih aku ingat jelas kata-kata mamiku ketika itu, dimana di dalamnya mengandung keraguan untuk melepaskanku merantau seorang diri tanpa sanak keluarga.

Padahal, selain Bandung terkenal sebagai salah satu kota pelajar, aku juga sangat menyukai udara kotanya yang sejuk.

Bagiku lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, khususnya kenyamanan diri sendiri, sedangkan aku tidak pernah merasa nyaman hidup dalam kegerahan.

Sementara jika di Bali, meski om, tante, dan sepupu-sepupuku tinggalnya di daerah sejuk, yaitu Ubud, namun jarak dari kampusku ke Ubud itu cukup jauh, sekitar dua jam waktu tempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan, sehingga aku tetap akan kos di Nusa Dua selama perkuliahan.

Kampus pilihan kedua orang tuaku berada di bukit nan terik pada salah satu sudut Kawasan Nusa Dua.

Selain terkesan gersang karena teriknya mentari yang susah ditolerir, di sana juga masih sepi karena belum begitu banyak pemukiman, bahkan hanya ada beberapa rumah kos dan warung makan, ketika itu.

Life Their Way
Life their way. Ketika hidup yang dijalankan sesuai kata orang, maka cita-cita juga tinggal impian.
Desain Gambar: Pribadi

"Tapi bagaimana cita-citaku untuk menjadi seorang sastrawan jika aku harus ke Bali dan mengambil pariwisata?"

Aku masih mencoba untuk mengutarakan pendapatku kepada mereka.

"Sastrawan apa?! Kamu mau ambil Sastra Indonesia cuma untuk menjadi penulis novel? Itu nggak perlu pakai gelar S1 segala. Mending kamu ambil pariwisata, trus masuk ke pemerintahan."

Apalah daya jika orang tua sudah memiliki impian, dimana mimpi itu perlu bantuan sang anak untuk membantu mewujudkannya, sehingga aku tak memiliki pilihan selain patuh pada mereka.

Aku pun menyelesaikan perkuliahanku selama 4 tahun, dimana pada akhirnya aku juga sudah terbiasa dengan lingkungan tempat tinggalku di pulau para dewa itu.

Menjadi penduduk pendatang selama beberapa tahun lamanya, membuatku mulai mencintai Bali, khususnya Nusa Dua, teman-temanku, serta kehidupanku di sana.

Anggapanku pada Bali berubah 180 derajad, karena Bali bukan sebatas bukit nan terik belaka, melainkan paket komplit, tergantung kemana langkah kaki membawamu.

Kalau kau mencari suasana tenang, kau dapat menemukannya, begitupun ketika kau mencari suasana yang riuh dan ramai, kau juga dapat menemukannya, bahkan kawasan terik dan sejuk dapat hidup berdampingan di sana.

Sayangnya lagi-lagi dering telpon orang tuaku ibarat penghantar ultimatum atasan terhadap anak buahnya yang tak terbantahkan lagi.

"Barusan papa sudah transfer uang tiket buat kamu, pulang dulu, kerja, cari duit dulu, nanti balik ke sana buat wisuda saja."

Kebetulan saat itu kampusku hanya mengadakan wisuda setahun sekali di salah satu hotel megah di kawasan Nusa Dua, sementara nilaiku dari seorang dosen killer, baru keluar setelah jadual wisuda tahun tersebut lewat.

Intinya, semudah itu nasib mempersatukan dan memisahkan, aku pulang ke Balikpapan dengan perasaan patah hati karena harus berpisah dari kawan-kawanku selama setahun lamanya, sebelum kami dipertemukan kembali pada moment wisuda.

Just for a moment!

Wisuda STP Bali 2009
Aku dan beberapa kawanku saat wisuda tahun 2009 silam di salah satu hotel (kawasan Nusadua-Bali)
Sumber Foto: Pribadi

Ibarat farewell party, acara wisuda pun menjadi pesta perpisahan kami, karena tiket kepulanganku kembali ke Balikpapan juga sudah dipegang oleh 'kedua komandanku', sehingga sebagai prajuritnya, aku tak memiliki pilihan lain.

In My Way

Baik sejak aku masih kecil hingga remaja, sampai aku telah berumah tangga, keputusan untuk hidupku sendiri pun masih diatur oleh orang lain.

