Bukan hanya pantai, melainkan alam dan udaranya. Sumber Foto: Pribadi |
Suatu hari, mamiku alias neneknya anak-anak berkata, "Kamu selalu pergi membawa anak-anak bersama Daddy mereka, tidak bertanya dulukah, apakah Daddy-nya itu sudah menikah lagi atau belum?"
Saat itu aku hanya tersenyum sinis, karena aku tipe yang sedikit arogan, merasa tak perlu mengetahui bagaimana kehidupan dia sekarang.
Bagiku, masih bisa berhubungan baik dengannya demi anak-anak kami saja sudah lebih dari cukup.
Karena sesungguhnya aku melibatkan kepentingan pribadiku dalam hal ini, yaitu sekedar ingin membuat anak-anakku senang.
Jadi apa yang tidak bisa aku berikan pada mereka, dapat aku berikan kepada mereka melalui Daddy-nya.
Sebagian orang mungkin saja berpikir, wah kami bisa jalan bareng lagi karena masih ada cinta.
Padahal, justru karena sudah tiada rasa, maka kami bisa agak santai berhubungan demi anak-anak.
Tapi ya aku merasa tak perlu mengetahui tentang dia lebih dari sebelumnya juga.
Ada atau tidaknya wanita lain dalam hidupnya kini, bukan menjadi urusanku, dan aku juga tak begitu ambil pusing dengan urusan perasaannya orang lain, selayaknya dahulu juga tiada yang menjaga hati dan pikiranku.
Ya kalaupun ternyata, seharusnya ada perasaan seseorang yang harus dijaga dari pihaknya, it's not my business, but hims!
Kecuali seseorang yang di sampingku merasa keberatan, baru menjadi urusanku.
That's me!
Obrolan santai antara aku dan JiEm (neneknya anak) itu terjadi hanya karena beliau melihat aku akan pergi menemani anak-anak untuk jalan bersama Daddy-nya lagi.
Anak-anak sebagai penyemangat jiwaku sehingga tak sempat tumbang. Sumber Foto: Pribadi |
Ok, forget it!
Aku memang belum bisa mempercayakan anak bungsuku untuk pergi bersama sang Daddy tanpa kehadiranku.
Julukan orang rumah terhadap si bungsu saja adalah 'anak kesayangan maminya'. Hehehee ...
Padahal bukan seperti itu, aku juga sayang sekali dengan si sulung, tapi aku sudah lebih percaya dia, dimana dia tak akan mudah dipengaruhi dan mampu menjaga dirinya sendiri di kala Daddy-nya sedikit lalai.
Soalnya si Daddy ini tak pernah mengurus, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya sendiri sejak mereka bayi. Sama sekali tidak pernah. Seperti yang sempat aku ceritakan juga sebelumnya kalau dia tidur di ruko, sementara di rumah hanya ada aku dan anak-anakku.
Tak berbedalah dengan kondisi saat ini, dimana kami telah berpisah, yaitu dia hanya datang untuk membawa kami pergi keluar rumah.
Itu yang membuatku merasa harus ikut ketika si Daddy ingin membawa si bungsu juga serta.
Aku saja sering kewalahan ketika pergi berdua dengan si bungsu, apalagi orang yang tidak pernah sama sekali mengurus bayi dan balita?
Kebetulan si bungsu juga terlihat happy saat bepergian bersama sang Daddy dan si sulung butuh ke salon untuk merapikan rambutnya, okelah, cuzzz kita pergi.
Setelah anak sulungku siap dengan rambut barunya, Daddy-nya bertanya, "Yuk, kemana sudah kita?"
Anak cantikku ketika nyalon. Sumber Foto: Pribadi |
Aku pun menyarankan untuk membawa anak-anak ke pantai kota yang baru-baru ini didekorasi untuk tujuan wisata, dan dia setuju. Walau kami sempat agak kecewa ketika hujan turun rintik demi rintik saat kendaraan baru keluar dari parkiran mall, tapi alhamdulillah semesta merestui.
Saat tiba disana, kami hanya sempat diberi setetes dua tetes rintik hujan sebagai penyambutan, setelahnya cuaca cerah.
Aku dan kedua anakku, ketika kami baru tiba di kawasan wisata Pantai Kilang Mandiri. Sumber Foto: pribadi |
Balikpapan yang berdasarkan rangkuman dari wikipedia, dulunya bernama Billipapan atau Balikkappan (logat Banjar), dimana namanya berasal dari suku asli kota ini yaitu Suku Paser Balik dengan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun, adalah kota yang sebagian wilayahnya merupakan daerah pesisir.
Oleh karena itu, dari Bagian Timur, Barat, hingga ke Selatan, Kota Balikpapan memiliki pantai yang masing-masingnya mempunyai daya tarik sendiri.
Nah, dua pantai di bawah ini adalah pantai kota yang cukup recommended di Balikpapan.
Pantai Kilang Mandiri
Pantai ini terletak tepat di seberang lapangan merdeka di dekat bundaran, di belakang penginapan Wisma Kilang.
Ketika kendaraan kami masuk ke parkiran Wisma Kilang, kami membayar parkir sebesar Rp.3000,- pada seseorang yang sudah berjaga di depan.
Setelahnya, untuk masuk ke kawasan pantai dan kafe di dalam, pengunjung dibebankan biaya karcis sebesar Rp.5000,-/orang, sebagai kompensasi diberikan air mineral botol berukuran kecil kepada setiap pengunjung yang datang.
Awan gelap menyambut kedatangan kami. Sumber Foto: Pribadi |
Alhamdulillah pada akhirnya, mereka bisa juga menikmati pasir pantai dan angin laut di bawah cuaca yang cukup mendukung. Sementara maminya, sedang terpesona dengan warna-warna cerah, payung-payung dan lampu-lampu yang kini turut menyempurnakan suasana pesisir.
Lumayan juga buat mereka yang menyewa wisma karena suguhan view-nya menarik.
Kemudian buat spot foto dan anak-anak bermain pasir di tepian, cukup asyik, tapi konon katanya kondisi dataran pada wilayah pesisir tersebut landai sehingga saat kondisi laut pasang, agak khawatir jika anak-anak nekad berenang.
Kami tidak pernah datang kemari pada pagi hari, jadi kurang tahu sih kondisi surutnya seperti apa. Tapi memang semakin ke arah Melawai sana, kondisi dasar pantainya saat surut jauh lebih rendah banget dibandingkan jalan raya, sehingga pada sore hari pantainya sama sekali tak tampak.
Walaupun begitu, anak-anak sangat menikmati suasana itu.
Aku membiarkan anak-anak quality time bersama Daddy-nya saja, sementara aku bersantai di sofa pantai yang kami sewa seharga Rp.50.000,- sepasangnya sudah dengan payung pantainya.
Kami dapat payung yang bagus banget, terkesan elegan, tapi latar payung warna warni di belakang kami juga dapat membuat foto ini tampak ceria.
Sayang sungguh sayang, payung di belakang kami sudah pada tertutup karena sebagian besar pengunjung bubar jalan ketika hujan mulai turun tadi. Siapa sangka cuaca kembali cerah.
Anak-anak ketika masih pemanasan, sebelum candu terhadap pasir pantai. Sumber Foto: Pribadi |
Kebetulan konsepnya saat ini adalah Mini Bali di Balikpapan, hehehe, jadi terkesan unik dari pantai lainnya di sini.
Maka dari itu, tak heran juga ketika aku menampilkan fotoku di sini pada WA story, salah seorang sahabatku saat masih ngampus di STP Nusadua, bertanya tentang keberadaanku, padahal aku tidak sedang berkunjung ke Bali.
Pelukanmu adalah yang terbaik, Sayang. Sumber Foto: Pribadi |
Di samping itu, lokasi ini juga sering dipakai untuk acara pernikahan, sehingga ketika sedang ada acara maka pengunjung tanpa undangan tidak diijinkan masuk.
Sebelum aku dan si Daddy menikah dahulu, saat nongkrong di sini, kami juga sempat bertanya pada pemilik kafe.
Kalau tidak salah sewa tempatnya berkisar 3 Juta Rupiah dulu. Memang tidak begitu mahal saat itu, tetapi setelah banyak pertimbangan, kami memutuskan untuk mengadakannya di gedung saja.
Anak sulung kami juga sudah pernah dibawa kemari ketika usianya masih 3 tahun. Kebetulan saat itu adik sepupu perempuan Daddy-nya pun menikah di sini.
Aku yang masih menggenggam erat tangan si bungsu, sementara si sulung sudah asyik dengan pasir. Sumber Foto: Pribadi |
Aku sengaja tidak menampilkan foto-foto ayahnya anak-anak lagi ke dalam tulisanku ini, ataupun pada sosial media pribadiku, walau aku ada mengambil beberapa moment antara ayah dan anak-anak itu.
Aku mengambil fotonya hanya agar anak-anakku punya koleksi foto bersama ayahnya juga.
Tapi biarkanlah gambar-gambar yang menghiasi beranda blog pribadi maupun sosial mediaku saat ini dan masa ke depannya, adalah kamu yang sedang bersemayam di hatiku, bukan dia yang telah tersingkir dari hati ini sejak lama. Sedap!