Contohnya aku yang ketika menyadari telah berada dalam pernikahan yang salah, membuatku beberapa kali menyuarakan perpisahan, namun lagi-lagi kakiku dipasung oleh kalimat dari para tetua mengenai pernikahan yang masih seumur jagung.

Padahal, sejak usia 4 bulan pernikahan, aku sudah tak melihat hargaku di mata orang yang pernah mengucapkan janji suci atas diriku di hadapan Allah itu, sehingga aku merasa bahwa lebih baik pergi daripada merasa rendah di dalam rumahku sendiri.

Merenung
Aku di Dermaga Jetz Ski, belakang Plaza Balikpapan.
Sumber Foto: Pribadi

Aku dan mantan suamiku memang menjalani pernikahan tanpa pernah menjalin kasih terlebih dahulu, melainkan hanya berawal dari perkenalan di tempat kerja hingga proses lamar dan pernikahan pun terjadi di antara kami.

Namun siapa yang ingin menikah untuk bercerai kemudian? Siapa pula yang mengetahui dengan pasti seperti apa orang yang ia nikahi sebelum mereka benar-benar telah menjalankan mahligai rumah tangga bersama-sama?

Sampai pada suatu hari, ketika anak keduaku masih berusia 10 bulan, seorang wanita mengaku padaku kalau dia pernah living together bersama ayah dari anak-anakku selama 3 tahun lamanya.

Tepat sudah selama itu pula kami tidak tinggal bersama-sama lagi dalam satu atap, walau masih berhubungan suami-istri seperti biasa, karena dia memutuskan tinggal di ruko, sementara aku di rumah bersama anak-anak.

Wisata Kota Balikpapan
Aku dan anak bungsuku ketika berada di Wisata Wana Desa Bambu Km 15 Kota Balikpapan.
Sumber Foto: Pribadi

Finally, seperti Traveloka yang selalu memiliki rencana dalam setiap perjalanan atau persinggahan, begitu pula aku ketika memutuskan untuk membebaskan diriku dari pernikahan yang terasa fana ini.

Aku pun memutuskan tak perlu memulai pertengkaran lagi, tak ada aduan kepada orang tua lagi, tak butuh mencurahkan hati yang patah kepada para sahabat, juga tak perlu lagi menciptakan drama melalui sosial media.

Berkat air mata yang sudah kering sejak lama, aku memantapkan hatiku untuk membuat keputusan besar di dalam hidup, dengan berpegang teguh pada satu kalimat yang kugenggam erat saat itu, yaitu "This is my way, not the audience's business!".

Bandara Soekarno Hatta
Aku dan kedua anakku di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno - Hatta (Cengkareng).
Sumber Foto: Pribadi

Caraku untuk berbahagia, tak harus selalu sama dengan cara mereka untuk mencari kebahagiaan mereka sendiri.

Menjadi single mom dengan dua orang anak mungkin tidak mudah, tapi bagiku, lebih tak mudah lagi jika aku harus meneruskan pernikahan yang memberatkan hati.

Traveloka

Jalan-jalan alias traveling adalah salah satu hiburan yang bisa kulakukan pasca berpisah dengan ayah dari anak-anakku menjelang akhir tahun 2019 itu, namun melakukan perjalanan bersama anak-anak bukanlah hal yang mudah, kecuali kita memiliki manajemen khusus yang dapat membantu kita untuk merancangnya dengan matang.

Traveling
Aku dan kedua anakku ketika masih di depan rumah dan ketika sudah duduk di dalam pesawat menunggu penerbangan.
Sumber Foto: Pribadi
Berkat Traveloka, aku tak pernah gagal dalam hal ini, karena Traveloka sudah laksana manajer pribadi yang dapat membuat segala perencanaan perjalananku ke depannya menjadi lebih terarah, efektif dan efisien, sehingga budget yang akan kukeluarkan menjadi lebih pasti dan waktu pun tidak terbuang dengan percuma.

Berkat Traveloka pula, kedua orang tuaku bukan hanya mempercayakanku untuk dapat memilih caraku sendiri, melainkan mereka mempercayakanku juga untuk dapat turut merancang liburan mereka di hari tua ini.

Traveloka
Aku di antara Aplikasi Traveloka dan konfirmasi e-mail dari Traveloka.
Sumber Foto dan Desain Gambar: Pribadi

Beberapa bulan yang lalu, papa berkata, "Nis, sudah lama kita tidak bertemu keluarga di Jakarta, kebetulan ada sepupumu juga yang akan berangkat ke Jakarta dari Palangkaraya, sebelum dia pulang ke Jawa untuk bertemu mamanya. Tolong kamu uruskan tiket dan hotel buat kita semua ya?"

"Kita semua?" Tanyaku kembali.

"Ya, kita satu rumah ini, tujuh orang, kan sudah lama kita tidak bertemu sepupu-sepupumu itu." Beliau pun menyakinkan.

Kebetulan selain aku dan anak-anakku, memang masih ada dua orang ponakkanku yang sejak bayi berada di bawah pengasuhan kakek dan neneknya, alias orang tuaku, jadilah kami tinggal serumah bertujuh orang, hehehe.

"Oke papa, rencana keberangkatan tanggal berapa dan penginapan seperti apa yang papa harapkan?"

Aku pun mulai bertindak seperti trip planner profesional terlebih dahulu sebelum mengeksekusi perintah beliau.

"Tanggal kita berangkat adalah 7 Juli 2022, tapi tidak perlu dulu memesan tiket pulangnya, karena belum pasti kita di sana berapa lama. Jangan lupa maskapainya, kamu tahulah maskapai apa yang papa percaya. Jamnya jangan pagi atau kesorean, apalagi kemalaman. Transitnya jangan yang kelamaan ya? Nah, soal hotel, tanyakan saja pada manajernya papa."

Yang dimaksud manajer oleh beliau adalah mamiku, karena mami ini memiliki kesenangan yang lain daripada orang lainnya, dimana jika orang lain saat berpergian keluar kota hanya mementingkan jalan-jalannya saja, namun mami justru sibuk mencari lokasi staycation-nya.

Alasan beliau, "Buat apa kita jalan-jalan, jika sepulang jalan kita tidak dapat menikmati hidup dengan tenteram, indah, nyaman, dan aman? Tempat tinggal itu adalah aspek yang paling penting dalam sebuah perjalanan, apalagi jika kita berpergian dengan anak-anak."

Sebenarnya aku sudah dapat menduga tempat menginap apa yang kira-kira beliau harapkan, tapi aku tetap menanyakannya untuk lebih memastikan lagi.

"Cari suites saja yang minimal ada dua kamar. Jangan hotel biasa, nanti kalau kamarnya terpisah jauh-jauh bagaimana? Jangan lupa, cari yang lokasinya dekat dengan mall atau tempat makan, itu yang terpenting. Cari yang lokasi, kemudian view, serta eksterior maupun interior bangunan-nya juga bagus, supaya bisa memanjakan mata."

Secara panjang lebar beliau mengutarakan keinginan tempat staycation yang diinginkan, seolah-olah aku ini trip planner sungguhan, bukan anak mereka.

Harus sad atau bangga ya sebenarnya? Hehehee ...

Yang jelas, tanpa Traveloka mungkin aku akan menyerahkannya ke travel agent saja, supaya tidak repot.

Maklum, keinginan 'pelangganku yang satu ini' (baca: mamiku), terlalu banyak, tapi pastinya budget yang dikeluarkan akan jauh lebih besar jika menggunakan jasa pihak ketiga.

Selain itu, kita jadi tidak bebas bereksplorasi, karena melalui travel agent, perjalanan terkesan lebih terburu-buru, harus mengikuti jadual mereka jam demi jamnya, dimana kalau kata mamiku "mampir cuma untuk numpang ke toilet, eh sudah dipanggil untuk pergi ke tujuan berikutnya lagi".

Betul juga, sedangkan kadang tujuan kita berpergian, selain untuk jalan-jalan, kita juga butuh waktu untuk bertemu kerabat lama ataupun keluarga.

Logo Traveloka
Sumber Foto: traveloka.com

Pokoknya the best application I ever know deh, tak butuh waktu lama, aku sudah menemukan tiket sesuai tanggal dan maskapai penerbangan yang diinginkan oleh papaku.

Sementara hotelnya, karena sedang kondisi high season, memang agak susah ketika itu, namun itu pun tak sampai dua hari booking tiket maskapai penerbangan, aku juga sudah menemukan penginapan bintang 5 yang sesuai keinginan mamiku dengan harga yang terjangkau.

Ini juga yang membuatku cinta banget dengan Traveloka, yaitu harganya yang jauh banget dari harga ketika kita langsung booking ke hotelnya.