Titi saat mengamati Cicinya bermain pasir. Sumber Foto: Pribadi |
Cici, panggilan anak sulungku oleh adiknya ini, pulang ke rumah dengan membawa cerita manis soal pantai, membuat kedua sepupunya di rumah ikut merengek untuk dibawa pergi juga.
Oleh karena itu, keesokkan harinya, dua orang ponakkanku pun dibawa menuju pantai juga oleh papa mereka, sayangnya hujan deras justru mengguyur Kota Balikpapan.
Cuaca Kota Balikpapan memang tak menentu akhir-akhir ini. Setelah cerah malah turun hujan lebat, namun sesudahnya cerah kembali.
Sedih sekali karena cuaca cerah tiba ketika hari sudah sore banget, sehingga para ponakkanku gagal sama sekali untuk menikmati panorama pantai.
Pantai Kemala Balikpapan
Pantai ini kami kunjungi lusa setelah hari dimana aku dan kedua anakku berkunjung ke Pantai Kilang Mandiri itu.
Terlihat Borneo Bay Apartment di kejauhan. Sumber Foto: Pribadi |
Awalnya sih aku berniat membawa anak-anak ke pantai yang sama, karena para ponakkanku belum sempat menginjakkan kaki di sana. Apalagi saat mereka pergi kemarin, hujan malah turun dengan sangat deras.
Tapi apa boleh buat, Pantai Kilang Mandiri menuliskan pesan pada sisi jalan masuknya bahwa mereka tutup selama dua hari, yaitu tanggal 6 dan 7 Januari 2022. Mungkin sedang ada pembersihan area kali ya?
Akhirnya, karena khawatir mereka semua kecewa, aku pun mengusulkan agar pergi ke Pantai Kemala saja.
Lokasi yang bagus untuk melihat sunset. Sumber Foto: Pribadi |
Tiket masuk ke pantai ini untuk kendaraan roda 4 adalah sebesar Rp.15.000,-, tapi tidak dibebankan biaya perorang lagi.
Kondisi Pantai Kemala masih jauh lebih alami dibandingkan Pantai Kilang Mandiri, dalam artian belum terjamah oleh tangan manusia perihal tata ruang, alias masih berupa ruang yang disajikan langsung oleh alam.
Saat kami datang, sedang ada pelatihan bagi polisi junior. Sumber Foto: Pribadi |
Ada beberapa kafe di sana, tapi lokasinya tidak terlalu dekat dengan bibir pantai, dan terdapat pembatas yang cukup tampak, sehingga sepanjang pantai terlihat luas dan bersih dengan pasir putihnya yang terhampar di hadapan.
Selain itu, datarannya yang rata dan cukup tinggi, membuat kondisi airnya saat pasang, tidak begitu dalam bagi anak-anak yang ingin menikmati berenang di lautnya.
Cukup jauh dari pantai, anak-anak masih dapat berenang dengan aman. Sumber Foto: Pribadi |
Maklum, maminya ini kadang lebih mementingkan spot foto, sementara anak-anak lebih pandai menemukan kepuasan batin mereka.
Tapi tergantung selera sih. Untuk pantai kota yang notabene dekat dari mana-mana ini, Pantai Kemala sangat rekomen juga bagi yang pengen cemplang-cemplung, foto-foto cantik di alam, juga bermain pasir.
Mereka sangat menikmati hari dengan aktivitasnya masing-masing. Sumber Foto: Pribadi |
Pasirnya masih putih bersih, air lautnya pun cukup jernih. Di Pantai ini juga masih bisa kita temukan kerang, keong, rumah-rumah kepiting, bahkan anak kepiting sedang berenang.
Semoga banyak warga yang juga ikut melestarikan, tidak menyakiti hewan-hewan kecil di tepi laut begini, agar tetap lestari.
Cici juga menemukan kerang kepah, beberapa kulit kerang, lalu kulit keong, serta beberapa batu kali.
Cici menemukan kerang kepah (gambar kiri) dan sebongkah batu (gambar kanan). Sumber Foto: Pribadi |
Pantai kota yang bersih, aman dan nyaman ini, khusus buat kalian yang ingin 'mantai' tapi tak mau jauh-jauh berpergian dari pusat kota.
Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan dan kelestariannya ketika kalian berkunjung ke sini.
He visited the beach for the first time. Sumber Foto: Pribadi |
Baru saja pulang dari pantai, Cici sudah bertanya lagi, "Mami, bolehkah besok kita ke pantai lagi?"
Tapi syukurlah dia tidak menagih janji itu, karena sudah dua hari ini Kota Balikpapan diguyur hujan yang sangat deras.
Pokoknya buat kalian, kalau mau berplesiran ke Pantai Kota Balikpapan, dua kawasan pantai ini bisa menjadi tujuan.
Dokumentasi mereka selama berada di Pantai Kemala. Sumber Foto: Pribadi |