Soal harga yang kompetitif ini, berkaitan dengan pengalaman pribadiku sendiri ketika aku sedang berada di Bali pada tahun 2017.

Saat itu aku yang sedang berada di salah satu mall kawasan Kartika Plaza Kuta, tidak menemukan kendaraan untuk kembali ke penginapan yang berada di Sunset Road, sehingga aku berniat menginap di hotel yang berada di sekitarnya saja.

Kala itu sebenarnya aku sudah membuka aplikasi Traveloka untuk melakukan pemesanan, dan harga yang tertera adalah sekitar 450rb permalamnya.

Sayangnya saat itu aku merasa lebih baik langsung pergi ke hotelnya saja karena memang lokasinya dekat saja, hanya jalan beberapa meter sudah sampai.

Tapi betapa terkejutnya aku ketika tiba di penginapannya, ternyata harganya sekitar 700rb permalam, wah menyesal banget tidak langsung booking melalui Traveloka.

Tak perlu spill hotelnya karena bukan salah hotelnya.

Dia sudah bekerja sama dengan Traveloka, hanya pelanggannya ini saja yang bisa-bisanya lalai menggunakan kemudahan yang sudah disediakan.

Sejak saat itu, Traveloka pun tak pernah lolos dari genggamanku setiap melakukan perjalananku sendiri maupun bersama keluarga.

Liburan 2 Minggu Bareng Traveloka

Liburan cara aku dan keluarga memang beda, tak pernah langsung membeli tiket pulang jika pergi berkunjung ke suatu tempat karena kami tak terlalu suka traveling yang terlalu terburu-buru waktu.

Lagipula selama ada Traveloka, kami tak pernah merasa khawatir tak dapat tempat tinggal ataupun tiket untuk pulang sesuai budget yang kami miliki.

Hanya berbekal aplikasi pada ponsel, kami tinggal scroll atau mencari transportasi, akomodasi, bahkan aktivitas (hiburan) yang kami butuhkan.

Berikut ini adalah kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh Traveloka, yang sebagiannya adalah sesuai pengalaman kami sendiri saat liburan di Jakarta selama dua minggu.

Cool banget ya sampai dua minggu, itu pun karena baru ingat sudah waktunya anak-anak masuk sekolah.

Sangking asyiknya liburan bareng Traveloka.

  • Transportasi

Bukan hanya transportasi melalui jalur udara alias pesawat terbang, melainkan Traveloka juga melayani pembelian tiket kereta api, bus dan travel, JR pass, rental mobil, antar jemput bandara, bahkan quickride.

Kita tinggal memilih armada yang dibutuhkan, lalu menyocokkannya dengan tanggal dan budget yang dimiliki.

Pengalamanku sendiri sih ketika pesan tiket pergi dan pulang antara Cengkareng - Balikpapan, baik tiket pergi ke Cengkareng yang dibeli sekitar seminggu sebelum keberangkatan, maupun tiket pulang ke Balikpapan yang dibeli dua hari sebelum keberangkatan, dapat maskapai, jadual terbang, dan harganya tidak jauh berbeda.

Ini yang buat aku makin cinta, yaitu nggak nguras isi kantong!

Transportasi Traveloka
Berlibur bersama keluarga besar.
Sumber Foto: Pribadi

Untuk metode pembayarannya pun bisa melalui mobile banking, internet banking, ATM, kartu kredit, bahkan transfer melalui dompet digital.

Tergantung kenyamanan masing-masing pelanggan saja. Keren nggak tuh?

  • Akomodasi

Ini ranah mamiku banget, sehingga setiap pencarianku di aplikasi Traveloka, aku tetap harus konsultasi kepada beliau apakah sudah sesuai dengan yang beliau inginkan dan butuhkan.

Hotel Traveloka
Mamiku menemukan suites impiannya di Kawasan Jakarta Selatan.
Sumber Foto: Pribadi

Kebayang nggak sih, kami di Jakarta selama 2 minggu itu benar-benar menikmati liburan kami bersama anak-anak, termasuk soal staycation-nya, karena bukan hanya terpatok pada satu suite, kami berganti tempat bermalam sampai 4 kali!

Bukan karena tidak nyaman, tapi karena kami mencari tempat staycation, sehingga kami merasa rugi banget kalau selama dua minggu berlibur itu, kami hanya tinggal di satu tempat.

Pada artikel sebelum ini, aku sudah sempat menulis ulasan keempat-empatnya sebagai rekomendasi buat para pembaca yang ingin mencari tempat menginap berbintang banyak di ibukota negara juga, yang budget-nya sekitar di bawah dua juta atau di atas dua juta sedikit saja, hehehe.

Boleh deh kubocorin sedikit lagi di sini, yaitu akomodasi yang pertama adalah hotel bintang 5 suite 2 kamar selama 3 malam, kemudian kami pindah ke apartment 3 kamar dengan private lift selama 2 malam, lalu pindah lagi ke hotel bintang 5 suite 3 kamar selama 5 hari, dan yang terakhir adalah hotel bintang 5 suite 2 kamar selama 2 malam.

Semua lokasi akomodasi pilihan kami tersebut kebetulan seputaran Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat saja.

Apartment Traveloka
Aku dan keluarga berada di Apartment 3 Bedroom dengan Private Lift di Kawasan Jakarta Pusat.
Sumber Foto: Pribadi

Begitu mudahnya memiliki manajer pribadi seperti Traveloka bagi kami, berpindah tempat staycation hanya dengan satu kali klik oleh jempol tangan saja.

  • Hiburan

Buat kalian yang sudah memiliki aplikasi Traveloka di ponsel masing-masing, pasti sudah familiar juga dong dengan fitur aktivitas dan hiburan yang dimiliki oleh Traveloka yaitu Xperience.

Nah, melalui fitur ini, kalian tak perlu takut tidak kebagian tiket masuk untuk ke taman hiburan pilihan, karena tinggal kalian sesuaikan saja jadual kalian dengan jadual tiket yang tersedia.

Tentunya lebih banting harga juga dibandingkan langsung beli di tempat.

Seperti aku dan keluarga ketika mau berkunjung ke salah satu taman hiburan baru dan besar di Sentul Bogor, serta saat ingin menikmati salju ala ibukota yang ada di salah satu mall di Kawasan Bintaro.

Xperience Traveloka
Jungle Land Sentul Bogor.
Sumber Foto: Pribadi

Berhubung lokasinya yang sangat jauh dari tempat kami menginap, kami harus memastikan diri terlebih dahulu untuk dapat tiket masuknya dong, agar perjalanan kami menuju sana tidak menjadi sia-sia.

Xperience Bareng Traveloka
Wow, ada salju di Bintaro!
Sumber Foto: Pribadi

Pokoknya benar-benar deh, traveling cara aku ya harus bareng Traveloka, karena tanpamu aku jadi tak tahu arah.

Ce ileh, udah macam orang pacaran dah ya, tapi serius ... aku bakal ragu tuk melangkah lebih jauh tanpa Traveloka yang turut mengiringi perjalananku.

  • Pembayaran Tagihan dan Pembelian

Kebayang nggak sih lagi asyik jalan-jalan, mendadak teringat belum bayar tagihan internet di rumah, kartu kredit pun sudah jatuh tempo, ditambah kartu pasca bayar juga sudah waktunya dibayar, sementara kondisinya sedang jauh dari kota asal atau counter pembayarannya.

Liburan di Jakarta Selatan
Liburan jadi lebih tenang jika pembayaran tagihan juga sudah beres.
Sumber Foto: Pribadi

Nah, Traveloka juga memfasilitasi kita untuk dapat memanfaatkan aplikasinya dalam melakukan pembayaran-pembayaran dan pembelian, antara lain:

1. Pembelian pulsa dan paket internet
2. Pembayaran kartu pasca bayar
3. PLN
4. BPJS kesehatan
5. Telkom
6. PDAM
7. Voucher game
8. Angsuran kredit
9. TV kabel dan internet
10. Kartu kredit
11. PBB
12. Uang elektronik (e-money)

  • Fitur Kemudahan Lainnya

1. Paylater

Jujur guna banget kalau kalian pakai fitur yang satu ini untuk melakukan pembayaran ataupun pembelian.

Ini salah satu kemudahan juga yang ditawarkan oleh Traveloka juga, jika kalian mendesak untuk pulang ke kampung halaman atau berpergian mengunjungi kerabat yang sudah lama tak bersua, namun terhalang biaya, karena Traveloka paylater dapat menjadi solusinya.

2. Panduan Perjalanan

Nah, melalui fitur ini, perjalanan kalian menjadi lebih terarah dan terencana lagi karena kalian bisa memanfaatkan fitur ini untuk mencari tempat-tempat menarik di daerah yang akan kalian tuju.

3. Asuransi

Fitur yang satu ini sangat bermanfaat untuk membuat pikiran kalian lebih tenang saat melakukan perjalanan, karena kalian dapat memilih jaminan asuransi perjalanan untuk membuat perjalanan menjadi terasa lebih nyaman.

4. Budget Planner

Jangan lupa ya untuk merencanakan benar-benar perjalananmu sesuai dengan budget yang kalian miliki.

5. Gift Voucher

Selain bisa membeli produk perjalanan, kalian juga bisa membeli gift voucher dimana voucher ini bisa jadi tanda kasihmu kepada seseorang ataupun untuk digunakan sendiri karena melalui gift voucher, kita juga bisa dapat banyak diskon ekstra saat melakukan pembelian produk perjalanan pada Traveloka.

Traveling Planner
Rencanakan liburanmu dengan baik.
Desain Gambar: Pribadi

Dengan banyaknya kemudahan tersebut, kami sampai keasyikan liburan, bahkan lupa kalau tanggal 18 Juli 2022 anak-anak sudah mulai masuk sekolah, sedangkan kami beli tiket pulang untuk tanggal 19 Juli 2022.

Syukurlah jaman serba digital ini semua hal sudah lebih canggih, sehingga aku langsung teringat untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada guru mereka melalui direct message ponsel, dan alhamdulillah gurunya dapat mengerti atas keterlambatan kami kembali.

Liburan kali itu berkesan sekali karena kami masih diberi usia untuk bisa liburan bersama-sama, beramai-ramai sekeluarga, membawa anak-anak bersuka cita ke tempat-tempat yang tidak bisa mereka temui di kota kami, yaitu salah satunya ya ke musim salju buatan yang ada di bintaro itu, selain mengunjungi taman hiburan baru di wilayah Sentul Bogor juga.

Berpayungkan Sakura Musim Hanami di Tokyo

Kata orang, kenyataan itu berawal dari mimpi atau kata-kata baik, karena mimpi dan berkata baik adalah doa yang pasti didengar oleh Tuhan.

Bagi aku, bunga itu adalah lambang dari kebahagiaan, oleh karenanya ada istilah yang mengatakan bahwa 'hatinya sedang berbunga-bunga' dimana berarti bahwa orang termaksud lagi berbahagia.

Begitupun dengan bunga sakura yang memiliki filosofi kehidupan, dimana ada pertemuan maka ada pula perpisahan, ada kebahagiaan namun ada pula kesedihan, sehingga aku ingin sekali berada di bawah pohon sakura yang bunganya sedang banyak dan mekar-mekarnya, sambil merenungi kehidupanku beberapa tahun terakhir ini.

Musim Hanami Tokyo
Ilustrasi berpayungkan Pohon Sakura saat Musim Hanami di Jepang.
Desain Gambar: Pribadi

Banyak hal kesedihan yang mungkin aku alami, namun tak kurang-kurang aku diberikan anugerah dari yang maha kuasa, pencipta alam semesta ini.

Bunga sakura yang bermekaran ibarat suatu pertemuan yang indah, dimana ia datang hanya setahun sekali selama sekitar dua minggu mekar secara sempurna, untuk kemudian berguguran kembali, sehingga penikmatnya pun harus mengucapkan sayonara terlebih dahulu, hingga dapat bertemu di tahun berikutnya lagi.

Tempat yang paling ingin aku kunjungi untuk melihat keindahan bunga sakura adalah Kokyo Higashi Gyoen (taman bagian timur istana kerajaan), karena selain bisa berpayungkan sakura dan merenungi hidupku sendiri, aku juga dapat membayangkan peristiwa yang pernah terjadi di taman timur istana kerajaan tersebut yang tentunya penuh suka dan duka juga.

Konon kabarnya pada tahun 2023 ini, Musim Hanami di Tokyo akan dimulai pada akhir maret dan akan mekar sempurna pada awal-awal bulan April 2023.

Berkhayal dulu boleh dong, baik untuk keberangkatan tahun 2023 ini, ataupun tahun 2024, masih bisa dipakai, yang penting harus mencoba bikin planning-nya dulu agar pengeluaran perjalanannya jadi lebih terkendali.

  • Pesan tiket pesawat di Traveloka untuk tujuan Jakarta terlebih dahulu untuk keberangkatan tanggal 29 Maret 2022, sekaligus beli tiket penerbangan ke Tokyo untuk keberangkatan 30 Maret 2022, karena berangkat ke Tokyo dari Jakarta jatuhnya lebih murah. Langsung beli tiket pulang untuk tanggal 4 April 2023, karena biaya di Tokyo cukup mahal sehingga perlu direncanakan dengan sangat matang.
  • Menginap semalam di hotel yang dekat dari bandara Soekarno Hatta saja, karena sekitar pukul 07:55 WIB sudah harus berangkat menuju Tokyo, yang waktu tempuh perjalanannya selama kurang lebih 12 jam dengan satu kali transit, sehingga diperkirakan jam 21:50 waktu Tokyo barulah tiba.
  • Sesampainya di Tokyo, langsung melakukan pemesanan mobil antar jemput bandara melalui aplikasi Traveloka untuk menuju hotel bintang 3 di daerah Chiyoda yang sudah aku booking, dimana Traveloka memberi informasi jika lokasinya hanya sekitar 1,7 Meter dari Taman Sakura yang aku tuju dan hotel tersebut mendapat peringkat nilai rata-rata 9 dari para pelanggan yang pernah menginap di sana. Selain itu hanya sekitar 314 meter dari Lidabashi Station sehingga akan mempermudah transportasiku jika ingin berkeliling.
  • Tanggal 1 April 2023, mengenali lingkungan hotel dan sekitarnya di daerah Chiyoda, seperti mencari rumah makan, mini market, dan mengetahui cara pemesanan kendaraan. Jangan lupa stand by suara translate mbah google juga supaya komunikasi dengan orang Jepangnya tetap lancar, hihihii. Apa sih yang nggak bisa dilakukan di jaman digital ini? Rencananya mau naik sky hop on hop off bus yang ada di Chiyoda juga, beli pass-nya ya tinggal klik di fitur Xperience pada aplikasi Traveloka.
  • Tanggal 2 April 2023 mau beli Seibu 1 day pass + nagatoro melalui fitur Xperience pada aplikasi Traveloka juga. Habisnya murah sih, hanya 80rb-an sudah bisa dapat eksplorasi sudut skenik di Kawagoe dan Chichibu, serta bisa mendapatkan pengalaman 4 musim dan ragam budaya di Tokyo sekitar Seibu.
  • Tanggal 3 April 2023, time to sleep under the sakura trees. Kabarnya nih, seputaran tanggal 3 April inilah bunga sakura lagi mekar semekar-mekarnya. Selain bisa menikmati berpayungkan pohon sakura yang bunganya sedang bermekaran, aku bisa jalan-jalan keliling istana timur dan berkunjung ke museum Istana Edo tersebut secara gratis.
  • Tanggal 4 April 2023, pulang ke Jakarta, nginap semalam di hotel murah dekat bandara, dan besoknya kembali ke Balikpapan.

Gimana Guys, mimpiku sangat indah kan? Atau justru sekarang kalian sudah ikut terinspirasi dengan rancangan perjalanan ke Tokyo yang aku buat.

Walau bagi aku masih sebatas mimpi, tapi aku turut senang kok kalau tulisan aku ini dapat membawa kalian sungguh-sungguh melangkahkan kaki ke Tokyo.

Life your way, life my way, free to life our way!

Kita semua selalu punya cara untuk melangkah bareng Traveloka, tanpa ada keraguan lagi bahwa kita tidak dapat menikmati langkah kaki diri sendiri ini.

Free to Life Our Way
Single Mom of 2. Kita semua pasti punya cara untuk menjalankan kehidupan kita sendiri.
Sumber Foto: Pribadi

Yuk, rencanakan liburan di Traveloka !

Hidupmu bukan tergantung apa kata orang, tetapi setiap manusia memiliki intuisi masing-masing, so ikuti kata hatimu, hiduplah dengan caramu, agar segala sesuatunya terasa lebih berarti, #LifeYourWay !






You Might Also Like

17 comments

  1. Awal baca aku langsung ikut nyanyi, dong, hehee...
    Jepang jadi salah satu whislistku juga mbk. Semoga terwujud berpayung sakura bersama Traveloka...

    BalasHapus
  2. Kalau dipikir-pikir, hampir semua orang selalu punya kisah keterbatasan memilih ya, kalau saya, meski ortu membebaskan dalam memilih apapun, termasuk jurusan kuliah, jodoh dll.
    Tapi keterbatasan menghalau dari sisi lainnya.

    Btw, apapun itu, liburan dengan Traveloka memang bikin bahagia :)

    BalasHapus
  3. liburan ke jepang menggoda sekali ya mbak anisa, salah satu wishlistku selain ke korea nih

    BalasHapus
  4. Saya juga mauuuuu hehehehe
    Kemanapun jadilah, wisata ke Bali, Lombok apalagi Jepang

    Dan karena tabungan saya belum cukup, bisa pakai Traveloka Paylater ya?

    BalasHapus
  5. Saya belum menggunakan Traveloka lagi sejak pandemi. Tetapi, pengalaman saya menggunakan Traveloka memang memuaskan. Cara booking hingga pembayarannya gak membingungkan. Makanya puas banget

    BalasHapus
  6. Perjalanan hidup yang... berat pastinya. Tapi keren, Mbak bisa melaluinya dengan baik. Kebahagiaan terpancar sekali sekarang di wajah Mbak. Anak-anak juga pastinya lebih bahagia ya daripada harus melihat orang tua yang sudah tidak bisa saling mengasihi. Aamiin, semoga impiannya bareng Traveloka terwujud, ya. :)

    BalasHapus
  7. My dream list saya juga ini Mbak Annisa. Jepang sudah lama jadi impian traveling saya. Banyak keindahan yang bisa dinikmati di negara ini. Semoga doa Mbak Annisa dan saya diijabah oleh Allah SWT.

    BTW, saya juga pengguna aktif aplikasi TRAVELOKA. Baik untuk penerbangan maupun untuk hotel. Tak pernah menggalami hambatan saat menggunakan aplikasi ini. Referensinya juga bagus-bagus dan memudahkan kita untuk bertransaksi.

    BalasHapus
  8. Benar kak Nisa, berbahagia itu cuma kitanya sendiri yang tahu, dan tentunya beda dong sama orang lain.
    Maka wujudkan impianmu kak, bareng Traveloka.. SemangatCiee šŸ˜˜

    BalasHapus
  9. Tetap semangat Mbak... Salut dengan semua keputusan yang diambil termasuk risiko yang dijalani setelahnya. Berbagai masalah kita hadapi memang membutuhkan healing yang tepat ya. Traveloka membawamu ke sana... Semoga bahagia bersama dua buah hatinya

    BalasHapus
  10. Ke rumah Oshin ya ampun Jepang memang mempesona apalagi Disney di Jepang. Traveloka membantu rencanakan liburan jadi terwujud

    BalasHapus
  11. Traveloka membantu kita lebih muda merencanakan liburan impian ya mbak
    Jepang memang asik buat berlibur

    BalasHapus
  12. Kalau trip plannernya anak sendiri kan bisa nego hehehe... seneng ya akhirnya bisa menentukan sendiri langkah ke depan mau seperti apa.

    Semoga Maret tahun depan bisa terwujud ya keinginannya untuk terbang ke Jepang dan menikmati keindahan musim hanami

    BalasHapus
  13. Setuju mbak kita sendiri yang punya dan jalani hidup tentunya dengan cara kita sendiri juga, jadi deh bahagia selalušŸ¤©

    BalasHapus
  14. Nyenengin banget ke Tokyo sambil hanamian, mba. Apalagi pas musim semi liat bunga cantik2 mekar bikin hati bahagia. Moga tripnya segera terwujud ya mba

    BalasHapus
  15. Enaknya ya kalau jalan jalan ke Tokyo pakai traveloka. Semuanya dipermudah. Apalagi pakai cara sendiri yang bikin nyaman keluarga. Seru

    BalasHapus
  16. Bener banget, kalau gak ada Traveloka, ya paling kita serahin ke travel agent yaa. Dengan adanya Traveloka gini terbantu banget. Tiket pesawat, hotel, bus, atraksi, hingga makanan, bisa diakses semua dari satu aplikasi.

    BalasHapus
  17. Wah ending nya bikin mupeng, aku juga pengen deh jalan jalan ke jepang. Apalagi ada Traveloka yang serba ada bisa semua bukan hanya tiket pesawat. Jadi lebih mudah menuju holiday impian ya

    BalasHapus